Komoditas

Ini Dia Tips Trading Komoditas yang Perlu Diketahui

Sumber: Unsplash

Ajaib.co.id – Mengembangkan modal melalui komoditas, seperti minyak bumi, batu bara, logam mulia, dan sawit, susah-susah gampang karena ada banyak pertimbangan yang mesti dilakukan untuk bisa cuan. Bukan hanya penilaian kinerja saja, seperti penghitungan beban-beban, pendapatan laba, tetapi juga harus memperhatikan nature komoditas yang bergerak dalam siklus naik dan turun.

Siklus tersebut membuat komoditas sempurna sebagai aset trading dan kurang cocok sebagai investasi jangka panjang. Bedanya dengan saham Consumer Goods, secara jangka panjang saham-saham Consumer Goods bertumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah populasi. Sedangkan saham-saham komoditas harganya mondar-mandir saja di kisaran harga tertentu.

Jika trading dilakukan dengan benar, dalam siklus ekspansi komoditas kamu bisa trading dan cuan berkali-kali dalam periode waktu cukup panjang. Ekspansi adalah istilah ekonomi untuk rally panjang kenaikan harga.

Membicarakan periode yang cukup panjang, siklus ekspansi komoditas bisa berlangsung beberapa bulan bahkan bisa lebih dari satu tahun lho! Contohnya lihat saja MEDC, INDY, MDKA, dan ALKA ketika harga acuan komoditasnya masing-masing mengalami rally. Trading komoditas jika dilakukan dengan benar dapat menghasilkan pundi-pundi yang tak sedikit.

Contoh saham-saham komoditas

  • MEDC adalah saham perusahaan minyak yang cukup erat kaitannya dengan perubahan harga minyak mentah. Misalnya saja delapan hari lalu kesepakatan OPEC+ soal kebijakan produksi membuat harga minyak jenis Brent turun 1,32% dibandingkan pekan lalu, kini minyak mentah diperdagangkan US$ 72,62/barel. Berbarengan dengan turunnya harga minyak Brent, saham MEDC juga terkoreksi 1,75%.
  • ANTM adalah perusahaan emas dan logam lainnya yang mengalami rally kuat sepanjang tahun 2020. ANTM melesat dari Rp 374 per saham menjadi Rp 3120 dalam waktu satu tahun saja sepanjang pandemi. Maklum emas adalah aset safe haven/lindung nilai ketika krisis terjadi.

Itu baru dari minyak bumi dan emas, masih ada komoditas lain seperti alumunium, nikel, timah, batu bara, minyak sawit, pulp kertas dan jagung. Bahkan Lo Kheng Hong, sang legenda pasar saham Indonesia, mengaku cuan luber dari saham-saham komoditas seperti INKP, AALI, INDY, TINS dan lainnya.

Momen trading komoditas tidak selalu ada, hanya ketika siklusnya ekspansi saja. Sambil menantikan dan menjalami ekspansi harga-harga komoditas pasca Covid-19, kamu bisa bisa persiapkan diri agar bisa cuan beruntun di saham-saham komoditas.

Prakata

Sebelum kita mulai, penting adanya untuk diketahui bahwa tips di bawah ini diperuntukkan bagi trader saham komoditas dan bukannya trader bursa futures.

  • Komoditas memiliki pengertian bahan-bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang-barang jadi. Komoditas utamanya terdiri dari energi, logam, pertanian, hewan ternak.
  • Energi misalnya minyak, gas alam, batu bara, ethanol dan uranium. Komoditas energi adalah bahan mentah dalam jumlah terbatas untuk menghasilkan tenaga listrik. Energi surya adalah pengecualian karena sumber listrik ini tersedia melimpah secara gratis dari Tuhan, tak diperjual-belikan. Tak perlu diperhatikan semua, cukup minyak, gas alam dan batubara saja.
  • Logam misalnya logam mulia seperti emas, perak, platinum dan paladium, dan juga logam industri seperti bijih besi, timah, tembaga, alumunium, dan nikel. Yang paling signifikan adalah emas, timah, nikel dan alumunium.
  • Pertanian misalnya sawit, jagung, gandum, gula, kapas dan karet. Kamu bisa perhatikan karet dan sawit saja.
  • Hewan ternak misalnya ayam, namun harga ayam diatur secara lokal sesuai supply dan demand di dalam negeri dan tidak terpengaruh harga acuan globalnya. Jadi untuk sektor unggas dimasukkan ke dalam kategori barang konsumsi dan bukannya komoditas.
  • Karena sifatnya yang volatil alias mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup ekstrim, maka sebaiknya portofolio kamu tidak seluruhnya berisikan saham komoditas. Oleh karenanya komoditas sering disebut sebagai aset diversifikasi saja dan bukannya aset jangka panjang.
  • Kamu bisa pisahkan akun saham untuk trading dan investasi untuk tidak mengaburkan tujuan finansial kamu.

Tips Trading Komoditas

  • Pantau Harga Acuan Komoditas

Aturan paling pertama untuk trading komoditas dengan benar adalah dengan memahami harga acuannya. Jadi kenaikan harga acuan komoditas akan mempengaruhi laba perusahaan. Maka ketika harga minyak naik, laba akan terkerek dan kemungkinan besar harga saham perusahaan minyak juga ikut naik.

Harga acuan komoditas berubah-ubah secara konstan disebabkan oleh perubahan supply dan demand di seluruh dunia. Misalnya saja pada April 2020 harga minyak dunia sempat jatuh ke titik nol alias gratis!

Karantina global gegara pandemi Covid-19 rupanya telah menyebabkan permintaan minyak turun, diperparah dengan aksi para short trader di pasar futures yang menyebabkan harga minyak jatuh ke level terburuk sepanjang sejarah.

Harga saham-saham minyak tidak lantas jadi nol juga saat itu, tapi kenaikan harga minyak yang berangsur-angsur membaik telah membuat saham-saham komoditas mulai dilirik kembali.

Nah, kamu bisa cek harga-harga komoditas secara singkat di Ajaib lho! Kamu tinggal buka di bagian search, lalu pergi ke Indeks, lalu di bagian bawah kamu bisa temukan harga-harga komoditas.

Kamu bisa pertama perhatikan harga minyak. Sejak 2017 harga minyak biasa diperdagangkan di atas $30 per barrel karena biaya produksi adalah sekitar $15-20an per barrel, informasi ini mesti dicocokkan kembali karena data penulis tentang biaya produksi adalah data sebelum pandemi.

Jika minyak naik di atas $50 per barrel maka kemungkinan besar harga batubara juga akan naik lebih dari $80 per metrik ton karena batubara pada dasarnya adalah alternatif energi yang murah. Harga minyak kemudian akan mendorong harga komoditas energi lainnya seperti sawit dan saham pendukungnya seperti perusahaan alat berat seperti HEXA dan UNTR.

Efek kenaikan harga minyak akan memberikan efek domino pada industri lain mulai dari batubara dan sawit, industri infrastruktur batu bara, infrastruktur alat berat, shipping company, dan lainnya. Kamu bisa lakukan riset sendiri di tahun 2016-2017 saat siklus komoditas rally. Kamu bisa buat daftar saham-saham komoditas apa saja yang mengalami kenaikan luar biasa saat itu.  

  • Pelajari fundamentalnya sekilas

Meski kamu sedang trading, tapi karena rally harga saham komoditas bisa berlangsung berbulan-bulan maka kamu sebaiknya beli yang berkualitas. Minimal ukurlah kinerja secara singkat dari labanya. Karena perusahaan yang dikelola dengan baik masih bisa membukukan laba meski harga komoditas jatuh.

Kamu bisa cek kinerja secara singkat dari fitur Key Statistics di Ajaib. Di sana kamu akan temukan berbagai ukuran kinerja seperti ROE, DER dan lainnya. Jangan takut kamu tidak bisa membacanya, ada tombol “!” yang jika diklik berisikan informasi cara membaca rasio-rasio kinerja tersebut.

  • Pasang Oscillator di Grafikmu

Sebagaimana harga acuannya, saham-saham komoditas juga bergerak dalam siklus naik dan turun. Bedanya dengan saham consumer goods, secara jangka panjang harga saham consumer terus meningkat meski bergejolak naik-turun dalam jangka pendek. Sedangkan saham komoditas seperti ELSA atau TINS bolak-balik saja di kisaran harga tertentu.

Karena harga komoditas bergerak dalam siklus, maka kamu wajib pasang oscillator seperti RSI, Stochastics, William %R atau MACD. Gunanya adalah untuk melihat kapan harga saham jenuh jual/oversold atau jenuh beli/overbought.

Kamu bisa cek oscillator di timeframe Weekly (1W) dan Daily (1D) untuk kemudian trading secara harian dan keluar-masuk market selama berbulan-bulan.

Kamu wajib pelajari analisa teknikal khususnya teknik Swing Trading dan Intraday Trading untuk bisa mengendarai saham-saham komoditas selama beberapa bulan ke depan. Selalu ingat untuk membeli di support dan jual di resistance agar kamu cuan! Bukan sebaliknya!

  • Hindari panic buy karena FOMO

Ada hype tersendiri yang akan kamu rasakan selama trading saham komoditas, beberapa saham bisa auto reject atas (naik 25% dalam sehari) selama berhari-hari. Semua forum membicarakannya, dan market pre-opening menggila. Ketika hal ini terjadi selalu ingat mantera ini:

  • DYOR (Do Your Own Research)

Kamu sebaiknya melakukan analisa mengenai saham-saham yang hendak kamu beli dan hindari ikut-ikutan beli. Jika tak mampu melakukan analisa, kamu bisa baca analisa saham yang tersebar di internet. Ajaib juga menyediakan lho di bagian Edukasi.

Tindakan Panic buy ketika sebuah saham sedang ramai dibicarakan telah terjadi sejak lama. Mereka yang panic buy seringkali berakhir nyangkut di harga pucuk, istilah untuk itu adalah FOMO (Fear Of Missing Out) alias takut ketinggalan. Kamu bisa berakhir cutloss jika terus-terusan FOMO.

  • Money Management
  1. Sebaiknya pisahkan akun saham invest dan trading, menyatukan kedua akun akan mengacaukan rencana finansial kamu.
  2. Setelah itu batasi jumlah saham yang akan di-trading-kan maksimal 10 saham dalam satu portofolio. Membatasi jumlah saham akan memberikan cuan lebih besar bagi kamu daripada memiliki 100 saham namun dengan lot-lot kecil dalam sebuah portofolio.
  3. Batasi kerugian 10% dari modal.
  4. Trading gaya Swing lebih disarankan. “Cuan-cabut” di pagi hari yang memanfaatkan efek pre-opening akan memberikan keuntungan tipis dan sering, namun seluruh keuntungan dapat tercabut dalam satu kesalahan saja. Trading swing berkali-kali memberikan lebih banyak keuntungan daripada sekedar cuan-cabut yang memanfaatkan “tarikan pagi”.
  • Hati-Hati dengan Volatilitas

Volatilitas adalah gejolak harga yang ekstrim, dan volatilitas adalah umum terjadi di pasar komoditas. Namun ada satu komoditas yang volatilitasnya luar biasa dengan rasio beta rata-rata di atas komoditas lainnya. Komoditas tersebut adalah natural gas/gas alam.

Sumber: PillartoPost.org

Kamu harus punya perut yang kuat untuk bisa tahan diajak roller coaster saat trading PGAS karena saham PGAS mengacu pada komoditas gas alam yang berfluktuasi kencang. Trading PGAS sebaiknya dilakukan oleh trader dengan pengalaman dan kemampuan analisa yang kuat. Jika dilakukan dengan benar, trading PGAS akan memberikan cuan yang bisa bikin kamu liburan keliling Eropa.

Cara-cara di atas telah teruji oleh penulis saat trading saham komoditas seperti INDY, INCO, TINS, TKIM, INKP, ANTM dan MDKA di tahun 2016-2017, dan 2020. Akan tetapi pembaca dibebaskan memodifikasi gaya trading di luar yang disarankan sesuai kehendak pribadi.

Artikel Terkait