Analisis Saham, Saham

Kinerja Bisnis Tampak Positif, Saham BYAN Layak Koleksi?

Sumber: Bayan Resources

Ajaib.co.id – PT Bayan Resources Tbk (BYAN) merupakan perusahaan dengan bisnis sebagai produsen batu bara di Indonesia. Perusahaan dengan kode saham BYAN ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 2004 dengan kegiatan usaha memproduksi batu bara. Adapun hasil produksinya meliputi batu bara kokas semi lunak, batu bara sulfur yang ramah lingkungan, dan batu bara sub-bituminous.

Di mana, lokasi penambangan batu bara milik BYAN berlokasi di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, BYAN didukung oleh beberapa anak perusahaan seperti PT Bayan Energy, PT Bara Tabang, PT Brian Anjat Sentosa, PT Dermaga Perkasa Pratama, PT Firman Ketaun Perkasa, PT Fajar Sakti Prima, PT Metalindo Prosestama, PT Muji Lines, Kangaroo Resources Limited, PT Perkasa Inakakerta, PT Wahana Baratama Mining, serta PT Teguh Sinar Abadi.

Mayoritas saham Bayan Resources saat ini dipegang oleh Low Tuck Kwong dengan jumlah 53,86 persen kepemilikan. Saham BYAN sendiri mulai diperdagangkan pertama kali melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 dengan harga penawaran sebesar Rp5.800. Pergerakan harga saham BYAN saat ini sedang naik di angka Rp15.400 per lembar saham pada penutupan perdagangan Senin 24 Mei 2021.

Dengan harga saham BYAN yang meningkat tajam dari harga penawaran, berarti kinerja keuangan tampak positif sehingga sahamnya bisa dikatakan layak untuk dikoleksi. Namun sebelum itu, ada baiknya untuk memperhatikan kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah kinerja saham emiten BYAN berikut ini.

Kinerja Bisnis BYAN di Kuartal I 2021 Tampak Positif dengan Volume Penjualan Naik 45 Persen

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal pertama tahun 2021, BYAN menorehkan volume penjualan batu bara yang meningkat 45,20 persen dari 7,3 juta ton di periode sama tahun 2020 menjadi 10,6 juta metrik ton. Di mana, pendapatan yang berhasil dibukukan mencapai 501,03 juta USD naik 38 persen dari realisasi di periode sama tahun 2020 sebesar 326,28 juta USD.

Pihak perseroan menyampaikan bahwa penjualan yang meningkat di kuartal pertama ini didukung oleh tingkat air di sungai Senyiur yang memungkinkan situs di Tabang memaksimalkan penjualan.

Selain itu, kenaikan pendapatan juga didukung oleh kenaikan harga batu bara di akhir tahun 2020 lalu berlanjut hingga saat ini. Adapun peningkatan pendapatan membuat BYAN berhasil membukukan laba periode berjalan mencapai 165,86 juta USD yang melesat 366 persen YOY% secara tahunan. 

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kinerja Bisnis BYAN Tampak Positif

Terlepas dari kinerja bisnis di awal tahun 2021 yang positif, BYAN memang memiliki riwayat kinerja keuangan yang baik dalam 5 tahun terakhir. Walaupun realisasi pendapatan dan raihan laba belum begitu konsisten tumbuh, namun bisnis perseroan terus mencatatkan hasil yang baik.

Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar USD):

Laporan Laba Rugi 2020 2019 2018 2017 2016
Penjualan bersih 1.395.113.268  1.391.589.834 1.676.717.292 1.067.376.037 555.483.921
Laba kotor 462.865.774  489.361.539 846.927.334 553.579.961 210.408.484
Laba tahun berjalan 344.459.870  234.211.277 524.309.273 338.017.199 29.502.709

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa secara penjualan, BYAN terus catatkan pendapatan yang tumbuh setiap tahun, namun harus turun di tahun 2019. Begitu juga dengan raihan laba yang tercatat dalam 5 tahun terakhir terpantau positif.

Hanya saja sempat mengalami penurunan di tahun 2019. Hal tersebut disebabkan oleh beban pokok penjualan yang mengalami peningkatan sehingga harus menggerus raihan laba perseroan di tahun tersebut.

Bisnis batu bara sendiri memang dipengaruhi oleh harga batu bara dunia sehingga penurunan pendapatan dapat satu waktu terjadi karena hal tersebut. Akan tetapi, di tahun selanjutnya BYAN kembali mencatatkan raihan laba yang justru meningkat di tengah-tengah masa pandemi COVID19. Hal tersebut dapat diketahui melalui rasio keuangannya.

Di mana, kondisi bisnis BYAN di tahun tersebut sedang dalam kondisi sehat. Berikut data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2020 melalui keterbukaan informasi finansial perseroan:

Rasio 2020
ROA 12,3%
ROE 20,7%
NPM 23,6%
CR 325%
DER 91%

Prospek Bisnis BYAN Semakin Baik, Apakah Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?

Kinerja bisnis BYAN dalam 5 tahun terakhir dan awal tahun 2021 yang tampak positif menjadi acuan penting bagi para investor untuk mengoleksi saham BYAN. Ditambah dengan PT Bayan Resources Tbk yang melakukan revisi target dan proyeksi kinerja keuangan di tahun ini. Hal tersebut seiring dengan proyeksi harga jual batu bara yang bakal naik.

Di mana, kenaikan tersebut dimulai dari kuartal keempat tahun 2020 hingga sekarang yang disebabkan oleh berbagai faktor lalu dikombinasikan dengan perubahan terkini pada UU pertambangan. Perseroan memprediksi harga jual rata-rata atau average selling price dari batu bara bakal berada di kisaran 46 USD sampai 48 USD per ton.

Secara rinci, ASP di kuartal pertama diproyeksikan berada di 45 USD sampai 47 USD per ton. Lalu, di kuartal kedua berada di 48 USD hingga 50 USD, kuartal ketiga sebesar 46 USD – 48 USD, dan kuartal keempat 2021 sebesar 46 USD sampai 48 USD per ton. Asumsi tersebut naik dari proyeksi sebelumnya yang hanya berada di kisaran 38 USD sampai 40 USD per ton berdasarkan harga rata-rata dari referensi benchmark Newcastle antara 62 USD sampai 67 USD per ton.

Walaupun begitu, emiten batu bara berkode saham BYAN ini tidak akan mengubah panduan target kinerja operasional di tahun 2021. Di mana, total produksi dari batu bara milik perseroan di tahun 2021 akan ditetapkan pada kisaran 32 juta ton sampai 34 juta ton. Di mana, penjualannya diproyeksi berada di kisaran yang sama. 

Dengan begitu, estimasi pendapatan BYAN tahun ini juga bakal naik dari 1,1 miliar USD sampai 1,3 miliar USD menjadi 1,4 miliar USD hingga 1,6 miliar USD. Sementara untuk anggaran belanja modal atau capex yang disiapkan oleh perseroan tidak akan berubah yaitu masih di kisaran 170 juta USD sampai 190 juta USD di tahun 2021.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait