Analisis Saham

Saham UNTR Tetap ‘Cuan’ di Tengah Banyak Tekanan

Profil Singkat Emiten

PT United Tractors Tbk (berkode saham UNTR) merupakan distributor peralatan berat di Indonesia. Perusahaan ini menyediakan berbagai produk dari brand ternama dunia, seperti UD Trucks, Scania, Bomag, Komatsu, dan Tadano.

Tak hanya peralatan alat berat, UNTR bergabung dalam grup perusahaan yang bergerak di empat bidang usaha lainnya, yaitu kontraktor penambangan, pertambangan (batu bara dan emas), bidang konstruksi sipil (disebut industri konstruksi), dan energi.

Berdiri sejak 13 Oktober 1972, UNTR saat ini memiliki lebih dari 100 titik layanan di seluruh Indonesia. Perusahaan ini menawarkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada 19 September 1989. Saham mayoritas UNTR dimiliki oleh PT Astra International Tbk.

Dilihat dari Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir

Hingga triwulan ke-3 tahun 2020, UNTR membukukan penjualan dan pendapatan senilai Rp46,46 triliun. Realisasi ini turun 29,17% secara tahunan atau year-on-year (YoY).

Laba bersih UNTR pun turun pada triwulan ke-3 2020, yakni Rp5,1 triliun. Angka ini lebih rendah 38% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni Rp8,5 triliun.

Riwayat Kinerja

Kinerja UNTR relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Total asetnya pun terus bertambah. Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) sejumlah komponen kinerja UNTR periode 2017 hingga 2019:

Tingkat pertumbuhan dalam tiga tahun terakhir mencerminkan bisnis UNTR berada di trek yang benar. Kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi Covid-19 pun patut mendapat apresiasi tersendiri.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

PT United Tractors Tbk. memutuskan untuk membagikan dividen hingga Rp4,5 triliun untuk tahun buku 2019. Hal tersebut diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada hari ini, Kamis (11/6/2020).

Pemegang saham memutuskan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.213 per saham atau secara keseluruhan dividen yang ditebar adalah sebesar Rp4,5 triliun untuk tahun buku 2019. Jumlah tersebut setara dengan 40% dari total laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas pemilik.

UNTR terbilang royal dan konsisten dalam membagikan dividen tiap tahunnya. Bahkan, UNTR membagikan dividen dua kali per tahun selama lima tahun berturut-turut belakangan ini. Lebih menarik lagi, UNTR membagikan dividen dengan rasio pembayaran di atas 40% dari laba bersih tahun buku periode 2016-2018.

Bagaimana dengan sisal aba bersih sebesar 60%? Sisa laba tersebut akan dibukukan sebagai laba ditahan.

Tak heran bila UNTR masuk ke dalam jajaran Indeks IDX High Dividend 20 (IDXHIDIV20). IDXHIDIV20 berisikan 20 saham yang membagikan dividen tunai dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Tidak cukup sebatas konsisten, dividen yield yang dimiliki oleh anggota IDXHIDIV20 pun terbilang tinggi.

Lantas, apakah dengan rasio yang cukup besar tersebut tidak akan mengganggu likuiditas UNTR di tengah tekanan pandemi Covid-19? Manajemen UNTR optimistis, posisi perseroan mash dalam kategori aman.

Prospek Bisnis UNTR

Memang, saham UNTR tak bisa ‘lari’ kencang di masa pandemi Covid-19. Hal ini wajar dialami oleh banyak perusahaan di masa penuh ketidakpastian seperti sekarang.

Turunnya penurunan aktivitas di semua sektor pengguna alat berat berdampak pada berkurangnya permintaan alat berat. Harga sejumlah komoditas, seperti batubara, akibat pandemi Covid-19 juga turut menggerus laba bersih UNTR. Sejumlah lini usaha UNTR lainnya pun melaporkan kondisi serupa.

Meski begitu, UNTR masih lebih dari kata layak dikoleksi karena dampak positif kenaikan harga emas. Tambah pula, pengoperasian pembangkit listrik (PLTU) Tanjung Jati di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah pada akhir tahun 2021 berpotensi mendorong pendapatan UNTR di tahun-tahun mendatang.

Menjaga konsistensi pertumbuhan kinerja di tengah pandemi Covid-19 bukanlah perkara mudah. Tapi, sejauh ini UNTR berhasil merealisasikannya. Apresiasi tersendiri perlu diberikan kepada manajemen UNTR.

Melalui sejumlah strategi, UNTR berhasil menjaga pertumbuhan bisnisnya. Penerapan strategi diversifikasi portofolio ke segmen usaha yang tidak terkait batubara termal sejak beberapa tahun silam, contohnya, mulai menunjukkan hasil yang positif.

Tapi, satu hal tak bisa ditepikan, yakni pergerakan saham UNTR cenderung fluktuatif karena bisnis UNTR berhubungan dengan pertambangan dan komoditas. Ini adalah tipikal saham siklikal yang kurang cocok untuk investasi jangka panjang. Di sini, momentum saat pembelian saham adalah kunci.

Tambah pula, rasio laba terhadap aset (return on asset/ROA) UNTR juga positif dalam kurun waktu 2015 hingga 2019. Bahkan, sejak tahun 2017 sampai 2019, ROA UNTR persentasenya berada di level dua digit. Begitu pula dengan rasio laba terhadap ekuitas (return on equity/ROE) yang persentasenya dua dgit sejak tahun 2016 hingga 2019.

Harga Saham (Kesimpulan)

Pada pertengahan Februari 2021, saham UNTR ditutup pada rentang level 23.250-23.550 dengan EPS 2.147,61.

Rekomendasi beli saham UNTR dengan target harga Rp29.000. Bagaimana dengan liabilitas? Menggunakan rasio DER, per Juni 2020 ada di angka 72%, tergolong aman karena masih di bawah 100%.

Untuk valuasi menggunakan PBV akan lebih menarik jika di bawah 1. Saat ini, PBV UNTR ada di 1,35x, saat tergolong cukup overvalue.

Untuk perusahaan yang berhubungan dengan batu bara dan pertambangan, UNTR memiliki ROE diatas 15% di 3 tahun belakangan ini, per 2020, ROE UNTR diprediksi ada di kisaran 12,7%, cukup baik di tengah kinerja tahun ini yang turun.

Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.

Artikel Terkait