Analisis Saham, Saham

Saham BUMI Bangkit di Tahun 2022, Bagaimana Kinerjanya?

Ajaib.co.id – Dulu pernah jadi salah satu saham blue chip dan dijual di level Rp8.000-an, tapi sekarang saham tersebut pernah tertidur nyenyak di angka Rp50an pada 2021. Ada yang bisa nebak saham apa? Benar sekali, saham BUMI Resources yang merupakan perusahaan pertambangan di Indonesia.  Meski begitu, di tahun 2022 ini, saham PT BUMI Resources Tbk kembali menunjukkan eksistensinya. Saham BUMI hari ini, 23 Desember 2022 berada di posisi Rp168 per lembar saham.

Mengenal Saham BUMI

Saham BUMI merupakan salah satu perusahaan pertambangan besar di Indonesia. Perusahaan yang merupakan bagian dari Bakrie Group dan masuk dalam jajaran saham B7 (Brothers 7) terkenal sebagai produsen batu bara termal terbesar di Indonesia. Perusahaan ini bahkan terdaftar di Bursa Efek London. BUMI fokus di bidang eksplorasi dan eksploitasi endapan batu bara, meliputi pertambangan batu bara dan kegiatan eksploitasi minyak. 

Perusahaan memiliki empat bisnis utama yaitu: pertambangan batu bara (eksplorasi dan eksploitasi endapan batu bara) termasuk penambangan dan penjualan batu bara, pelayanan (pemasaran dan pelayanan manajemen), migas meliputi eksplorasi migas, dan emas, yang meliputi eksplorasi emas.

BUMI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 1990 pada Papan Pengembangan di harga IPO Rp4,500 sebanyak 10 miliar lembar saham. Per 23 Desember 2022 ini, saham BUMI berada di level Rp168/lembar. Kapitalisasi pasarnya pun hanya 63.495.895 Juta. Saat ini total saham BUMi yang beredar sebanyak 486.744.000 lembar saham dengan komposisi publik sebesar 75.21%, disusul HSBC Fund A/C Chengdong  10.32%, NBS Clients 9.11%, dan Watiga Trust Ltd 5.36%.

Satu hal yang menarik dari BUMI saham, Lo Kheng Hong yang merupakan bapak value investing Indonesia pernah memilikinya. Jika berdasarkan harga jualnya dan kapitalisasi pasarnya, saham BUMI sudah bisa dipastikan saham gorengan dan harus dihindari investor jangka panjang. Namun, bagaimana dengan kinerja dan kondisi keuangannya? Mari kita bedah saham favorit BEI satu ini di bawah.

Kinerja Keuangan 

Mengingat saham BUMI bergerak di sektor pertambangan batu bara, sudah bisa dipastikan kinerja keuangannya tertekan karena harga batu bara yang anjlok di tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan 2020 yang diakses melalui BEI, perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 21,81% secara yoy dari US$751 juta ke US$581 juta. Menurunnya pendapatan diperparah dengan kenaikan beban bunga dan keuangan mencapai 30,49% menjadi US$165,50 juta. Meski begitu, di Q3 2022 ini, pendapatan BUMI meningkat yaitu US$1.394 juta.

Komponen Laba September 2019 ($ Juta) September 2020($ Juta) September 2021($ Juta) September 2022($ Juta)
Pendapatan  751 581 666 1.394
Laba Bersih 76 -137 104 225
Aset 3700 3400 4223 4544
Ekuitas 486 426 646 1092
Liabilitas 3100 2900 3577 3451

Selanjutnya, mari kita beralih ke rasio keuangan saham BUMI di bawah ini:

Rasio September 2019 September 2020
ROA 2,04% -4,02%
ROE 12,96% -32,19%
NPM 8,28% -21,82%
GPM 23,18% 5,93%
OPM 10,1% -23,3%
DER 5.3 7.0

Rasio keuangan saham BUMI jauh dari kata sehat, bahkan pencapaian rasio keuangan di tahun lalu sangat jauh lebih baik dibandingkan tahun ini. Hal ini tercermin pada rasio return yang turun, di antaranya ROA -4,02% dan ROE -32,19%, padahal ROA dan ROE adalah indikator yang menentukan apakah perusahaan bisa memanfaatkan investasi dan asetnya untuk menghasilkan keuntungan secara efisien. 

Rasio profitabilitas saham BUMI juga sangat tidak baik, NPM nya yang -21,82%, GPM nya yang anjlok -17,25% ke 5,93%, serta OPM nya yang kini di level -23,3%. Rasio ini mengindikasikan perusahaan tidak menjalankan perusahaan operasi secara efisien. Sederhananya, rasio keuangan saham BUMI sangat buruk.

Riwayat Kinerja

Komponen CAGR 2017-2020
Laba Bersih -86,3%
Pendapatan 47,63%
Total Aset 5,76%

Pertumbuhan kinerja keuangan saham BUMI selama 4 tahun kurang baik, terlebih pada komponen laba bersih. CAGR perusahaan di komponen tersebut -86,3%. Ini artinya perusahaan terus mengalami kerugian setiap tahunnya. Sementara, CAGR pendapatan  dan total aset berada di level 47,63% dan 5,76%. Ini mengindikasikan perusahaan masih mampu meningkatkan pendapatan dan total aset di setiap tahunnya.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

Sebagai salah satu indikator penting dalam fundamental perusahaan, dividend berfungsi untuk mengukur bagaimana perusahaan mampu menyisihkan laba untuk investor. Namun, selama 11 tahun ke belakang, saham BUMI belum pernah membagikan dividen sepeserpun ke investornya, terakhir BUMI membagikan dividen adalah di tahun 2011. Hal ini tentu membuat investor ragu akan fundamental perusahaan. 

Puasanya pembagian dividen BUMI disebabkan karena manajemen harus membayar utang beserta bunga setiap tahun. Manajemen juga menyebutkan berjanji akan memberikan dividen pada 2023 setelah mendapatkan izin dari kreditur atau setelah perusahaan membayarkan 80% dari total utang. Tentunya hal ini membuka harapan bagi investor lama dan menjadi pertimbangan bagi investor yang memutuskan untuk membeli saham $BUMI.

Tahun Dividen Tunai Jenis
2011 14,31 (IDR) Final
2010 41,78 (IDR) Final
2009 27,68 (IDR) Final
2008 50,60 (IDR) Final
2007 11,00 (IDR) Final
2007 33,00 (IDR) Interim
2007 33,00 (IDR) Interim
2006 16,00 (IDR) Final
2005 10,00 (IDR) Final
2005 5,00 (IDR) Interim

Riwayat Harga Saham BUMI

Kinerja saham BUMI terlihat mengalami peningkatan berdasarkan harga BUMI yang kian membaik sejak Juli 2022. Di mana, pada tahun 2021, BUMI hanya memiliki harga di bawah Rp100 per lembar saham. Di bawah ini adalah riwayat harga saham BUMI sejak 2021 hingga 2022.

Tanggal Terakhir Pembukaan Tertinggi Terendah Vol. Perubahan%
01/12/2022 171 185 186 162 486,74M -6.04%
01/11/2022 182 186 198 168 51,11B -3.70%
01/10/2022 189 136 199 135 88,90B +37.96%
01/09/2022 137 180 246 127 142,29B -18.45%
01/08/2022 168 113 184 100 108,42B +48.67%
01/07/2022 113 67 122 62 69,02B +68.66%
01/06/2022 67 59 75 55 42,52B +15.52%
01/05/2022 58 61 63 53 18,68B +3.57%
01/04/2022 56 57 73 53 33,46B -1.75%
01/03/2022 57 51 63 50 49,77B +5.56%
01/02/2022 54 76 89 54 11,06B -28.95%
01/01/2022 76 67 81 58 7,85B +13.43%
01/12/2021 67 67 74 63 3,96B +1.52%
01/11/2021 66 71 78 63 6,68B -8.33%
01/10/2021 72 66 102 65 28,07B +9.09%
01/09/2021 66 54 71 53 9,49B +22.22%
01/08/2021 54 57 58 52 3,52B -5.26%
01/07/2021 57 60 62 55 4,39B -5.00%
01/06/2021 60 61 66 57 9,46B 0.00%
01/05/2021 60 63 69 59 4,79B -4.76%
01/04/2021 63 60 67 59 4,64B +6.78%
01/03/2021 59 62 77 58 12,61B -3.28%
01/02/2021 61 67 76 55 18,37B -14.08%
01/01/2021 71 72 156 70 28,26B -1.39%
Tertinggi: 246 Terendah: 50 Selisih: 196 Rata-Rata: 87 Perubahan%: 138

Selama 2 tahun terakhir, harga saham BUMI tertinggi berada di level Rp246 per lembar saham. Sedangkan harga terendahnya ada di angka Rp50 per lembar saham.

Prospek Bisnis BUMI

Harga Bumi Resources saham kembali naik di tengah kabar kinerja keuangan yang membaik. Pada perdagangan saham 29 November 2022, harga saham BUMI ditutup menguat 3,35% ke level Rp 85 per saham. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga saham BUMI terakumulasi turun 3 poin atau 1,60%. Namun secara year to date atau sejak awal tahun, harga saham BUMI sudah meroket 176,12%.

Bersamaan dengan lonjakan harga saham BUMI, manajemen perusahaan juga memoles kinerjanya. Di mana, utang BUMI yang sempat menggunung, kini hampir lunas. Vice President Investor Relations & Chief Economist BUMI, Achmad Reza Widjaja juga telah memaparkan bahwa sejumlah langkah yang ditempuh BUMI untuk menggenjot restrukturisasi dan pelunasan utang.

Jumlah utang BUMI sempat menggunung hingga US$ 4,3 miliar pada tahun 2017. Pada tahun ini (2022), BUMI pun telah melunasi Tranche A/B/C CVR. BUMI memiliki OWK sebesar US$ 166 juta yang akan jatuh tempo pada Desember 2024. Kemudian, masuknya Grup Salim membuat neraca keuangan BUMI semakin sehat.

Kemudian, BUMI pun melakukan private placement atau non-preemptive rights (NPR) senilai US$ 1,6 miliar. Aksi korporasi ini dilakukan pada 18 Oktober 2022. Sehari berikutnya, BUMI melakukan pembayaran utang PKPU.

Langkah berikutnya, BUMI akan merilis 27,48 miliar saham baru seri C senilai total Rp2,20 triliun untuk melunasi utangnya. Dengan skema private placement, saham baru seri C itu akan dialokasikan bagi OWK, salah satunya China Investment Corporation (CIC).

Private placement pada harga Rp80 per saham itu akan menempatkan CIC sebagai investor strategis BUMI dengan porsi kepemilikan 10,75%. Pemegang OWK akan mengkonversi haknya pada 5 Desember 2022, sehingga BUMI akan terbebas dari utang.

Rekomendasi Saham

Cheryl Tanuwijaya, selaku Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas melihat prospek harga saham BUMI akan kembali terangkat ketika terbebas dari utang. Pasalnya, selama ini beban utang yang menggunung menjadi sentimen negatif, dan membuat investor khawatir masuk ke saham BUMI.

Cheryl pun merekomendasikan buy untuk saham BUMI dengan target harga Rp210. Pelaku pasar disarankan stop loss jika saham BUMI ambles menembus harga Rp 178 per saham.

Nah, jadi apakah kamu tertarik untuk menjadi salah satu investor BUMI? Jika iya, kamu bisa membeli saham BUMI melalui aplikasi Ajaib. Di Ajaib, kamu bisa dengan mudah melakukan transaksi saham, kapan dan di mana saja. Di Ajaib juga kamu bisa dengan mudah memulai investasi saham hanya dengan modal mulai dari Rp100 ribu.

Selain saham BUMI, kamu juga bisa memilih transaksi saham lainnya sesuai dengan strategi yang kamu ambil. Kamu pun bisa mendapatkan layanan premium lewat layanan Ajaib Prime. Dengan Ajaib Prime, kamu bisa mendapatkan akses eksklusif mulai dari konsultasi portofolio, promo spesial, bebas biaya broker, dan masih banyak lagi. Jadi tunggu apalagi? Mulai investasi kamu sekarang juga di Ajaib.

Artikel Terkait