Analisis Saham, Saham

Saham BALI Layak Dikoleksi. Berikut Ini Alasannya

Sumber: Pixabay

Ajaib.co.id – Saham BALI cukup terjangkau dan layak dikoleksi. Salah satu faktornya adalah kinerja keuangan yang mengalami kenaikan setiap tahunnya.

PT Bali Towerindo Sentra TBK (BALI) adalah perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi yang berdiri sejak 6 Juli 2006 di Bali. Perusahaan juga memberikan fasilitas transmisi terintegrasi melalui jaringan fiber optic atau nirkabel guna mendukung teknologi telekomunikasi terkini.

Dalam menjalankan kegiatan bisnis, Balitower memiliki dua segmen usaha yaitu menyewakan infrastruktur menara telekomunikasi (makro dan mikro) dan menyewakan infrastruktur jaringan fiber optic dan/atau transmisi.

Pada akhir 2017, Balitower memperluas bisnisnya sebagai penyelenggaraan layanan Internet Protocol Television. Balitower sebagai penyedia layanan internet bekerja sama dalam dengan PT Paramitra Media Interaktif selaku anak perusahaan dengan nama Balifiber.

Pada Juli 2006, Balitower  tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BALI. Pemegang saham per Desember 2018 adalah PT Kharisma Cipta Towerindo memiliki porsi 69,56% dan masyarakat dengan 30,44%.

BALI Kantongi Dana Segar Rp700 Miliar

BALI baru saja mengantongi dana segar. Perseroan menerima fasilitas kredit term loan 3 dan fasilitas kredit term loan 4 dari PT Bank Mandiri Tbk. Kedua belah pihak telah menandatangani kesepakatan pada 29 Maret 2021, Kontan.co.id (22/04/2021).

Adapun Kredit term loan 3 memiliki batas pinjaman Rp200 miliar dengan jangka waktu 77 bulan. Sedangkan term loan 4 mempunyai batas kredit Rp500 miliar dengan jangka waktu 60 bulan, termasuk availability period selama satu bulan.

Wakil Direktur Utama dan Corporate Secretary BALI Lily Hidayat mengatakan pinjaman ini telah memperhitungkan selisih tingkat suku bunga yang kompetitif bagi perusahaan. Dana pinjaman akan digunakan untuk menutupi arus kas kegiatan usaha perusahaan, termasuk pembiayaan kembali (refinancing) fasilitas kredit di Bank Sinarmas serta Indonesia Infrastructure Finance (IIF).

Dengan menerima pinjaman, perseroan memberikan agunan berupa aset dan piutang yang terdiri dari:

  • Agunan kredit term loan 3 yakni 1) 154 site menara telekomunikasi Micro Cell Pole (MCP) dengan seluruh perlengkapan dan peralatan pendukungnya atas nama PT Bali Towerindo Sentra Tbk. Seluruh site tersebut berada di seluruh wilayah Indonesia yang akan diikat secara fidusia. 2) Jaringan fiber optik alias fiber to the home (FTTH) dengan perlengkapan dan peralatan pendukungnya yang berjumlah minimal 34.888 homepass akan diikat secara fidusia. 3) Piutang usaha perseroan akan diikat secara fidusia.
  • Agunan kredit term loan 4 yaitu 1) 1.179 site menara telekomunikasi dengan seluruh perlengkapan dan peralatan pendukungnya atas nama PT Bali Towerindo Sentra Tbk. 2) 21 site menara telekomunikasi beserta seluruh perlengkapan dan peralatan pendukungnya atas nama PT Paramitra Intimega.Menara telekomunikasi yang dimaksud berlokasi di Pulau Jawa dan Bali akan diikat fidusia.

BALI Raup Laba Bersih Saat Pandemi

Saat pandemi COVID-19, BALI meraup laba bersih sebesar Rp84,40 miliar pada 2020. Jumlah tersebut naik 83,38% dibanding tahun sebelumnya, yakin Rp46,02 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal IV-2020, pendapatan BALI tumbuh 26,13% menjadi Rp778,89 miliar dan laba per saham dasar Rp21,45.

Kontribusi pendapatan dari menara dan jaringan menyumbangkan Rp518,75 miliar serta pendapatan komunikasi data, internet dan televisi kabel berkontribusi Rp260,13 miliar. Kedua pos pendapatan tersebut menunjukkan kenaikannya dibanding periode 2019.

Di sisi lain, beban BALI juga bertambah secara tahunan. beban pokok pendapatan melonjak menjadi Rp356,12 miliar, beban usaha naik menjadi Rp61,19 miliar, beban keuangan bertambah menjadi Rp225,57 miliar, dan beban lain-lain menjadi Rp6,92 miliar.

Total liabilitas naik menjadi Rp2,47 triliun dan total ekuitas Rp2,17 triliun. Total aset juga tumbuh menjadi Rp4,65 triliun

Kinerja BALI

Kinerja BALI lima tahun ini dalam kondisi baik. Terhitung sejak 2016 hingga 2020, perseroan selalu membukukan pendapatan usaha dan laba bersih.

Laporan Laba Rugi20202019201820172016
Pendapatan UsahaRp778,89 miliarRp617,52 milirRp464,17 miliarRp320,06 miliarRp254,86 miliar
Laba KotorRp422,77 miliarRp336,67 miliarRp271,92 miliarRp200,75 miliarRp153,05 miliar
Laba BersihRp84,40 miliarRp46,02 miliarRp50,35 miliarRp61,52 miliarRp27,14 miliar

Pada 24 Juni 2020, BALI menerbitkan Obligasi Tahap I Tahun 2020 dengan nilai emisi Rp554 miliar. Obligasi ini memiliki tingkat suku bunga sebesar 10,25% dengan jangka waktu tiga tahun dan akan jatuh tempo pada 24 Juni 2023. Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi dan pembayaran bunga pertama akan dilakukan perseroan pada 24 September 2020.

Dana dari obligasi akan digunakan oleh perseroan untuk pelunasan utang bank yang dipercepat sekitar 84% dan pelunasan Medium Term Notes Bali Towerindo Sentra I Tahun 2017. Sisanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan investasi perusahaan.

Berikut rasio keuangan BALI yang diambil dari laman Ajaib. Diketahui bahwa rasio 2020 lebih tinggi dibanding 2019. Hal tersebut karena adanya perbaikan kinerja pada 2020.

Rasio 20202019
ROA0,66%0,32%
ROE1,45%0,74%
NPM10,84%7,45%
CR62,46%32,59%
DER113%118%

Prospek Bisnis BALI

Bisnis menara telekomunikasi masih baik bahkan akan terus membaik pada tahun-tahun mendatang. Bahkan pada kuartal I-2021, BALI mampu membukukan laba bersih senilai Rp36,68 miliar. Nilai tersebut meroket 311,02% dibanding kuartal I-2020.

Dikutip dari laman BEI, BALI mencetak pendapatan usaha Rp220,04 miliar atau tumbuh 22,14% secara tahunan (yoy). Pendapatan disumbangkan oleh pos menara dan jaringan naik menjadi Rp136,01 miliar dan pos komunikasi data, internet, dan televisi kabel melejit menjadi Rp84,02 miliar.

Meskipun beban pokok pendapatan naik menjadi Rp93,86 miliar, beban usaha juga naik menjadi Rp16,16 miliar, dan beban keuangan naik menjadi Rp58,17 miliar. Namun di tengah pandemi, perseroan akan tetap meningkatkan kebutuhan konektivitas para pelanggannya dan tak ada dampak terhadap keuangan.

Koleksi atau Abaikan?

Saham BALI layak dikoleksi oleh investor. Karena kondisi keuangan emiten baik dan harganya pun terjangkau. Pada penutupan bursa pada Jumat (23/04), BALI berada pada level Rp660. PER 37,3 kali dan PBV 1,44 kali.

Sebagai perbandingan saham IBST pada Jumat (23/04) ditutup pada harga Rp6.100. Adapun PER145,73 kali dan PBV 1,58 kali.

Saham BALI jauh lebih murah dibanding IBST. Namun untuk mendapatkan keuntungan optimal, investor harus melakukan analisis fundamental seperti mengecek laporan keuangan secara rinci.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait