Saham

Kilau Emas dan Emiten Emas di Tahun 2021

Ajaib.co.id – Emiten emas mendadak jadi salah satu favorit investor Indonesia pada tahun 2020. Saham PT Antam Tbk (ANTM) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) meroket pesat dan memberikan keuntungan berlipat ganda bagi para pemiliknya.

Bagaimana dengan emiten emas di tahun 2021? Apakah kinerja yang gemilang itu akan terus berlanjut? Kita akan mengupasnya dengan tuntas dalam artikel ini.

Mengapa Berinvestasi pada Saham Emas?

Tahukah kamu, banyak investor saham dunia memilih untuk berinvestasi pada saham emas daripada membeli emas itu sendiri. Salah satu contoh yang paling mencolok ketika investor legendaris Warren Buffett membeli saham perusahaan tambang emas Kanada, Barrick Gold, pada tahun 2020 lalu dalam rangka bersiap-siap menghadapi market crash.

Emas merupakan aset yang berfungsi sebagai pelindung kekayaan sejak zaman dahulu kala. Ketika seorang investor membeli saham emiten emas, ia mengharapkan operasional perusahaan akan tetap tangguh dalam kondisi krisis berkat fungsi emas tersebut.

Dengan berinvestasi pada emiten emas, kita bisa memperoleh perlindungan dari gejolak ekonomi tanpa perlu membayar selisih harga jual/beli emas batangan (spread) yang biasanya sangat mahal. Modal awal untuk membeli saham emas juga lebih ekonomis daripada emas batangan.

Di sisi lain, investor berharap akan mendapatkan dividen dari laba perusahaan dan capital gain dari pertumbuhan harga saham ke depan. Kita hanya bisa memperoleh dividen dan capital gain dari saham emas, dan bukan dari emas batangan yang baru akan memberikan keuntungan setelah bertahun-tahun ke depan.

Prospek dividen dan capital gain yang besar itu pula lah yang mendorong investor Indonesia berbondong-bondong memborong saham ANTM dan MDKA pada tahun 2020 lalu. Meskipun aksi beli investor mulai surut pada awal tahun 2021 ini akibat IHSG yang terkoreksi cukup dalam, tetapi optimisme investor terhadap prospek emiten emas masih sangat tinggi.

Faktor yang Menggerakkan Harga Saham Emas

Dari ulasan di atas kita dapat menyimpulkan tiga faktor utama yang menggerakkan persepsi investor hingga dapat mendorong harga saham emas naik atau turun. Ketiga faktor tersebut adalah:

  1. Harga emas: Harga saham emiten emas merupakan proxy dari harga emas. Ketika harga emas naik, harga saham emiten emas juga akan cenderung meningkat karena pendapatan perusahaan yang lebih tinggi berpotensi memberikan laba dan dividen lebih besar pula bagi investor.
  2. Kondisi makroekonomi: Ketika terjadi krisis, permintaan terhadap emas akan meningkat. Lagi-lagi, hal ini akan menguntungkan bagi perusahaan emas. Sedangkan ketika kondisi ekonomi bagus, permintaan emas juga tidak akan jatuh drastis karena logam mulia ini tetap dibutuhkan sebagai cadangan bank sentral, perhiasan, dan bahan baku industri.
  3. Kondisi fundamental perusahaan: Sebuah perusahaan emas tentu punya lini bisnis lain, misalnya seperti ANTM yang juga menggarap tambang nikel dan MDKA yang juga menambang tembaga. Kedua perusahaan itu ikut mengangkut perak pula dari “ladang” masing-masing. Ragam lini bisnis ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan lebih besar dibanding berfokus pada emas saja, jika dikelola dengan tepat.

Intinya, harga emas termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham emiten emas. Namun, harga emas bukan satu-satunya faktor.

Umpamanya jika harga emas naik tapi perusahaan memiliki strategi bisnis atau manajemen yang buruk, maka laba perusahaan maupun harga sahamnya kemungkinan tetap jatuh. Sedangkan jika harga emas datar-datar saja tapi perusahaan punya strategi ampuh, laba bisa jadi justru meningkat.

Prospek Harga Emas dan Saham Emas Tahun 2021

Banyak analis yang memprediksi harga emas akan terus bullish. Ketika keresahan pandemi COVID-19 berhasil teredam oleh penemuan vaksin, harga emas memang turun dari puncak tertingginya. Tapi, ada banyak faktor yang mendukung kenaikannya lagi di masa depan.

Beberapa faktor pendukung kenaikan harga emas itu antara lain:

  1. Produksi emas global kemungkinan melambat akibat pandemi COVID-19, sedangkan permintaannya naik karena makin banyak orang mencari safe haven untuk mengamankan kekayaan mereka.
  2. Inflasi global kemungkinan meningkat akibat peluncuran stimulus fiskal dan moneter besar-besaran oleh berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, akan ikut menaikkan harga beragam jenis komoditas.
  3. Pelemahan kurs dolar AS yang menjadi mata uang utama dalam perdagangan global, dapat mendorong kenaikan harga emas dan komoditas lain sebagai penyeimbang.

Jadi, masih ragukah kamu tentang seberapa cemerlangnya emas ke depan!? Ditinjau dari segi fundamental, harga emas bisa terus berkilau. Prospek emiten emas bahkan jauh lebih gemerlap, karena bukan hanya terdongkrak oleh harga emas saja.

Prospek PT Antam Tbk (ANTM) terdongkrak oleh keikutsertaannya dalam holding BUMN Baterai serta statusnya sebagai salah satu produsen nikel top Indonesia. Nikel merupakan komponen utama dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik, sedangkan Indonesia termasuk salah satu penghasil nikel terbesar dunia. Dapat dibayangkan betapa cemerlangnya outlook ANTM seiring dengan makin meluasnya penggunaan kendaraan listrik di dunia.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) berusia jauh lebih muda daripada ANTM, tidak terlibat maraknya nikel, dan belum pernah membagikan dividen. Jadi, kenapa harga saham emiten emas ini juga ikut naik?

Banyak analis menilai MDKA termasuk growth stocks, yaitu saham-saham yang berasal dari perusahaan sedang berkembang, memiliki profitabilitas bagus dan berpotensi tumbuh pesat kelak. Belum beri dividen sekarang pun tak masalah, karena laba perusahaan dikerahkan untuk ekspansi agar bisnis makin besar.

Saham emiten emas jelas layak untuk dikoleksi dalam portofolio. Akan tetapi, perhatikan juga aspek kehati-hatian dan diversifikasi. Investor direkomendasikan untuk berinvestasi pada beberapa saham dari sektor berbeda dalam portofolio, bukan hanya pada satu sektor saja. Hal ini penting untuk mengurangi risiko seandainya terjadi situasi tak terduga di masa depan. 

Artikel Terkait