Analisis Saham, Saham

Bedah Saham ARTI, Harga Rp50 Masih Bagus Dikoleksi?

Ajaib.co.id – Satu lagi saham yang masuk di indeks LQ50, yaitu saham milik PT Ratu Prabu Energi Tbk (ARTI). Ratu Prabu Energi Tbk adalah perusahaan energi yang beroperasi di bidang produksi dan jasa minyak dan gas bumi. Perusahaan juga menjalankan bisnis di pertambangan lain meliputi emas dan batu bara. Selain itu, saham ARTI juga memiliki unit bisnis properti.

Mengenal Saham ARTI

Sebelum mengenal saham ARTI, sudah tahukah kamu kenapa saham ARTI masuk ke dalam indeks LQ50. Apa sebenarnya indeks LQ50?

Saham LQ50 merupakan lelucon dari saham LQ45, di mana saham LQ50 ini merupakan saham-saham yang harganya turun sampai Rp50 alias gocap. Harga saham Rp50 merupakan harga terendah dalam saham yang bisa dibeli dari pasar reguler.

Nah, saham ARTI ini termasuk salah satu saham gocap sejak 2016 dan pernah sempat dihentikan sementara (suspensi) lantaran belum membayar denda terkait keterlambatan penyampaian laporan keuangan interim 30 Maret 2020 dan keterlambatan penyampaian laporan keuangan per 31 Desember 2019. Namun, pada 16 Oktober 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah membuka suspensi atas saham ARTI.

Perusahaan ARTI sendiri beroperasi dengan sejumlah anak perusahaan di antaranya PT Lekom Maras di bidang jasa pertambangan dan properti, Lekom Maras Pengabuan Inc di bidang pertambangan minyak, PT Bangadua Petroleum dibidang pertambangan minyak dan gas, dan PT Ratu Prabu Tiga di bidang pengembangan, penyewaan serta pengelolaan properti.

ARTI tercatat melantai di bursa pada 30 April 2003 dengan harga IPO sebesar Rp950 dengan jumlah keseluruhan 95 miliar lembar saham. Per 24 Februari 2021, saham ARTI sudah merosot ke Rp50 perak dan tidak ada aktivitas jual beli sama sekali, serta mendapatkan catatan “Negative equity”, yang artinya perusahaan mengalami kerugian usaha secara terus menerus sehingga menggerus nilai ekuitas.

Total saham ARTI yang beredar di publik 7,8 miliar lembar dengan kepemilikan terbesar dipegang publik dengan persentase 57,5%, disusul PT Ratu Prabu sebagai pengendali dengan 33%, dan DP Bukit Asam sebesar 9,3%. 

Dengan kondisi ekuitas yang negatif dan harga sahamnya tertidur di level Rp50, apakah ARTI memiliki peluang untuk bertahan di BEI? Mati kita bedah saham ini bersama-sama.

Kinerja Keuangan 

PT Prabu Energi Tbk menjadi salah satu perusahaan yang terdampak COVID-19 ditambah kondisi keuangan tahun 2019 menjadi alasan buruknya kinerja keuangan ARTI tahun ini. Berdasarkan data dari BEI, saham ARTI mencatatkan penurunan pendapatan bersih sebesar.

Untuk lebih jelasnya, berikut kinerja keuangan saham ARTI yang bisa kamu lihat dalam satu tabel.

Komponen Laba2018
(Rp Juta)
2019
(Rp Juta)
2020
(Rp Juta)
2021
(Rp Juta)
Q2 2022
Pendapatan 305320,47172419,7732804,756010,32129,08
Rugi Bersih11597,48-348983,01-761600,65-134674,08-36256,1
Aset2722592,931785484,031044559,04643764,92601249,29
Ekuitas1685226,881334517,8228671,65-105014,5141081,03
Liabilitas1037366,06450966,211015887,39748779,41742330,31

Dari aspek fundamental, kinerja keuangan perusahaan sangat buruk. Beberapa pos tampak mengalami penurunan performa. Pos ekuitas menjadi yang paling parah karena merosot hingga lebih dari 100%. Selain itu, ARTI juga masih mencatatkan rugi bersih sejak tahun 2019. Tentu hal ini tidak mencerminkan perusahaan yang sehat.

Lalu, bagaimana dengan rasio keuangan saham ARTI? Apakah lebih baik dari kinerja keuangannya? 

RasioSeptember 2019September 2020
ROA-0,31%-0,62%
ROE-1%-0,45%
NPM-7,63%-19,10%
GPM14,95%-64,66%
OPM-19,8%-122%
DER0.399.73

Rasio keuangan saham ARTI ternyata tidak jauh buruknya dengan kinerja keuangannya sepanjang Q3 2020. Rasio returnnya, baik ROA dan ROE nya menunjukkan angka minus. Ini artinya perusahaan justru berbalik rugi dibandingkan uang yang dikeluarkan untuk aset dan investasi.

Rasio margin perusahaan juga sangat mengkhawatirkan, NPM atau Net Profit Margin terus turun hingga -19,10%, angka GPM tahun lalu yang masih 14% sekarang berbalik -64%. Yang terparah ada pada OPM saham ARTI yang terus memburuk hingga menjadi -122%. Ini mengindikasikan biaya produksi melampaui total penjualan di tahun 2020.

Sementara untuk rasio solvabilitas perusahaan, angka DER nya naik drastis dari yang sebelumnya masih di angka rendah 0.39 atau 39%, tapi dalam waktu satu tahun meroket menjadi 973%. Secara sederhana, utang perusahaan 9x kali lipat dari total ekuitasnya. Ini membuktikan kesehatan keuangan ARTI sangat buruk.

Riwayat Kinerja

KomponenCAGR 2017-2020
Laba Bersih-226%
Pendapatan-34%
Total Aset-22%

Buruknya kinerja perusahaan juga tercermin pada rata-rata pertumbuhan (CAGR) laba bersih, pendapatan, dan total aset dalam kurun waktu 2017 hingga 2020. CAGR pendapatan tercatat -34% dan total aset -354.

CAGR laba bersih yang terparah di -226%, yang berarti perusahaan terus menerus merugi selama 4 tahun terakhir. Jika dilihat dari aspek fundamental, jelas angka CAGR yang negatif bukanlah indikator perusahaan yang sehat.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

Selama memasuki bursa saham pada 30 April 2003, saham ARTI sama sekali tidak pernah membagikan dividen ke investor. Dalam 5 tahun terakhir, perusahaan juga selalu absen membagikan dividen.

Perusahaan yang tidak pernah membagikan dividen setidaknya 5 tahun terakhir adalah perusahaan yang harus dihindari investor karena kemungkinan besar perusahaan tersebut tidak bisa menghasilkan keuntungan sehingga tidak bisa memberikan dividen, yang artinya operasi perusahaan berjalan buruk.

Prospek Bisnis ARTI

Minyak dan gas adalah komoditas yang harganya fluktuatif tergantung harga global. Harga minyak pun naik di perdagangan Asia pada 26 Juni 2023 ini setelah pemberontakan tentara bayaran Rusia selama akhir pekan. Pemberontakan ini menimbulkan kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik di Rusia dan dampak potensial terhadap pasokan minyak dari salah satu produsen terbesar dunia.

Dilansir dari Antara News, minyak mentah berjangka Brent terangkat 56 sen atau 0,8 persen, menjadi 74,41 dolar AS per barel pada pukul 07.25 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 44 sen atau 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 69,44 dolar AS per barel. Kedua harga acuan naik sebanyak 1,3 persen di awal perdagangan Asia.

Tidak mengherankan jika saham migas memiliki diversifikasi bisnis untuk menutupi fluktuasi harga minyak dan gas dunia. Bergantung pada minyak dan gas untuk menghasilkan keuntungan pada perusahaan tentu hal yang sulit.

Selian harga minyak dan gas yang tidak stabil, kondisi bisnis ARTI semakin diperparah dengan keuangan yang buruk. Selain itu, saham ARTI beberapa waktu pernah masuk di daftar saham yang terancam delisting. Hal ini lantaran saham perusahaan di-suspend.

Jika prospek bisnis minyak dan gas lebih di tahun ini, ARTI masih punya banyak PR untuk memperbaiki kinerja keuangan, mulai dari membayar utang dan bunga yang tinggi, melakukan refinancing, dan mengembalikan ekuitas yang saat ini negatif. Namun, untuk bisa menghasilkan keuntungan dalam waktu dekat, ARTI masih belum bisa mewujudkannya dalam waktu dekat.

Analisis Lewat Ajaib Sebelum Beli Saham Pilihan

Jika saham ARTI masih memiliki banyak PR dan kamu masih ragu untuk membelinya, kamu bisa coba analisis kembali lewat aplikasi Ajaib atau pilih saham perusahaan lainnya. Dengan Ajaib, kamu bisa melakukan analisis saham dengan lebih mudah lewat berbagai fitur menarik yang ada didalamnya.

Semua fitur ini akan memberikan pengalaman investasi yang lebih baik, cepat, dan handal. Semua fitur ini dapat kamu simak di website Ajaib dan semua akun media sosial Ajaib Sekuritas.

Yuk, langsung coba fitur menarik dari Ajaib sekarang juga! Jangan lupa untuk membagikan pengalaman trading kamu bersama Ajaib di Social media dan tag @ajaib_investasi untuk mendapatkan hadiah.

Artikel Terkait