Investasi

Kupas Tuntas Capital Gain vs Dividen: Pilih Mana?

Capital gain dan dividen

Ajaib.co.idDividen dan Capital gain merupakan dua sumber keuntungan bagi investor saham. Seorang trader biasanya mengincar capital gain, sedangkan investor, lebih memilih saham dengan dividen tinggi. Jadi, capital gain vs dividen mana di antara keduanya yang lebih baik? Simak penjelasannya.

Pengertian

Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang timbul ketika saham dijual dengan harga lebih tinggi dari harga belinya. Jadi, ada dua prasyarat penting agar seseorang dapat memperoleh capital gain. Pertama, ia harus sudah menjual saham yang dimilikinya. Kedua, saham tersebut dijual dengan harga lebih tinggi dari harga beli. Apabila saham dijual kembali dengan harga lebih rendah, maka akan menghasilkan “capital loss” bukannya capital gain.

Contohnya, seseorang membeli saham Bank Jatim (BJTM) sebanyak 50 lot pada harga 505 per lembar. Karena satu lot memuat 100 lembar saham, maka ia membutuhkan modal minimal sebesar (505x100x50 = Rp2.525.000). Beberapa hari kemudian, harga saham BJTM meningkat sampai 525 per lembar. Apabila ia menjualnya pada tingkat harga ini, maka akan memperoleh seluruh modal awalnya ditambah capital gain sebanyak (20x100x50 = Rp100.000).

Pemerintah mengenakan pajak penjualan saham sebesar 0.1 persen yang akan berlaku pada setiap transaksi jual, tidak peduli apakah penjualan itu menghasilkan keuntungan ataupun kerugian bagi investor. Namun, pendapatan dari capital gain tidak akan dikenai pajak lagi.

Dividen

Dividen adalah bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang sahamnya. Pembagian dividen dilakukan secara rutin setiap periode tertentu, seperti setiap tahun atau enam bulanan, berdasarkan jadwal yang ditentukan pada rapat umum pemegang saham (RUPS).

Contohnya seorang investor membeli saham Bank Jatim (BJTM) sebanyak 50 lot pada harga 505 per lembar sebelum cum date (tanggal terakhir untuk pembelian saham yang akan diberikan dividen). Karena satu lot memuat 100 lembar saham, maka ia membutuhkan modal minimal sebesar (505x100x50 = Rp2.525.000). Beberapa hari kemudian, Bank Jatim membagikan dividen sebesar Rp48,20 per lembar. Dividen ini akan memberikan pendapatan bagi investor sebanyak (48,20x100x50= Rp241.000) sebelum pajak.

Setelah menerima dividen, investor akan tetap memiliki saham BJTM. Ia dapat memilih untuk mempertahankan (hold) saham BJTM hingga pembagian dividen lagi tahun depan, ataupun menjualnya untuk memperoleh capital gain.

Dividen tidak selalu dibagikan dalam bentuk uang tunai, melainkan juga dapat diberikan dalam bentuk saham (dividen nontunai). Investor yang mengharapkan dividen juga menghadapi risiko tersendiri apabila perusahaan ternyata tidak membagikan dividen sama sekali, karena perusahaan tidak berkewajiban untuk membagi dividen setiap periode.

Perusahaan dapat menunda pembagian dividen apabila sedang membutuhkan laba untuk ekspansi lebih lanjut atau membayar tanggungan utang.

Pemerintah membebankan pajak sebesar 15% untuk pendapatan dividen. Dividen tunai akan dipotong pajak secara otomatis sebelum masuk ke rekening investor.

Baca juga: Untuk Investor Pemula, Ini Beda Capital Gain dan Dividen

Perbandingan Capital Gain vs Dividen

Dari pembahasan ini, kita dapat menyimpulkan beberapa poin penting yang membedakan capital gain dan dividen. Antara lain:

1. Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari transaksi jual/beli saham, sedangkan dividen berasal dari pembagian laba perusahaan.

2. Capital gain dapat diperoleh kapan saja, sedangkan dividen hanya akan diperoleh berdasarkan jadwal tertentu.

3. Capital gain tidak dikenai pajak, sedangkan pendapatan dividen tergolong objek pajak.

4. Capital gain pasti berupa uang tunai, sedangkan dividen dapat berupa nontunai.

Nah, setelah mengetahui semua ini, mana yang lebih baik antara capital gain dan dividen? Keduanya sama-sama baik. Hanya saja, kita perlu menyesuaikan target keuntungan dengan jangka waktu investasi kita. Trader yang memperjualbelikan saham dalam jangka pendek biasanya mengincar capital gain saja. Sedangkan investor yang berorientasi jangka panjang dapar menargetkan dividen dan capital gain sekaligus.

Bagaimana jika trader ingin mengincar dividen dan capital gain sekaligus? Bisa atau tidak? Ya, tentu saja bisa. Tapi hal itu berisiko tinggi.

Seseorang tidak harus memiliki saham selama setahun sebelum memperoleh dividen. Ia dapat membeli saham tepat pada cum date (tanggal terakhir untuk pembelian saham yang akan diberikan dividen). Namanya telah dicatat sebagai salah satu calon penerima dividen pada keesokan harinya (ex date), sehingga ia dapat segera menjual kembali saham tersebut.

Eksistensi peluang ini mengakibatkan banyak orang sengaja membeli saham pada cum date dengan target memperoleh dividen dengan hanya memegang saham selama semalam, kemudian menjual saham itu setelah cum date demi memperoleh capital gain. Tapi, sekali lagi perlu diperhatikan, skenario ini mengandung risiko tinggi. Sebabnya karena ada fenomena bernama dividend trap.

Menjelang cum date, harga saham biasanya meningkat terus karena banyak investor yang menginginkan “profit instan” dari pembagian dividen. Hal ini terutama berlaku untuk saham-saham yang memiliki dividend yield sangat tinggi dibandingkan saham lain dalam sektor yang sama. Tapi harga saham tersebut bisa merosot secara drastis pada ex date atau beberapa hari setelahnya. Jadi, penjualan saham tepat setelah cum date berpotensi mengakibatkan kerugian yang lebih besar daripada pendapatan dividen.

Fenomena “dividend trap” umumnya terjadi pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi fundamental buruk, tetapi dapat pula terjadi pada saham-saham blue chip yang harga pasarnya sudah terlalu mahal. Oleh karena itu, setiap investor tetap perlu memperhatikan latar belakang fundamental dan valuasi saham-saham yang akan dibelinya. Saham-saham berkualitas menawarkan peluang dividen dan capital gain, sedangkan saham-saham yang tidak bermutu boleh jadi mengandung risiko lebih tinggi dibanding potensi profitnya.

Artikel Terkait