Bisnis & Kerja Sampingan

Tips Menyusun Capex yang Efisien Biar Nggak Rugi

Ajaib.co.id – Bagi kamu yang tengah merintis bisnis atau usaha pasti sudah tak asing dengan sejumlah pengeluaran bisnis. Sehingga kamu membutuhkan sejumlah biaya modal yang dikeluarkan untuk membiayai pengeluaran perusahaan. Pada sebuah bisnis ada dua jenis pencatatan pengeluaran, yakni, Capital Expenditure (Capex) dan Operating Expenses (Opex). Kedua pengeluaran ini memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan itu pun berlaku pada pengenaan aturan pajak yang juga berbeda. 

Kali ini Ajaib akan fokus untuk membahas mengenai capex. Capex ini merupakan sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh, meningkatkan, atau memelihara aset fisik perusahaan. Seperti berupa bangunan, properti, pabrik, gedung, teknologi, hingga peralatan.

Capex ini kerap diterapkan dalam proyek atau investasi baru oleh perusahaan tersebut. Dalam capex ini, sebuah perusahaan membuat daftar pengeluaran modal untuk aset tetap perusahaan.

Pengeluaran ini meliputi hal-hal seperti memperbaiki atap pada gedung atau pabrik, membeli peralatan kantor yang baru, hingga membangun pabrik baru. Untuk apa ini dilakukan? Pengeluaran-pengeluaran keuangan seperti ini dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan ruang lingkup usaha mereka.

Apa saja bentuk capex? Umumnya terdapat dua bentuk capex, pertama capex berupa biaya untuk memelihara kegiatan operasional di dalam perusahaan. Kedua, biaya yang dikeluarkan dan memungkinkan memicu adanya peningkatan pertumbuhan di masa depan.

Capex ini ada yang dapat berwujud, seperti gedung atau tidak berwujud seperti hak paten. Namun yang pasti, pengeluaran modal berwujud dan tidak berwujud memang dianggap sebagai aset sebab bisa dijual ketika ada kebutuhan datang untuk perusahaan.

Namun, pada laporan keuangan untuk dana yang dikeluarkan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang berkelanjutan pada aset ini tidak dianggap sebagai pengeluaran modal. Sehingga pengeluaran atau capex ini harus dibebankan pada laporan laba rugi perusahaan setiap kali terjadi.

Bagaimana contoh penerapan capex ini? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kalau capex ini merupakan pengeluaran dana untuk aset dengan harapan mampu memberikan utilitas untuk bisnis selama lebih dari satu periode pelaporan bisnis. 

Beberapa contoh dari capex, misalnya, berupa pengeluaran untuk bangunan. Hal ini sudah termasuk biaya lanjutan untuk memperpanjang masa manfaat bangunan. Selain itu, ada pula pengeluaran untuk perangkat komputer dan sejumlah peralatan kantor

Tak hanya yang terlihat esensia, pengeluaran untuk perabot dan perlengkapan di kantor juga masuk ke dalam capex. Termasuk di dalamnya biaya perabot seperti sekelompok meja dan kursi di kantor.

Kemudian, aset berupa tanah termasuk di dalamnya biaya perbaikan lahan, biaya sistem irigasi, hingga tempat parkir. 

Adapun untuk aset yang tidak berwujud, contohnya berupa lisensi taksi yang dibeli atau patenkan. 

Cara Melakukan Capex yang Efisien

Dalam menjalankan proyek-proyek besar bisnis itu melibatkan banyak modal dan jumlah uang yang besar. Tentunya di dalamnya ada mekanisme pengeluaran modal yang harus direncanakan dengan matang. Karena jika pengeluaran modal ini tidak dikendalikan dengan baik justru akan mengancam jalannya proyek karena bisa menghabiskan banyak uang bagi institusi atau organisasi yang menjalankan proyek tersebut. 

Oleh karena itu, perlu ada perencanaan yang matang dan terukur, alat-alat yang tepat, hingga manajemen proyek yang baik. Berikut ini ada beberapa tips dalam menyusun anggaran capex yang efisien.

1. Membuat Struktur Capex

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat struktur capex seperti apa yang sekiranya akan dikeluarkan. Karena anggaran capex sangat memerlukan persiapan yang memadai dan matang sebelum dimulai. Jika hal ini tidak diperhatikan ada kemungkinan proyek mengalami kehilangan control dan berujung pada merugikan perusahaan. 

Cara membuat struktur ini adalah sebelum memulai suatu proyek, kamu sebaiknya memahami dan menemukan ruang lingkup proyek tersebut, menentukan tenggat waktu (deadline) proyek yang masuk akal, dan memastikan seluruh rencana disetujui oleh pihak terkait agar tak ada lempar tanggung jawab. 

Dalam proses ini kamu harus memikirkan beberapa hal dengan detail. Mulai dari berapa banyak sumber daya internal yang dibutuhkan proyek, tenaga kerja yang dibutuhkan, keuangan, bahan dan layanan seperti apa. Rumusnya untuk memiliki anggaran yang akurat dan tepat guna, kamu harus mempunyai lebih banyak detail mengenai proyek.

2. Pola Pikir Jangka Panjang

Selanjutnya kamu harus memiliki pola pikir hingga jangka panjang. Kemungkinan-kemungkinan seperti apa yang bisa terjadi di kemudian hari. Termasuk sudah harus memutuskan pembelian aset modal dengan skema utang atau lewat menyisihkan dana yang ada. 

Kalau kamu memutuskan untuk meminjam uang ini sudah pasti berdampak pada peningkatan utang perusahaan. Selain itu, berpeluang menciptakan masalah bagi kemampuan pinjaman di masa mendatang. Sementara itu, menyimpan uang untuk pembelian kebutuhan sama saja dengan menyiratkan kamu harus menunggu beberapa waktu sebelum memperoleh aset yang dibutuhkan.

Tentunya dalam memilih keputusan harus disesuaikan dengan keadaan perusahaan dan sejumlah pihak yang terkait.

3. Kelola Data Akurat

Kemudian penting untuk melakukan pengelolaan data yang akurat. Hal ini perlu diterapkan jika ingin pengelolaan seluruh capex bisa efisien. Adapun agar kamu bisa membuat anggaran yang realistis, kamu perlu memiliki informasi dan data yang canggih, kredibel, dan dapat diandalkan.

4. Detail Harus Optimal

Melakukan optimalisasi detail rencana anggaran capex perlu dilakukan dengan hati-hati. Mengapa demikian? Karena kalau mempunyai terlalu banyak detail justru berimplikasi pada terlalu banyak waktu yang harus dihabiskan untuk mengumpulkan informasi. Risikonya pun ada kemungkinan menghasilkan informasi yang tidak sesuai saat anggaran selesai diterapkan. 

Sebaliknya, kalau terlalu sedikit detail justru akan membuat anggaran menjadi abu-abu dan informasi kurang bermanfaat. Sehingga keseimbangan dan optimalisasi detail yang tepat itu berdampak besar.

5. Bentuk Kebijakan Yang Jelas

Tips yang kelima adalah menentukan bentuk kebijakan yang sejelas mungkin agar bisa dipahami oleh seluruh tim dan pekerja. Perlu diketahui, manajemen capex ini melibatkan banyak pihak. Yang terdiri dari berbagai macam karyawan/pegawai, departemen/divisi. Sehingga kebijakan yang jelas sehingga bisa diikuti semua orang harus diberlakukan saat menempatkan anggaran. 

Dalam menyusun capex, perencanaan yang detail dan kemampuan menerawang adalah kunci. Karena sangat rawan kegagalan kalau sampai disusun dengan tidak ada perhitungan yang realistis.

Artikel Terkait