

Ajaib.co.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis 45 saham kategori indeks LQ45 yang baru. Daftar saham baru tersebut akan mulai diberlakukan mulai Agustus 2020 hingga Januari 2021.
Ada tiga emiten yang masuk dalam daftar indeks LQ45 tersebut. Ketiganya ialah: PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama kepada Kontan.co.id mengatakan, ketiga saham anggota baru indeks LQ45 yang baru terpilih sesuai dengan ekspektasi pasar.
Saham MDKA menjadi salah satu emiten yang paling diburu oleh investor. Bahkan, sepanjang tahun berjalan 2020, MDKA telah menguat signifikan hingga 60,28 persen, ketika mayoritas saham lainnya anjlok dan terjerat di zona merah.
Kemudian, saham MIKA sebagai salah satu saham sektor kesehatan juga menjadi incaran di tengah sentimen pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Sementara itu, SMRA mendapatkan sentimen positif dari penurunan suku bunga acuan yang membuat prospek kinerja menjadi lebih moncer sehingga diperdagangkan banyak investor.
Lengser dari LQ45, 3 Saham Merana
BEI mendepak tiga emiten konstituen LQ45, di antaranya yakni: PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT).
Pada penutupan perdagangan Senin (27/7/2020) hari ini, saham BRPT anjlok 6,81% di level Rp 1.095/saham, Saham LPPF amblas 5,36% di posisi Rp 1.325/saham, saham WSKT turun 5,63% di posisi Rp 670/saham.
Pendatang Baru LQ45 Merdeka Copper Gold (MDKA) Paling Dijagokan
Di antara ketiga saham yang menjadi konstituen baru LQ45, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony menjagokan MDKA. Menurutnya, bisnis MDKA memiliki prospek paling baik karena didorong oleh kondisi pasar saat ini.
“Harga emas yang terus melakukan penguatan membuat harga saham MDKA juga ikut naik,” jelas Chris ketika dihubungi Kontan.co.id, Minggu (26/7).
Asal tahu saja, di tengah kondisi ekonomi yang dinilai masih rawan, harga emas berpotensi terus meningkat. Sebab, investasi emas dianggap lebih minim risiko atau safe haven. Menurut Chris, hingga akhir tahun harga emas masih berpotensi naik selama ekonomi global belum stabil.
Sekadar informasi, harga emas di pasar spot pada akhir tahun 2019 berada di level US$ 1.517,27 per ons troi. Pada akhir Juni 2020, harga emas berada di level US$ 1.780,96 per ons troi. Dengan kata lain, harga emas sudah meningkat 17,38%.
Adapun pada Jumat (24/7), harga emas sudah mencapai US$ 1.902,02 per ons troi. Berdasar catatan Kontan.co.id, level tersebut tertinggi sejak 2011. Kenaikan harga emas ini bisa mengerek pendapatan usaha MDKA ke depan.
Selain didorong oleh harga emas, sentimen positif MDKA lainnya adalah rencana pengelolaan tambang emas Gunung Pani. Mengutip website resmi MDKA, pada bulan Januari yang lalu MDKA dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) membentuk usaha patungan (Joint Venture) Pani.
Diperkirakan, proyek Pani ini mengandung sumber daya mineral 72,7 juta ton pada kadar emas 0,98 gram/ton untuk 2,3 juta ons emas. Adapun MDKA memiliki 66,7% saham dalam izin usaha pertambangan (IUP) Pani melalui PT Pani Bersama Jaya.
Melihat berbagai sentimen positif MDKA di atas, Chris menyarankan buy saham MDKA dengan target harga Rp 2.000.