Analisis Saham

Bedah Saham SMRA: Emiten Properti yang Pandai Beradaptasi

Bedah Saham SMRA: Emiten Properti yang Pandai Beradaptasi

Ajaib.co.id – PT Summarecon Agung Tbk (kode saham SMRA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan properti. Selain pengembangan properti kini emiten juga mengembangkan usahanya ke properti yang ditujukan untuk investasi, rekreasi dan perhotelan, dan lainnya.

Beberapa kota terpadu di Indonesia yang dikembangkan oleh emiten diantaranya Summarecon Kelapa Gading, Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi.

Properti investasi yang dikembangkan perusahaan dipusatkan di perkotaan dengan akses yang strategis, misalnya saja apartemen, petak perumahan dan rumah kantor (SOHO), dll. Segmen usaha rekreasi dan perhotelan milik emiten diantaranya country club, hotel dan rumah sakit.

Emiten didirikan pada tanggal 26 November 1975 dan melakukan penawaran saham perdana di papan utama bursa di tanggal 7 Mei 1990 dengan kode saham SMRA. Dengan jumlah saham beredar sebanyak 14.426.781.680 lembar, kapitalisasi pasar SMRA adalah sebesar Rp11,31 Triliun.

Adapun pemegang saham dengan total kepemilikan yang signifikan diantaranya PT Semarop Agung (33,83%) sedangkan yang ditransaksikan di publik adalah sebanyak 64,27% dari total saham beredar.

Kinerja Saham SMRA Berdasarkan Laporan Keuangan Terakhir

KomponenQ2 20242023202220212020 2019
Total Pendapatan 3,53 triliun6,65 triliun5,71 triliun5,56 triliun5,02 triliun 5,94 triliun
Beban Pendapatan1,66 triliun3,29 triliun2,73 triliun2,98 triliun2,73 triliun3,09 triliun
Laba Kotor1,87 triliun3,35 triliun2,98 triliun2,57 triliun2,29 triliun2,84 triliun
Laba Bersih 312,29 miliar765,96 miliar771,7 miliar549,6 miliar245,9 miliar 613,02 miliar
Aset32,05 triliun31,16 triliun28,43 triliun26,04 triliun24,92 triliun24,44 triliun
Ekuitas 13,13 triliun12,30 triliun11,75 triliun11,23 triliun6,84 triliun 7,36 triliun
Total Liabilitas 18,92 triliun18,86 triliun16,68 triliun14,81 triliun18,07 triliun 17,07 triliun

RasioQ2 2024Q2 2023Q2 2022Q2 2021
Return on Equity (RoE)2,92%1,69%0,87%1,01%
Return on Assets (RoA)0,96%0,53%0,29%0,26%
Gross Profit Margin (GPM)52,42%51,97%53,24%48,26%
Operating Profit Margin (OPM)39,23%30,71%33,22%28,9%
Net Profit Margin (NPM)13,29%14,64%9,33%4,41%
Current Ratio (CR)126,77%128,12%161,34%141,00%
Debt to Equity Ratio (DER)181%184%178%250%

Riwayat Pembagian Dividen

Sejak 2015 hingga 2018 emiten membagikan Rp5 per lembar saham sebagai dividen tunai dari laba bersih yang didapatnya. Namun di tahun 2020 emiten memutuskan untuk tidak membagikan dividen setelah mendapat restu dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada bulan Agustus silam.

Hal ini dapat dimaklumi karena tahun 2020 memang tahun yang sulit bagi kebanyakan emiten properti, tak terkecuali SMRA yang mengalami penurunan di segmen usaha perhotelan dan investasinya.

Meski tidak membagikan dividen saham di 2020, saham Summarecon ini kembali membagikan saham di tahun 2021 dengan jumlah Rp6 per lembar saham dan kembali membagikan dividen di tahun 2023 dengan jumlah Rp7 per lembar saham.

TahunDividenJenisImbal Hasil
20249Tahunan1,8%
20237Tahunan1,04%
20226Tahunan1,10%
20195Tahunan0,40%
20185Tahunan0,49%
20175Tahunan0,38%
20165Tahunan0,27%
201520Tahunan1,14%
201423Tahunan1,65%
201343Tahunan1,81%
201223Tahunan1,47%
201110Tahunan0,84%

Dilansir dari CNBC, PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham Perseroan yaitu sebesar Rp 148.577.115.222. Hal tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dividen tersebut setara dengan Rp9 per saham.

Prospek Saham SMRA di 2024

Dilansir dari Kontan, kinerja PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) diperkirakan akan tumbuh positif pada tahun 2024. Hal ini seiring dengan rencana anak perusahaannya yaitu Summarecon Investment Property (SMIP) yang akan melantai di Bursa Efek Indonesia atau IPO dan didorong penjualan properti. 

Analis Maybank Sekuritas Indonesia, William Jefferson mengatakan bahwa dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan, SMRA menyetujui pengalihan aset Summarecon Mal Kelapa Gading kepada SMIP. Lebih lanjut, SMIP dikabarkan akan melakukan penawaran umum saham perdana alias IPO. 

Selain itu, William mengatakan, dengan melambatnya pra-penjualan sejak tahun 2022, SMRA tampaknya akan fokus pada properti investasinya seiring dengan semakin banyaknya proyek yang mulai beroperasi, termasuk perluasan Summarecon Mal Bekasi dan Summarecon Mal Bogor.

Namun William mengatakan bahwa kota mandiri Serpong telah mengalami penurunan pra-penjualan jika dibandingkan dengan sebelum Covid 2019. Di mana, kota ini telah mengalami penurunan 62% secara year on year (YoY) atau tahunan. 

Meski begitu, dia memperkirakan kota mandiri lainnya akan menjadi generator pra-penjualan utama untuk SMRA di tahun-tahun mendatang, terutama Bandung, Bekasi, dan Crown Gading, karena terlihat dari permintaan yang tetap kuat di area-area ini. 

Dengan begitu, William memperkirakan, peningkatan pendapatan SMRA untuk tahun 2024 menjadi Rp 7,6 triliun atau naik 14% YoY dan laba bersih menjadi Rp 917 miliar atau naik 20% YoY.  William pun menargetkan, laba bersih SMRA pada tahun 2025 – 2026 masing-masing akan sebesar Rp 810 miliar atau naik 12% YoY dan Rp 858 miliar atau naik 6% YoY. 

Sementara itu, Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda memproyeksi bahwa prospek saham dan kinerja SMRA di tahun ini masih cukup menarik dengan beberapa sentimen positif. Di mana, potensi kenaikan harga saham yang di mana, IPO SMIP dan pengembangan proyek baru berpotensi mendorong kenaikan harga saham SMRA.

Sentimen lainnya, Vicky bilang datang dari pemulihan ekonomi serta daya beli yang stabil, sehingga mendorong peningkatan permintaan pada emiten properti. Di sisi lain, Vicky melihat segmen pendapatan berulang (recurring income) akan menjadi pendorong pertumbuhan SMRA untuk jangka panjang. Dengan demikian, SRMA diperkirakan terus berpotensi mencetak kinerja positif lewat pendapatan berulang dari mal ataupun ritel.

Namun, Vicky berujar, arah suku bunga masih belum pasti menjadi kekhawatiran sektor properti. Demikian pula, rencana penerapan iuran Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) masih terlalu dini diperhitungkan dampaknya bagi emiten properti seperti SMRA.

Selaras dengan hal ini, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, masih optimistis kinerja positif SMRA akan berlanjut seiring prospek meningkatnya pendapatan dari penjualan properti. Hal itu karena kondisi industri properti yang mendukung seperti adanya penerapan insentif PPN DTP berlaku sampai akhir 2024.

Di sisi lain, kondisi makroekonomi diharapkan semakin membaik seiring potensi pemangkasan suku bunga acuan di tahun ini. Pelonggaran kebijakan moneter oleh bank sentral akan menjadi katalis meningkatnya arus masuk (inflow) ke sektor properti.

Nafan menjelaskan, turunnya bunga acuan akan berimplikasi positif terhadap penurunan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ataupun Kredit Pemilikan Apartemen (KPA). Jadi memang masih ada harapan positif untuk sektor properti ke depannya.

Mulai Investasi di Ajaib Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, obligasi, hingga Aset Kripto di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online.

Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait