Ajaib.co.id – PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur atau produsen pipa baja. Perusahaan berkode saham ISSP ini memulai bisnis secara komersial di tahun 1972.
Kegiatan utama bisnis ISSP meliputi produksi pipa baja, pita baja, pelat baja, pipa spiral, pipa mekanik, dan sarana penunjang industri otomotif.
Produk pipa baja karbon serta pipa stainless steel milik ISSP dipasarkan dengan merek Spindo dan Tetsura. ISSP memiliki fasilitas manufaktur yang berada di beberapa wilayah seperti berlokasi di Surabaya, Pasuruan, Karawang, dan Sidoarjo. Saham ISSP tercatat di bursa saham pada tahun 2013 yang mulai diperdagangkan dengan harga Rp295 per lembar saham.
Saat ini mayoritas pemegang saham dipegang oleh PT Cakra Bhakti Para Putra dengan 56,90 persen kepemilikan. Saat ini pergerakan saham tampak positif di angka Rp193 per lembar saham pada penutupan perdagangan 1 April 2021.
Lalu, apakah saham emiten ini layak untuk dikoleksi? Bagaimana dengan fundamental perusahaan dan rencana bisnis ke depannya? Simak bedah kinerja saham ISSP.
Sepanjang Sembilan Bulan Pertama Tahun 2020, Kinerja ISSP Menurun
Kinerja keuangan ISSP di tahun 2020 masih tertekan dengan pendapatan yang merosot 24,75 persen year on year (YOY) hingga kuartal ketiga tahun 2020 menjadi Rp2,71 triliun dari yang sebelumnya Rp3,60 triliun. Sedangkan untuk laba bersih juga ikut menurun 59,55 persen YOY dari Rp122,24 miliar menjadi Rp 49,43 miliar hingga September 2020.
Kinerja topline yang merosot ini didorong oleh kerugian dari selisih kurs. Di sepanjang Januari hingga September 2020, ISSP mencatat kerugian selisih kurs yang mencapai Rp32,05 miliar sehingga raihan laba bersih yang akan direalisasikan cukup sulit untuk dilakukan.
Di samping itu, realisasi penjualan dan pendapatan jasa ISSP mengalami pertumbuhan secara kuartalan yang mencapai 70,8 persen dibanding kuartal kedua tahun 2020.
Selain itu, utilisasi produksi juga meningkat menjadi 57 persen di kuartal ketiga setelah sebelumnya berada di titik rendah 36 persen hingga kuartal kedua tahun 2020.
Kinerja Keuangan ISSP Tampak Positif dalam 5 Tahun Terakhir
Kinerja bisnis ISSP dalam 5 tahun terakhir terpantau positif pada pertumbuhannya. Hanya saja catatan penjualan dan raihan laba masih belum konsisten. Namun, dalam dua tahun terakhir di 2018 dan 2019 laba bersih yang diraih melesat naik dibandingkan tahun 2015 hingga 2017.
Adapun data ikhtisar keuangan berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam triliun rupiah):
Berdasarkan data tersebut, penjualan ISSP mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang cukup baik terutama di tahun 2018 dan 2019. Akan tetapi, di tahun 2019 turun dibandingkan pendapatan di tahun 2018. Begitu juga dengan raihan laba yang naik di tahun 2018 dan 2019. Sementara di tahun 2015 hingga 2017 laba 3 tahun berturut menurun.
Penurunan drastis dirasakan pada tahun 2017 yang cukup jauh sebesar 91,61 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebab penurunan ini adalah beban pokok yang membengkak 21,08 persen menjadi Rp3,1 triliun dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp2,56 triliun. Ditambah dengan beban penjualan dan distribusi perusahaan mencapai Rp125,86 miliar.
Lalu, ada beban umum dan administrasi mencapai Rp188,50 miliar serta beban keuangan sebesar Rp269.76 miliar sehingga menggerus raihan laba di tahun 2017. Di samping itu, kondisi bisnis ISSP di tahun 2019 jika dilihat berdasarkan rasio keuangan memang tengah berada dalam kondisi yang cukup sehat sehingga dapat meraih pertumbuhan laba.
Adapun data yang dapat dilihat berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan seperti berikut:
Rencana Bisnis ISSP untuk Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja ke Depannya
Mempertimbangkan saham ISSP untuk dikoleksi bisa mengacu pada rencana bisnis yang akan diambil ke depannya. Apalagi di tahun ini perseroan mengagendakan sejumlah rencana bisnis dengan anggaran belanja modal atau capex mencapai Rp50 miliar.
PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk juga menyiapkan rencana bisnis untuk menggali peluang pasar baik domestik maupun mancanegara. Peluang bisnis di dalam negeri sendiri bakal memanfaatkan strategi pemerintah dalam menggenjot belanja infrastruktur.
Hal tersebut dapat menunjang pembangunan proyek konstruksi dalam negeri sehingga ISSP optimistis dengan kontribusi yang optimal di tahun 2021. Mengingat APBN di tahun 2021, anggaran infrastruktur mencapai Rp417 triliun yang naik 48 persen dibanding tahun lalu sebesar Rp281 triliun.
Sedangkan untuk mancanegara, ISSP bakal memanfaatkan peluang dari perang dagang antara beberapa negara adikuasa dalam memasarkan produk pipa milik perseroan. Salah satunya Amerika Serikat yang sangat potensial sehingga perseroan tengah berupaya memaksimalkan pasar di sana berbekal sertifikasi yang dimiliki.
Di samping itu, peningkatan utilisasi produksi juga menjadi target ISSP di tahun ini. Hal ini seiring dengan proyek infrastruktur yang kembali dibangun dan bertambah sehingga kebutuhan akan pipa baja bisa kembali meningkat.
Dengan begitu, ISSP meningkatkan utilitas ke level 65 persen di tahun 2021. Kendati demikian, pihak ISSP menyampaikan bahwa perseroan tetap berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.