Ajaib.co.id – PT Makmur Berkah Amanda Tbk (kode saham AMAN) awalnya didirikan pada tahun 1996 dengan nama PT Sidomaju Industri Estat. Perusahaan bergerak dalam bidang pengembangan kawasan industri dan perumahan, serta memiliki entitas anak yang menggarap bidang perhotelan. Portofolio AMAN mencakup Perumahan Citra Fajar Golf di Sidoarjo, kompleks industri Safe N Lock Sidoarjo, serta hotel Element by Westin Bali di Ubud.
PT Makmur Berkah Amanda Tbk (AMAN) mulai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 13 Maret 2020 dengan kode saham AMAN dan harga penawaran Rp110 per lembar. Kepemilikan saham AMAN terbesar saat ini berada di tangan pemegang saham pengendalinya, yakni PT Griya Prima Amanda (81,54%). Sisanya dimiliki oleh masyarakat sebanyak 18,46%.
Saham AMAN memiliki market cap sebesar Rp1,10 triliun dengan harga saham penutupan Rp284 per lembar pada tanggal 25 Mei 2021. Mari kita analisis saham AMAN lebih lanjut untuk mengetahui apakah saham ini layak investasi.
Kinerja Laporan Keuangan Terakhir
Laporan keuangan PT Makmur Berkah Amanda Tbk untuk tahun fiskal 2020 menunjukkan bahwa perusahaan masih mampu menghasilkan kenaikan laba di tengah pandemi COVID-19. Hasil penjualan dan pendapatan usahanya berkurang dari tahun ke tahun, tetapi perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi bisnisnya.
Berikut rangkuman kinerja laba AMAN berdasarkan laporan keuangan terakhir (dalam miliar rupiah kecuali jika dinyatakan secara khusus):
Komponen Laba | IV/2020 | IV/2019 | IV/2018 |
Penjualan dan pendapatan usaha | 89,55 | 96,21 | 149,14 |
Beban pokok penjualan dan pendapatan | -36,99 | -33,10 | -39,14 |
Laba bruto | 52,56 | 63,11 | 110,00 |
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk | 19,81 | 13,80 | 75,87 |
Laba per saham (rupiah penuh) | 4,58 | 5,07 | 7,178.61 |
Terlihat adanya perbedaan yang sangat tajam antara kinerja perusahaan pra-IPO dibandingkan dengan setelah IPO. Hal ini dapat dipahami karena IPO AMAN bertepatan dengan krisis COVID-19 yang memang berdampak buruk bagi sektor properti dan perhotelan pada umumnya.
Meski demikian, kinerja keuangan yang terus melemah seperti ini juga mengurangi kualitas emiten AMAN bagi investor. Patut dicatat pula bahwa perusahaan menorehkan arus kas (cash flow) negatif untuk periode 2020. Jumlah defisit arus kas mencapai Rp17,27 miliar.
Bagaimana pula kabar rasio-rasio keuangan AMAN? Berikut ini perbandingan kinerja keuangan AMAN berdasarkan data tiga (3) tahun terakhir yang tersedia di situs IDX:
Rasio | IV/2020 | IV/2019 | IV/2018 |
ROE | 3,39% | 2,74% | 15,62% |
ROA | 2,48% | 1,90% | 11,08% |
NPM | 22,13% | 14,34% | 50,87% |
DER | 35,63% | 42,51% | 38,60% |
Data-data di atas menandakan bahwa kinerja rasio-rasio AMAN relatif stabil. Kemampuannya untuk menghasilkan laba (ROA, ROE, NPM) jatuh drastis jika dibandingkan dengan tahun 2018, tetapi ada perbaikan tipis antara 2019-2020. Sedangkan rasio utang AMAN relatif aman pada kisaran di bawah 40%.
Total aset AMAN bertumbuh 9,8% menjadi Rp799,40 miliar dalam laporan kuartal IV/2020 dari Rp728,12 miliar pada tahun sebelumnya. Liabilitas perusahaan berkurang menjadi Rp208,35 miliar dari Rp214,21 triliun dalam rentang waktu yang sama. Liabilitas jangka pendek menurun, sedangkan liabilitas jangka panjang naik tipis. Adapun ekuitas yang dapat diatribusikan kepada entitas induk AMAN telah meningkat menjadi Rp584,69 miliar dari sebelumnya Rp503,97 miliar.
Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham AMAN
Mengingat PT Makmur Berkah Amanda Tbk baru go public pada tahun 2020, perusahaan ini belum menjadwalkan pembagian dividen sama sekali hingga saat artikel ini ditulis (Mei, 2021). Perusahaan juga belum memaparkan kebijakan pembagian dividen ke depan.
Prospek Bisnis AMAN
Portofolio bisnis AMAN tergolong ramping dibandingkan emiten pengembang kawasan industri dan perumahan lainnya. Hal ini membuat kinerja perusahaan tergantung pada laris atau tidaknya properti yang itu-itu saja. Mari kita tengok satu per satu.
Perumahan Citra Fajar Golf Sidoarjo kena sial pada pertengahan bulan Februari 2021, karena termasuk dalam wilayah yang terendam banjir. Genangan air saat itu cukup luas menelan kawasan tengah kota Sidoarjo lainnya.
Dibandingkan perumahannya, kawasan industri Safe N Lock tampaknya lebih prospektif. Safe N Lock yang telah dirintis sejak tahun 2006 tersebut baru-baru ini mengembangkan pula kawasan industri halal (KIH).
Pada bulan Maret 2021 lalu, PT Makmur Berkah Amanda Tbk menandatangani Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan Bank Jatim untuk mendukung percepatan operasional KIH Sidoarjo melalui penyediaan fasilitas pembiayaan kepada konsumen halal di Industrial Park Sidoarjo.
KIH Sidoarjo yang juga dikenal dengan nama “Safe and Lock Halal Industrial Park (HIP)” ini memiliki luas area 148 hektar dari total luas area sebesar 410 hektare. Saat ini, KIH masih dalam tahap pembangunan awal.
Di luar kedua proyek tersebut, anak usaha AMAN juga memiliki hotel Element by Westin yang berlokasi di Ubud, Bali. Hotel berbintang empat ini sekarang dikelola oleh manajemen hotel profesional dari pihak ketiga.
Kesimpulan
Dilihat dari bisnisnya, AMAN termasuk perusahaan yang sedang berkembang dan punya peluang pertumbuhan ke depan. Sayangnya, perusahaan terbentur dengan pandemi COVID-19 dan kini perlu menggenjot kinerjanya terlebih dahulu sebelum sahamnya dapat menjadi pilihan investasi saham jitu.
Menurut data RTI, saham AMAN saat ini memiliki PBV 1,88x dan PER 55,52x. Rasio ini tergolong mahal, khususnya karena total nilai aset AMAN yang “cuma” dalam kisaran miliaran.
Mari coba tengok parameter serupa pada beberapa emiten pengembang kawasan industri dan perumahan lainnya. Emiten PT Jaya Real Property (JRPT) memiliki PBV 0.94x dan PER 9,66x. Demikian pula emiten PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) memiliki PBV 0.85x dan PER 16.14x.
JRPT dan MTLA sudah lebih lama terdaftar di bursa, memiliki aset bernilai triliunan, dan telah terbukti rajin membagikan dividen. Singkatnya, ada banyak emiten dari sektor serupa dengan harga lebih murah yang lebih layak dipilih untuk berinvestasi saham jangka panjang daripada saham AMAN.