Banking

Beda Deposito dengan Tabungan Berjangka, Serupa Tapi Beda

tabungan-berjangka-dan-deposito

Deposito dan tabungan berjangka biasanya merupakan jenis investasi yang paling dikenal oleh investor pemula. Hal ini bukannya tanpa alasan karena memang sistemnya paling sederhana dan mudah dipahami. Sayangnya tak banyak yang paham beda deposito dengan tabungan berjangka secara keseluruhan.

Baik deposito atau tabungan berjangka biasanya selalu tersedia di semua lembaga perbankan. Keberadaannya bersanding dengan produk keuangan lainnya seperti jenis tabungan reguler atau simpanan dengan mata uang asing. Umumnya, nasabah yang dianggap sudah mampu secara finansial akan ditawari produk berupa tabungan rencana ini maupun deposito.

Deposito dan tabungan berjangka sebenarnya adalah alternatif menyimpan uang namun dengan keuntungan yang lebih. Pasalnya, suku bunga deposito maupun bunga tabungan berjangka lebih tinggi dibandingkan simpanan biasa. Selain bunga yang lebih tinggi, tidak ada potongan biaya administrasi yang akan dipotong secara otomatis.

Aspek tersebut adalah satu kesamaan mendasar antara dua produk investasi ini. Sedangkan beda deposito dengan tabungan berjangka lebih kepada sistem penyimpanan dananya. Jika deposito mengharuskan nasabah menyimpan uan dalam jumlah besar di awal proses maka tabungan berencana menyimpan dananya secara rutin dalam jumlah lebih kecil selama jangka waktu tertentu.

Pada akhir periode yang disepakati nantinya nasabah bisa menarik kembali uangnya dengan keuntungan berupa suku bunga yang ditetapkan. Baik tabungan berencana maupun deposito bisa dipilih dengan jangka waktu yang berbeda sesuai kebutuhan, baik itu jangka panjang atau jangka pendek. Pilihannya mulai dari 6 bulan, 12 bulan sampai dengan 240 bulan.

Memiliki deposito atau tabungan berjangka juga merupakan salah satu cara menyimpan uang yang lebih baik dibandingkan tabungan biasa. Apalagi jika dana tersebut tidak direncanakan untuk dimanfaatkan dalam jangka pendek. Dibandingkan sekedar disimpan di rekening akan lebih menguntungkan jika disimpan melalui deposito atau tabungan berencana.

Beda Deposito dengan Tabungan Berjangka, Pilih yang Paling Sesuai Kebutuhanmu

Saat tabungan konvensional dinilai tidak memberikan keuntungan yang signifikan, orang-orang mulai banyak berganti haluan ke tabungan berjangka dan deposito untuk investasi. Memang tidak dipungkiri di zaman dewasa ini biaya kebutuhan hidup semakin meningkat. Selain itu, tingkat inflasi juga meningkat pesat sehingga uangmu sulit bertahan nilainya jika hanya disimpan di tabungan biasa.

Pada bulan lalu, BPS mencatat inflasi selama Juli 2019 adalah 0,31%. Inflasi atau kenaikan harga dapat memengaruhi berbagai aspek pemenuhan kehidupan sehari-hari. Sedangkan suku bunga rata-rata tabungan hanya berkisar 0,5% per tahunnya. Jelas bukan angka perbandingan yang sesuai dan bukan hal yang baik untuk kondisi keuanganmu.

Guna mengatasi laju inflasi di Indonesia, banyak orang yang akhirnya bergantung pada investasi. Menabung di bank adalah salah satu instrumen investasi paling populer. Alasannya karena proses memulai yang tidak merepotkan, bisa diambil kapan saja, dan praktis untuk digunakan. Selain menabung di bank, tabungan berjangka juga mulai banyak dilirik.

Beda deposito dengan tabungan berjangka bisa dilihat dari dua faktor utama yaitu fleksibilitas dan suku bunga. Jika kamu menabung di bank, kamu bisa mengakses uangmu kapan dan di mana saja. Sayangnya, bunga yang didapat dari tabungan konvensional sangat kecil. Biasanya hanya 0-5% per tahun dan jumlah tersebut belum dipotong administrasi bulanan. 

Walapun konsepnya mirip, tabungan berjangka memiliki proses mendapatkan untung yang berbeda dari deposito. Dalam tabungan berjangka, nasabah harus menyetor uang di awal dan per bulan hingga tiba masa jatuh tempo yang disepakati. Bunga yang ditawarkan bervariasi di tiap bank. Yang patut menjadi perhatian calon nasabah adalah tabungan berjangka kebanyakan mengenakan pinalti jika ditarik sebelum tenggat waktunya.

Dengan mekanisme ini, tabungan berencana paling sesuai digunakan jika kamu berencana mengumpulkan dana untuk tujuan keuangan tertentu. Generasi milenial biasanya memanfaatkan produk tabungan berjangka guna menghimpun dana untuk biaya pernikahan, uang muka KPR rumah atau mengganti kendaraanya.

Cara ini jelas lebih baik dibandingkan misalnya menggunakan kartu kredit untuk pembiayaan tersebut. Paling tidak kamu akan terhindarkan dari utang yang tidak bermanfaat. Tabungan berjangka mirip dengan menabung namun dengan tambahan suku bunga yang lebih progresif.

Sedikit berbeda dengan tabungan berjangka, deposito mengharuskan kamu menyetor uang di awal saja. Kamu tidak bisa menambah jumlah uang deposito yang sedang berjalan. Jika kamu ingin menghentikan deposito sebelum jatuh tempo, beberapa bank ada yang membebankan pinalti namun ada juga yang mengembalikan saldo awal tanpa bunga. Pajak dari bunga deposito lumayan besar yaitu 20% namun bunga yang didapat juga lebih tinggi dibandingkan tabungan berjangka.

Mari simak contoh berikut untuk menghitung besaran bunga deposito per bulan.

Jennie adalah seorang karyawan swasta dengan gaji Rp6 juta per bulan. Setelah menabung di bank selama beberapa tahun uangnya terkumpul sebesar Rp70 juta. Ia memutuskan untuk mengalihkan saldo tabungan sebesar Rp55 juta ke produk deposito bank dengan bunga 6.75% per tahun.

Berapa besaran bunga yang ia dapat per bulan? Berikut adalah perhitungannya.

                               Rp(6.75% x Rp55 juta x 30 x 80%) : 365 = Rp244.109,589

Nominal 6.75% adalah bunga yang dijanjikan bank per tahun dan 80% adalah persentase keuntungan setelah dipotong pajak 20%. Lalu, 30 adalah hitungan hari dalam satu bulan, dan 365 adalah hitungan hari dalam setahun. Jika dikonversi menjadi rumus maka:

                               (bunga bank x setoran awal x 30 x 80%) : 365 = total

Tidak sulit bukan menghitung keuntungan depositomu? Proses pembuatan deposito juga tergolong mudah. Cukup dengan mengisi formulir, melengkapi dokumen, dan memenuhi setoran awal minimum kamu sudah bisa menikmati keuntungan dari deposito bank.

Simulasi di atas bisa menjadi gambaran sederhana bagimu untuk memahami beda deposito dengan tabungan berjangka. Pada dasarnya, kedua investasi ini bisa diambil untuk investor pemula yang baru belajar menyisihkan dananya untuk investasi. Kedua instrumen investasi ini minim risiko namun dengan tetap bisa menghasilkan keuntungan.

Lebih Menguntungan Menabung atau Berinvestasi?

Uraian soal beda deposito dengan tabungan berjangka mungkin bisa dijelaskan dalam beberapa poin. Namun persamaannya jelas yakni kedua jenis investasi ini adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan tabungan biasa. Mungkin pendapat ini terasa tidak populer apalagi bagi kamu yang selama ini sudah nyaman dengan menyimpan uang di tabungan biasa.

Aspek soal suku bunga dan lainnya selama ini tidak msuk pertimbangan. Apalagi jika menimbang jika baik deposito atau tabungan berencana terasa tidak likuid apalagi jika membutuhkan dana sewaktu-waktu. Namun untuk kondisi finansial kita, manakah sebenarnya yang lebih baik, menabung atau berinvestasi?

Tabungan atau investasi sama-sama menguntungkan, tergantung dari tujuan dan kemampuan keuanganmu. Menabung bisa kamu jadikan sebagai dana darurat dan bisa diambil kapan saja. Menabung juga tidak memiliki risiko kehilangan uang. Bisa dikatakan menabung lebih aman daripada investasi.

Sedangkan investasi untuk masa depan dan jangka panjang. Dengan berinvestasi bisa memperoleh keuntungan lebih besar daripada menabung. Cobalah berinvestasi reksa dana yang memiliki return rata-rata 20% pertahun dengan risiko yang kecil. Dari penjelasan tersebut, sebaiknya tabungan dan investasi harus tetap kamu miliki karena keduanya saling melengkapi.

Hanya saja porsinya harus diatur sesuaikan dengan tujuan dan kemampuan keuanganmu. jadi pikirkan baik-baik sebelum memutuskan mana yang lebih diutamakan dan berapa aset yang bisa kamu alokasikan pada kedua instrumen ini ya.

Terdapat tiga risiko utama yang paling ditakutkan saat hendak melakukan investasi. Berikut tiga risiko utama yang ditakuti investor dalam melakukan investasi yang harus kamu ketahui:

  • Nilai Investasi yang Turun

Hal yang paling ditakuti saat hendak melakukan investasi adalah tidak yakin apakah uang yang di investasikan tersebut tetap ada atau malah hilang. Setiap uang yang di investasikan tidak akan hilang. Namun yang perlu kamu ingat setiap investasi memiliki risiko yang berbeda-beda.

Sebelum kamu mulai berinvestasi. Pertimbangan terlebih dulu seberapa besar penurunan nilai investasi atau kerugian yang sanggup kamu tanggung. Berapapun besaran kerugian yang kamu terima, itu adalah bagian dari investasi. Kerugian investasi sesekali memang ada.

Selain itu, dengan mengalami kerugian. Sedikit demi sedikit kamu akan belajar lagi dan mendapatkan pengalaman berharga dalam berinvestasi.

  • Produk Investasi yang Sulit Dijual

Sulit atau mudahnya sebuah produk investasi dijual atau diuangkan lagi juga merupakan salah satu risiko yang harus kamu hadapi sebagai investor. Beberapa orang mungkin lebih senang melakukan investasi dalam emas karena lebih mudah dijual dan minim risiko.

Namun ada juga yang memilih investasi dalam mata uang dollar Amerika dan sesegera mungkin memasukannya kedalam Bank. Hal itu untuk menjaga bentuk fisik uangnya. Karena beberapa Bank tidak mau membeli mata uang asing jika kumal atau rusak.

Contoh lain sebagai produk investasi yang sulit untuk dijual adalah barang koleksi. Umumnya barang koleksi memang sulit untuk dijual kembali karena pasarnya sendiri sangat spesifik. Misalnya sebuah lukisan. Pasarnya hanya mereka yang hobi dan mengerti lukisan saja.

Jadi alangkah baiknya sebelum memulai investasi. Ketahui dulu apakah produk investasi yang kamu inginkan itu bisa dengan mudah dijual kembali. Jangan sampai kamu membeli produk investasi yang kamu sendiri tidak bisa menjualnya.

  • Hasil Investasi yang Tidak Sebesar Harga Kenaikan Barang dan Jasa

Dalam kasus seperti ini. Bayangkan jika kamu berinvestasi pada deposito yang memberikan bunga sebesar 10% dalam setahun. Namun dalam setahun ternyata harga barang dan jasa naik menjadi 15%. Bukan karena terlalu tinggi harga, namun produk yang dipilih kurang sesuai.

Mungkin kamu menginginkan suatu produk investasi yang konservatif dan aman. Namun konsekuensinya hasil investasi yang kamu dapatkan tidak bisa menutup kenaikan harga jasa atau barang. Jika hal tersebut terus terjadi, bisa jadi kamu akan bangkrut.

Jika kamu dalam kondisi seperti ini. Hal yang harus kamu lakukan adalah jangan menutup diri dengan berbagai informasi khususnya dalam dunia investasi. Mulailah pelajari produk investasi yang lain yang bahkan mungkin kamu tidak tahu sebelumnya.

Setelah mempelajarinya, cobalah berinvestasi di situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensi dan risiko tinggi yang mungkin akan terjadi. Lama-lama kamu akan terbiasa dan bisa mengatasi kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang berpotensi.

Uraian di atas adalah perbandingan soal tabungan dan investasi yang perlu kamu pahami lebih jauh. Ketahui pula bahwa keduanya sama-sama penting untuk masa depan. Persoalannya adalah mengalokasikan dana yang sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai dengan kondisi finansialmu saat ini.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.

Artikel Terkait