Ajaib.co.id – Tak hanya dibutuhkan modal finansial yang kuat untuk berinvestasi saham, tetapi juga keahlian dalam menganalisis perkembangan dan faktor-faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham. Seperti menganalisis jumlah laba perusahaan, aksi korporasi, kurs mata uang, tingkat suku bunga, inflasi, hingga kebijakan pemerintah.
Berbagai upaya dilakukan guna meraup keuntungan dari investasi saham, yang berupa capital gain maupun dividen.
Beda Capital Gain dan Dividen dari Sumber Perolehan
Meskipun dividen dan capital gain merupakan bentuk dari keuntungan instrumen investasi saham bagi investor, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Berikut beda capital gain dan dividen.
Dividen merupakan keuntungan atau return atas penanaman modal yang biasanya menjadi incaran para investor saham jangka panjang. Return tersebut bersumber dari laba yang diperoleh perusahaan dalam kurun waktu satu tahun atau satu periode akuntansi.
Laba tersebut dibagikan kepada para investor sebagai dividen. Persentase laba yang dibagikan akan tergantung pada masing-masing perusahaan. Perusahaan yang tidak membagikan dividen pada umumnya memerlukan laba tersebut untuk ekspansi usaha atau sedang menderita kerugian. Sebab, walaupun dividen merupakan hak bagi para investor, namun pembagiannya tidak bersifat mutlak.
Di sisi lain, capital gain merupakan bentuk keuntungan yang diperoleh dari selisih harga modal untuk saham, dengan harga saham saat dijual. Seperti perdagangan pada umumnya: semakin kecil modal yang digunakan untuk membeli saham dan semakin besar harga penjualan saham tersebut, maka capital gain yang didapat investor juga semakin besar.
Capital gain tidak ada hubungannya dengan laba perusahaan. Sebab itu, besarannya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan selama tahun buku.
Beda Capital Gain dan Dividen dari Waktu Perolehan
Kegiatan pembagian dividen biasanya dilakukan setahun sekali yang besarannya ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Walau demikian, masih ada kemungkinan jika perusahaan akan membagikan dividen interim, yaitu imbal hasil sementara yang dibagikan kepada para investor secara berkala selama tahun berjalan, misalnya per triwulan. Bentuk dividen interim ini ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.
Sementara itu, perolehan capital gain tidak terikat dengan kebijakan perusahaan atau hasil RUPS. Capital gain biasanya dapat diperoleh sewaktu-waktu atau kapanpun investor menjual sahamnya di saat harganya mengalami kenaikan.
Maka, untuk memeroleh capital gain, investor bisa menjual sebagian atau seluruh saham yang dimilikinya sekaligus ketika lonjakan harga saham menghasilkan selisih yang menggiurkan.
Perbedaan Capital Gain dan Dividen dari Sifat Pendapatan
Apabila kamu melihat dari waktu perolehannya, dapat dikatakan bahwa sifat pendapatan dari dividen adalah pasif. Karena investor tidak banyak melakukan aktivitas trading dan hanya menunggu perusahaan membagikan laba yang diperolehnya dalam bentuk dividen baik tahunan yang bersifat final maupun interim.
Guna memperoleh bentuk passive income berupa dividen, investor harus memiliki modal finansial yang besar yang tidak akan ditarik dalam waktu dekat. Pasalnya, semakin lama dan banyak modal ditanamkan pada perusahaan yang baik, semakin manis pula buah dividen yang didapatkan.
Apalagi bila investor menambah jumlah lot yang dimilikinya dengan membeli saham pilihannya tersebut ketika harga turun. Semakin santailah ia menikmati hasil investasinya. Sebab, besaran dividen akan tergantung dengan jumlah lot/lembar saham yang dimiliki seorang investor.
Berbeda halnya dengan capital gain, sifat pendapatan dari capital gain adalah aktif. Perolehan capital gain menuntut adanya keaktifan dari investor dalam menjalankan aktivitas trading atau jual-beli di pasar modal.
Oleh karena itu, investor aktif harus memiliki keahlian dalam analisis fundamental, teknikal, serta pengetahuan akan makro ekonomi. Pengetahuan inilah yang kemudian menjadi bekal untuk membeli saham di harga rendah, untuk dapat dijual lagi di harga lebih tinggi.
Umumnya, orang-orang yang mengejar capital gain memiliki modal finansial yang relatif kecil, sehingga kurang menyukai penanaman modal jangka panjang. Ia menyukai kebebasan untuk menarik dana kapan saja ia butuhkan. Oleh sebab itu, investor ini hanya menanamkan modalnya pada perusahaan untuk jangka pendek saja.
Waktu yang Tepat untuk Bertransaksi
Aksi jual beli saham oleh investor akan menentukan perolehan keuntungan baik berupa dividen maupun capital gain. Investor diwajibkan mampu membaca situasi pasar dan menganalisis pergerakan saham secara intensif agar dapat memanfaatkan momentum dan menentukan waktu yang tepat untuk memutuskan menjual atau membeli saham.
Perolehan capital gain tergantung pada pergerakan harga saham di pasar modal. Kamu harus rajin memantau saham yang kamu beli agar secepatnya dapat menjual saham tersebut ketika harganya meningkat.
Jika kamu menggunakan aplikasi Ajaib, kamu akan terbantu sekali dengan fitur Ajaib Alert yang akan memberikan notifikasi pergerakan harga saham baik itu saat sedang naik maupun saat sedang turun.
Bila kamu adalah investor yang mengincar dividen, maka kamu harus memperhatikan beberapa hal berikut.
Tanggal cum date atau dividend cum date adalah sebuah batas waktu penentuan investor yang berhak mendapatkan dividen. Ini berarti, investor yang tercatat memiliki saham perusahaan sampai batas waktu cum date, berhak untuk mendapatkan dividen.
Biasanya, perusahaan yang memberikan dividen besar akan mengalami kenaikan harga sahamnya jelang cum date. Sebab, tidak sedikit investor yang mendadak menginginkan dividen.
Tanggal ex-date dividend adalah masa setelah cum date. Investor yang tercatat memiliki saham perusahaan pada batas waktu ex date, maka tidak berhak untuk mendapatkan dividen. Misalnya, kamu memiliki 100 lot saham pada cum date, lalu 50 saham pada ex date, kamu hanya berhak mendapatkan dividen atas 100 lot saham yang sudah kamu miliki pada cum date.
Jangan sampai salah dalam memilih waktu ketika membeli saham, ya. Tak jarang, saham akan mengalami penurunan harga ketika ex date tiba. Sebab, tak sedikit investor yang hanya mengincar dividen saja, dan ingin melepas kepemilikannya setelah ia tercatat sebagai individu yang layak menerima dividen.
Hal terakhir yang harus diperhatikan adalah besaran dividend yield yang akan dibagikan. Dividend yield merupakan tingkat pengembalian saham atau tingkat imbal hasil dividen yang ditawarkan perusahaan dalam satuan persentase. Hal ini wajib kamu ketahui untuk mengukur besarnya keuntungan dari dividen yang akan kamu peroleh.
Tingkat imbal hasil atau dividen perusahaan nantinya akan ditentukan melalui besar dividen per saham dibandingkan dengan harga saham per lembar. Semakin tinggi nilai dari dividen yield menunjukkan semakin besar pula nilai dividen yang dibagikan.
Contoh cara memperoleh dividen:
Perusahaan PT XYZ akan membagikan dividen per saham sebesar Rp500 per lembar. Tanggal Cum Date telah ditetapkan pada 30 September 2020. Untuk Ex Date tentu saja satu hari setelahnya, 1 Oktober 2020.
Bagi kamu yang tetap memiliki saham PT XYZ hingga berakhirnya masa perdagangan pada tanggal 30 September 2020, maka berhak untuk mendapatkan dividen. Baik yang menabung saham PT XYZ selama bertahun-tahun, maupun kamu yang membeli saham PT XYZ jelang akhir masa perdagangan saham di cum date yang telah ditentukan.
Tapi, jika kamu baru membeli saham pada 1 Oktober 2020 dipastikan tidak akan mendapat dividen. Karena tanggal tersebut sudah memasuki ex date alias sudah kadaluarsa. Selain cum date dan ex date, ada satu tanggal penting yang juga harus kamu catat, yaitu payment date yang merupakan tanggal di mana dividen tunai akan ditransfer ke RDN milikmu. Biasanya, payment date dilakukan 10 hari setelah ex date.
Untuk mengetahui jadwal pembagian dividen, kamu bisa kunjungi www.ksei.co.id, masuk ke laman Pengumuman Corporate Action di bagian Publikasi. Kamu juga dapat melihatnya di laman Corporate Action pada profil emiten di aplikasi Ajaib. Namun, yang perlu kamu dipastikan adalah saham yang kamu pilih tersebut, berasal dari emiten yang rutin membagikan dividen.