Analisis Saham

Ada Perbaikan Kinerja Keuangan, Saham RIGS Masih Rp200-an

Ajaib.co.id – Meski ada perbaikan kinerja keuangan, tetapi saham RIGS masih di level Rp200-an. Namun emiten berupaya terus memperbaiki kinerja. Salah satunya efisiensi anak usaha di tengah pandemi Covid-19.

PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) merupakan perusahaan penyedia layanan logistik kelautan. Kegiatan usaha perusahaan memiliki dua klasifikasi segmen batu bara dan lepas pantai.

Segmen batu bara, perseroan menyewakan kapal tunda dan tongkang kepada perusahaan pertambangan batu bara untuk mengangkut batu bara dan agregat curah lainnya. Segmen lepas pantai, perseroan menyediakan kapal pemasok dan tongkang akomodasi untuk dicarter oleh perusahaan hulu minyak dan gas guna mendukung operasionalnya.

Pada Maret 1990, perseroan tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan kode saham RIGS, perseroan melakukan penawaran umum perdana Rp2.500. Sedangkan pemegang saham per Juni 2020 adalah Scomi Marine Services Pte Ltd sebesar 80,54% dan masyarakat memiliki 19,46%.

RIGS Likuidasi 4 Anak Usaha

RIGS melikuidasi empat anak usahanya yang berlokasi di Singapura. Langkah tersebut diambil dalam upaya efisiensi pada 2020, Kontan.co.id (18/11/2020).

Head of Finance RIGS Fiviey Wibowo mengatakan anak usaha yang dilikuidasi adalah CH Logistic Pte Ltd (CHL), CH Ship Management Pte Ltd (CHS), dan Rig Tenders Marine Pte Ltd (RTM). Ada pula perusahaan patungan (joint venture) yang ditutup yakni Rig Tenders Offshore Pte Ltd (RTO) di Singapura.

CHL, RTM, dan CHS merupakan anak cabang ROGS yang sahamnya dimiliki 100% oleh perseroan. Sedangkan RTO adalah perusahaan patungan yang sahamnya 70% dimiliki oleh perseroan dan sisanya dimiliki oleh MP Ventures Pte Ltd.

Penghentian kegiatan anak perusahaan yang berlaku mulai 9 November tahun lalu itu berdampak pada penghematan cukup signifikan, yaitu sekitar SGD26.000. Sehingga kondisi keuangan perseroan itu berimbas positif.

Likuidasi CHL, RTM, dan CHS akan membuat RIGS menghemat biaya operasional seperti penyewaan virtual office, biaya auditor, konsultan pajak, dan biaya jasa operasional lainnya di Singapura.

Untuk penutupan RTO, Direktur RIGS Doddy Irawan menjelaskan sewa bareboat telah berhenti karena kondisi pasar yang menantang sejak 2015 dan kapal AHTS bernama RT Kris telah terjual pada 26 Maret 2018. Pihak RIGS memastikan bahwa tak ada penutupan anak usaha sepanjang 2021.

Pendapatan Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19

RIGS mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan di tengah pandemi Covid-19. Setelah melakukan serangkaian efisiensi akibat dampak dari pandemi, perseroan mampu mengerek pendapatan sepanjang 2020 menjadi USD29,43 juta. Tahun sebelumnya USD28,29 juta.

Perseroan juga mampu mengurangi beban pokok secara tahunan (year on year atau yoy) yakni USD33,03 juta pada menjadi USD23,39 juta pada 2020. Laba kotor dari -USD4,73 juta menjadi USD6,04 juta dan laba bersih dari -USD7,17 juta menjadi USD2,70 juta.

Namun tahun buku 2020 tak lepas dari perubahan periode transaksi. Perseroan mengubah tahun buku yang tadinya berakhir 31 Maret (12 bulan) menjadi 30 Juni (15 bulan). Periode transaksi berlaku efektif 1 April 2019.

Perubahan telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Kinerja RIGS

Pada 2017, kinerja keuangan RIGS menurun signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kinerja tahun selanjutnya hingga 2020 menunjukkan pertumbuhannya. Meskipun tahun buku 2020 mengalami perubahan transaksi menjadi 15 bulan dan pendapatan 2020 sedikit di bawah 2016.

Kinerja RIGS sepanjang 2020 terdongkrak karena sejumlah aksi korporasi, yaitu:

– Membangun area pengangkutan baru, termasuk pengangkutan hasil bumi. Pasalnya perseroan memperluas pasar kegiatan bisnisnya, terutama pengangkutan bahan curah lainnya seperti nikel, pasir, dan kayu bulat.

– Perseroan dalam proses mendapatkan sertifikasi ISO 4500:2018.

– Melakukan efisiensi dengan melikuidasi empat anak perusahaan yang berlokasi di Singapura yaitu CHL, RTM, CHS, dan RTO.

Prospek Bisnis RIGS

Akhir tahun lalu, RIGS membidik peluang bisnis pengangkutan nikel. Fiviey Wibowo menjelaskan perseroan sedang memperluas pasar bisnis pengangkutan bahan curah lainnya seperti nikel, Kontan.co.id (19/11/2020).

RIGS, lanjut Fiviey, melihat permintaan pengangkutan nikel yang semakin bertambah. Hal tersebut dipengaruhi oleh pernyataan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia sepanjang 2019.

Menurut data Badan Geologi Kementerian ESDM, sumber daya bijih nikel Indonesia sebesar 11.887 juta ton, dengan detail tereka 5.094 juta ton, terunjuk 5.094 juta ton, terukur 2.626 ton, dan hipotetik 228 juta ton.

Bahkan produksi nikel olahan asal Indonesia tetap tumbuh meski dunia sedang dilanda pandemi. Dalam lima tahun terakhir, pabrik smelter nikel di Indonesia tumbuh tiga kali lipat.

Terkait prospek bisnis RIGS, Head of Operations RIGS Degdo Suprayitno menginformasikan bahwa saat ini, perseroan memiliki 80% tingkat utilisasi seluruh armada, termasuk keterisian untuk angkutan nikel maupun batu bara. Tahun depan, target kenaikan utilisasi hingga 95%.

Per Juni 2020, perseroan memiliki 36 tug boats (kapal tunda), tujuh self-discharging barges, 21 barges (tongkang), dan satu unit accommodation work barges. Namun perseroan berencana menjual satu kapal tongkang.

Layakkah Saham RIGS Dikoleksi?

Harga saham RIGS pada penutupan bursa, 11 Mei, adalah Rp208 atau turun 1,89% dibandingkan hari sebelumnya. PER -4,14 kali dan PBV 0,27 kali.

Dari data di atas terlihat bahwa saham RIGS murah. Namun jika diteliti lebih lanjut, kinerja lima tahunan perseroan sempat mengalami minus. Lagi pula industri transportasi dan logistik belum sepenuhnya pulih akibat dari pandemi.

Jadi sebaiknya, investor beralih dulu dari RIGS. Saatnya, memburu saham-saham yang fundamentalnya kokoh dan tetap tumbuh saat pandemi.

Disclaimer

Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek.

Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait