Ajaib.co.id – Kinerja emiten saham TPMA sejak 2016 hingga 2019 menunjukkan tren naik. Begitu pula dengan harga saham. Layakkah membeli sahamnya?
PT Trans Power Marine Tbk (TMP) merupakan perusahaan di bidang transportasi dan logistik yang berdiri sejak 2005. Saat ini, perusahaan memiliki, mengoperasikan, sekaligus mengelola lebih dari 60 set kapal tunda dan tongkang serta beberapa derek apung.
Dalam menjalankan usahanya, TMP mempunyai lima perwakilan di lokasi utama pengangkutan batubara, yakni Cilacap, Jawa Tengah; Cilegon, Banten; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Tarakan, Kalimantan Timur; dan Kumai, Kalimantan Tengah. Perusahaan juga didukung oleh karyawan serta kru kelautan yang profesional.
Pada Februari 2013, TMP tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan kode emiten TPMA, perseroan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Rp230.
Adapun pemegang saham per akhir Desember 2019 adalah PT Dwitunggal Perkasa Mandiri memegang 59,57%, PT Ascend Bangun Persada dengan 28,15%, dan masyarakat dengan 12,28%.
TPMA Berkomitmen Penuhi Tanggung Jawab
TPMA berkomitmen untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada kreditur, baik perbankan maupun supplier, Bisnis.com (24/02/2021).
Selama pandemi tahun lalu, perseroan mampu melakukan pembayaran cicilan. Sehingga utang bank turun menjadi USD21 juta dolar per 30 September 2020 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar USD26,7 juta dolar. Perseroan berharap langkah itu dapat meringankan beban bunga utang lebih rendah sekaligus menurunkan beban liabilitas.
Pada awal 2020, utilisasi kapal TPMA cukup tinggi. Bahkan perseroan menyewa lebih dari 10 set kapal tunda dan tongkang dari pihak ketiga untuk melayani permintaan pelanggan. Namun kuartal II-2020, perseroan mulai merasakan dampak pandemi. Karena permintaan pengangkutan kargo berkurang. Alhasil perseroan berhenti menyewa kapal.
Salah satu penyebabnya adalah PLN kelebihan kapasitas, efek dari penutupan gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, dan berbagai properti lainnya. Utilisasi kapal sempat mencapai 60% pada pertengahan 2020.
Pada kuartal IV-2020, utilisasi kembali naik sekitar 90% hingga 95%. Hal ini dikarenakan adanya dari peningkatan ekspor batu bara ke Tiongkok. Sebelumnya diketahui bahwa Tiongkok menghentikan pengiriman batu bara dari Australia.
Kinerja Keuangan Anjlok
Efek pandemi membuat kinerja keuangan TPMA anjlok. Pendapatan usaha perseroan selama 2020 sebesar USD39,76 juta. Jumlah tersebut turun dibanding 2019 dengan USD47,68 juta.
Beban langsung turun secara tahunan (yoy) menjadi USD31,94 juta. Tahun sebelumnya USD33,29 juta. Laba bersih turun signifikan menjadi USD2,08 juta dari USD8,23 juta.
Kontribusi pendapatan berasal jasa pengangkutan. Secara rinci, jasa tunda dan tongkang berkontribusi terhadap pendapatan sebesar USD28,36 juta dan floating crane menyumbang senilai USD11,39 juta.
Sedangkan total aset tergerus yoy menjadi USD103,76 juta dari USD111, 63 juta. Meski demikian perseroan mampu menurunkan total liabilitas menjadi USD26,75 juta dari USD32,57 juta.
Kinerja TPMA
Kinerja keuangan TPMA pada 2016 hingga 2019 memperlihatkan tren kenaikannya. Namun kinerja 2020 “terpaksa” menurun karena pandemi COVID-19 yang melemahkan kegiatan ekonomi.
Laporan Laba Rugi | 2020 | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 |
Pendapatan Usaha | USD39,76 juta | USD47,68 juta | USD43,87 juta | USD37,71 juta | USD33,18 juta |
Laba Kotor | USD7,81 juta | USD14,39 juta | USD13,95 juta | USD10,75 juta | USD7,55 juta |
Laba Bersih | USD2,08 juta | USD8,23 juta | USD7,60 juta | USD4,87 juta | USD1,48 juta |
Pada 2019, perseroan memiliki peristiwa penting:
- Membeli dua set kapal tug boat dan tongkang guna meningkatkan produktivitas.
- Perseroan menandatangani perjanjian pinjaman dana dengan UOB dan Bank OCBC NISP serta perjanjian fasilitas dengan Chailease International Financial Services Co. Ltd.
Penurunan kinerja keuangan juga tercermin dalam rasio keuangan TPMA. Data dari Ajaib memperlihatkan hampir semua rasio terkoreksi kecuali current ratio (CR). Namun perseroan masih mampu membayar kewajiban finansial dan tingkat likuiditas cukup stabil.
Rasio | 2020 | 2019 |
ROA | 0,9% | 3,8% |
ROE | 1,2% | 5,2% |
NPM | 5,2% | 17,3% |
CR | 109,4% | 84,2% |
DER | 35% | 41% |
Prospek Bisnis TPMA
Tahun ini, TPMA optimis bisnis logistik dan transportasi akan tumbuh lebih baik. Perseroan menargetkan kinerja akan tumbuh 5% hingga 10% dibandingkan tahun lalu, Kontan.co.id (07/01/2021).
Direktur TPMA Rudy Sutiono mengatakan kebutuhan batubara sedang tinggi, khususnya ekspor ke Tiongkok. Sehingga sebagian besar pendapatan perseroan ditopang oleh jasa pengangkutan batubara. Diketahui bahwa sebagian besar pelanggan TPMA adalah perusahaan tambang batubara yang memasok Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) maupun melakukan ekspor.
Pada umumnya, kontribusi pengangkutan batubara bisa mencapai 80% sampai 90% dari total pendapatan TPMA. Pendapatan sisanya berasal dari pengangkutan barang lain seperti semen maupun kepingan kayu atau woodchip.
Untuk jasa pengangkutan ke Tiongkok, perseroan menggunakan kapal berukuran 300-330 feet dengan kapasitas 7.500 ton hingga 10.000 ton dan transhipment (ukuran kapal lebih besar) yang bukan milik TPMA. Belakangan, kebutuhan jasa transhipment batubara ke Tiongkok mengalami kenaikan.
Untuk itu, perseroan segera membeli lima atau enam set kapal tunda dan tongkang baru untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya, Bisnis.com (24/02/2021). Selain itu, kapal baru tersebut untuk menggantikan kapal lama yang berumur cukup tua.
Tahun ini, TPMA mengalokasikan dana belanja atau capital expenditure (capex) senilai Rp150 miliar.
Layakkah Beli Saham TPMA?
Kayak. Namun perlu diperhatikan bahwa industri logistik dan transportasi laut masih terkena efek pandemi. Sehingga menyebabkan kinerja perseroan terseok-seok.
Jika dilihat secara teknikal, saham PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) cenderung menghijau terlebih sejak awal 2021. Untuk investor bandingkan, saham TPMA dan saham TMAS di bawah ini:
TPMA
PER: 31,33 kali
PBV: 0,85 kali
Harga 23/04: Rp1.030
TMAS
PER: 90,76 kali
PBV: 0,53 kali
Harga 23/04: Rp157
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.