Saham

Alasan Saham Tins Bisa Jadi Pilihan Tepat Investasimu

Alasan Saham Tins Bisa Jadi Pilihan Tepat Investasimu

Ajaib.co.id – Ketika kita bicara saham logam dan timah, pasti terbesit Saham TINS dari perusahaan PT Timah. Sedikit kilas balik mengenai PT Timah Tbk (TINS) ini mewarisi sejarah panjang usaha pertambangan timah di Indonesia yang sudah berlangsung lebih dari 200 tahun. Hingga hari ini, 10 Juni 2020, harga saham TINS berada di level Rp590, turun 2,48% dibanding hari sebelumnya.

Sejarah Saham TINS hingga Resmi Dinasionalkan

Di masa kolonial, pertambangan timah di Bangka ini dikelola oleh badan usaha pemerintah kolonial Banka Tin Winning Bedrijf atau BTW. Di Belitung dan Singkep, perusahaan ini dikelola oleh perusahaan swasta Belanda, yaitu Gemeeenschappelijke Mijnbouw Maatschappij Biliton (GMB) dan NV Singkep Tin Exploitatie Maatschappij (NV SITEM).

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, ketiga perusahaan Belanda tersebut dinasionalisasikan antara tahun 1953-1958 menjadi tiga Perusahaan milik Indonesia secara terpisah. Di tahun 1961, dibentulah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah) untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan tersebut. Kemudian, di tahun 1968, ketiga perusahaan tersebut dan BPU digabung menjadi satu perusahaan dengan nama Perusahaan Negara (PN) Tambang Timah.

Status PN Tambang Timah

Status PN Tambang Timah dan Proyek Peleburan Timah Mentok diubah menjadi bentuk Perusahaan Perseroan (Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Tambang Timah (Persero).

Namun, sejak tahun 1985, industri timah dunia mengalami krisis dan mengakibat hancurnya the International Tin Council (ITC). Hal ini juga membuat TINS melakukan perubahan mendasar untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di mana, perusahaan tersebut melakukan restrukturisasi dalam kurun waktu 1991-1995, mulai dari program-program reorganisasi, relokasi Kantor Pusat ke Pangkalpinang, rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang produksi, serta pelepasan aset dan fungsi yang tidak berkaitan dengan usaha pokok perusahaan.

Restrukturisasi Berhasil Membangkitkan TINS

Melakukan restrukturisasi bukanlah hal yang sia-sia, karena berkat strategi inilah perusahaan berhasil memulihkan kesehatan dan daya saing, serta menjadikan PT Timah layak untuk diprivatisasikan sebagian. Di mana, PT Timah (Persero) Tbk melakukan penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia dan internasional, dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan the London Stock Exchange pada tanggal 19 Oktober 1995. Sejak saat itu, saham PT Timah dimiliki masyarakat dalam dan luar negeri sebanyak 35% saham, dan 65% sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.

PT Timah, Penghasil Logam Timah Terbesar

Saat ini, PT Timah dikenal sebagai perusahaan penghasil logam timah terbesar di dunia dan sedang dalam proses mengembangkan usahanya di luar penambangan timah dengan tetap berpijak pada kompetensi yang dimiliki dan dikembangkan.

Tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten sektor Pertambangan dengan Sub-Sektornya Logam & Mineral Lainnya Tanggal IPO 19 October 1995 dan Jumlah saham TINS beredar 7,447,753,454 lembar / 7.45 M lembar, dengan kapitalisasi dengan harga saham Rp7.75 T. Pemegang saham di atas 5% Indonesia Asahan Aluminium (65%) dan Masyarakat (35%)

Emiten pertambangan milik negara, PT Timah Tbk ini juga berhasil mengantongi laba bersih atau dana segar Rp1,19 triliun dari emisi obligasi dan sukuk ijarah yang akan digunakan perseroan untuk membayar utang jangka pendek dan pemenuhan belanja modal 2019. perseroan mendapatkan dana segar Rp880,00 miliar. Nilai itu berasal dari Obligasi Berkelanjutan I Timah Tahap II Tahun 2019.

Rekomendasi Saham Analis Terkait Saham TINS

Berdasarkan informasi yang dikutip dari Kontan.co.id Jakarta , PT Timah Tbk telah mengurangi volume ekspor timah ke pasar global. Hal ini dilakukan untuk mengangkat harga timah dunia. Dalam forum Asia Tin Week 2019 di China September 2019 lalu, Direktur Utama TINS Riza Pahlevi menyebut pihaknya akan melakukan kebijakan efektivitas dan efisiensi pada operating cost, terutama menahan volume ekspor.

Perusahaan ini juga berencana mengurangi ekspor timah hingga akhir tahun ini dengan harapan harga timah dunia dapat terkerek ke kisaran US$ 20.000 per ton.

Beberapa analis menilai langkah TINS yang mengurangi ekspor guna menaikkan harga timah dunia sudah cukup tepat. Di mana, Dessy Lapagu, Analis Samuel Sekuritas meagatakan, TINS memegang peran penting terhadap pasar timah dunia. Sehingga, langkah mengurangi supply akan cukup berdampak pada pergerakan harga komoditas global. Selain itu, Dessy juga mengatakan, penurunan volume ekspor timah dapat dikompensasi dengan potensi kenaikan harga timah dunia, sehingga bisa menguntungkan produsen domestik yang berperan sebagai eksportir.

Selain itu, Sukarno Alatas, sebagai Analis OSO Sekuritas juga menilai, langkah TINS mengurangi volume ekspor timah secara bertahap akan berdampak baik bagi harga timah untuk jangka panjang. Namun, pengurangan ekspor timah juga berpotensi mengganggu kinerja TINS.

Meski dari sisi harga saham TINS dinilai masih cukup menarik karena saham TINS diperdagangkan pada PE -2STDV. Dessy merekomendasikan untuk hold terhadap saham TINS. Sebab, minimnya sentimen dari sisi sektoral membuat pergerakan harga TINS cukup melemah. Samuel Sekuritas juga memasang target fundamental saham TINS sebesar Rp1.775 per saham dan merekomendasikan untuk wait and see saham TINS. Sebab, TINS berpotensi tertekan oleh harga komoditas timah yang belum kembali ke jalur uptrend.

Nah, tertarik membeli saham TINS? Apapun pilihan dan analisis saham TINS menurut kamu, jangan lupa untuk beli saham kamu melalui Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa melihat beberapa berita terbaru mengenai saham, sehingga membantu kamu memilih saham dengan tepat. Selain itu, Ajaib juga memungkinkan kamu untuk membeli saham secara online, kapan dan di mana saja. Yuk beli saham kamu sekarang di Ajaib.

Artikel Terkait