Analisis Saham, Properti, Saham

Penjualan Properti Lesu, Saham ASRI Masih Layak Investasi?

Sumber: Alam Sutera

Ajaib.co.id – PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) merupakan perusahaan pengembang properti yang telah berdiri sejak 1993. Perusahaan dengan kode saham ASRI ini awalnya bernama PT Adhihutama Manunggal, kemudian berganti nama menjadi PT Alam Sutera Realty pada 19 September 2007 dan go public pada 18 Desember 2007.

Portofolio properti PT Alam Sutera Realty Tbk antara lain Perumahan Alam Sutera dan Suvarna Sutera, serta Kota Ayodhya di Tangerang. Perusahaan juga mengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Bali dan gedung perkantoran elite The Tower yang terletak di kawasan CBD Jakarta.

Keluarga The Ning King menjadi pemegang saham pengendali yang memiliki 43,89% saham ASRI melalui PT Tangerang Fajar Industrial Estate dan PT Manunggal Prime Development. Sedangkan 56,11% saham ASRI berada di tangan masyarakat.

Saham ASRI memiliki market cap sebesar Rp4,79 triliun dengan harga penutupan Rp244 per lembar pada tanggal 16 Maret 2021. Mari kita analisis saham ASRI lebih lanjut untuk menilai seberapa menarik perusahaan ini.

Kinerja Laporan Keuangan Terakhir

Berdasarkan laporan keuangan ASRI per 30 September 2020, perusahaan terpukul cukup parah oleh pandemi COVID-19

Total aset ASRI menurun 1% menjadi Rp21,67 triliun dalam laporan kuartal III/2020 dari Rp21,89 triliun per 31 Desember 2019. Liabilitas perusahaan meningkat menjadi Rp12,23 triliun dari Rp11,33 triliun dalam rentang waktu tersebut, sedangkan ekuitas berkurang menjadi Rp21,67 triliun dari Rp21,89 triliun. Liabilitas jangka panjang berkurang, tetapi liabilitas jangka pendek justru membengkak.

Hasil yang diperoleh dari penjualan dan sumber-sumber lain merosot pada 2020, sehingga laba ASRI ikut tumbang dalam basis tahunan. Berikut rangkuman kinerja laba ASRI (dalam miliar rupiah):

Komponen LabaSeptember 2020September 2019
Penjualan, pendapatan jasa, dan usaha lainnya1.102,621.960,49
Beban pokok penjualan, pendapatan jasa, dan usaha lainnya-599,58-848,71
Laba bruto500,581.111,78
Laba periode berjalan-984,51212,51
Laba/rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk-977,65213,59

Bagaimana dengan rasio-rasio keuangannya? Karena perusahaan menderita kerugian, rasio-rasio saham ASRI juga masuk ke teritori negatif. Berikut ini rinciannya:

RasioIII/2020IV/2019IV/2018
ROE-13,96%10%25%
ROA-6,01%5%5%
NPM-88,67%29%24%
DER130,99%74%81%
Current Ratio52,93%131%65%

Fluktuasi rasio-rasio menunjukkan bahwa kinerja keuangan ASRI melemah secara signifikan dalam semua aspek. Penurunan kemampuan perusahaan menghasilkan laba tampak pada ROE, ROA, dan NPM. 

Rasio utang (DER) juga meningkat, sedangkan Current Ratio malah jatuh. Current Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka pendek

Riwayat Kinerja

Kalau dilacak lebih jauh ke belakang, kinerja ASRI sebenarnya sudah melemah sejak sebelum pandemi. Berikut ini rangkuman sejumlah parameter dari laporan laba/rugi konsolidasian 2017-2019:

Komponen201920182017
Penjualan & pendapatan (juta)3.475.677  3.975.2583.917.107
Laba bruto (juta)2.196.705   2.443.9832.376.023
EBITDA (juta)1.833.089   2.086.5932.090.020
Laba usaha (juta)1.691.895 1.977.946 1.985.531
Laba per saham51,48   49,3770,23

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

ASRI tidak termasuk emiten yang murah hati dalam berbagi dividen. Hal ini tampak dari riwayat pembagian dividennya selama lima tahun terakhir.

TahunDividen per SahamJumlah yang Dibayarkan
201600
20171,5Rp29.474.117.832
201800
201900
202000

Emiten ASRI sempat rajin memberikan dividen antara tahun 2009 hingga 2015. Akan tetapi, perusahaan memutuskan untuk tidak membagi dividen pada tahun 2016, 2018, 2019, dan 2020.

Prospek Bisnis ASRI

ASRI telah mengatasi ancaman beban utang yang muncul pada laporan keuangan interim kuartal III/2020 dengan melakukan restrukturisasi global bond pada bulan Oktober.

Perusahaan menerbitkan obligasi senilai USD171,39 juta dengan jatuh tempo 2024 dan obligasi USD251 juta dengan jatuh tempo 2025 untuk membayar (refinancing) global bond yang sedianya jatuh tempo pada 2021 dan 2022. Setelah masalah ini terselesaikan, ASRI selanjutnya memiliki lebih banyak ruang untuk bergerak. 

Sebagai salah satu saham properti, ASRI sebenarnya diuntungkan oleh sejumlah manuver pemerintah baru-baru ini. Antara lain pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja, penurunan bunga acuan Bank Indonesia, serta kebijakan PPN 0% dan kebijakan DP nol rupiah untuk pembelian properti. Akan tetapi, masih banyak rintangan ke depan yang perlu diatasi oleh perusahaan.

Perusahaan meluncurkan proyek EleVee Penthouse & Residences pada Agustus 2020, tetapi target penjualan kemungkinan tidak akan lunas dalam waktu dekat karena lesunya penjualan residensial selama pandemi. Sementara itu, persediaan tanah (land bank) ASRI telah menipis. 

Hingga awal Maret 2021, pihak manajemen PT Alam Sutera Realty Tbk belum memaparkan strategi apa yang akan diambil untuk menggenjot penjualan dan mengembangkan portofolio propertinya pasca pandemi. Calon investor sebaiknya terus memantau berita dan laporan terbaru tentang emiten ini untuk mengetahui prospeknya lebih lanjut.

Harga Saham ASRI (Kesimpulan)

Menurut data RTI, saham ASRI memiliki PBV 0,51x. PBV ini tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan beberapa emiten properti unggulan seperti PWON (1,92x), SMRA (2,08x), dan BSDE (0,89x). Namun, PER-nya -3,68x. Angka PER negatif menandakan bahwa emiten sedang merugi dan tidak menghasilkan laba.

Posisi harga saham ASRI per 16 Maret 2021 (Rp244 per lembar) masih lebih rendah dibandingkan harga penutupannya pada Maret 2019 (Rp310 per lembar), tetapi sudah naik cukup jauh dari rekor terendah Rp88 yang sempat tercapai pada Maret 2020. Dengan kata lain, harga saham ASRI sudah nyaris pulih ke tingkat pra-pandemi. 

Prospek pergerakan harga saham ASRI selanjutnya akan tergantung pada perbaikan kinerja perusahaan tahun 2021. Sebelum adanya perbaikan kinerja signifikan, saham ASRI bukanlah pilihan yang tepat bagi investor jangka panjang, value investor, maupun growth investor. Tapi trader jangka pendek dapat mengincar saham ini pada momen yang tepat untuk mendapatkan capital gain.

Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.

Artikel Terkait