Ajaib.co.id – Saham BEKS sempat menguat selama 12-15 Januari lalu. Saham sektor perbankan ini sangat murah, tetapi sebelum investor memilikinya, cek kinerja keuangan yang memerah beberapa tahun ini.
Awalnya PT Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk. bernama PT Executive International Bank. Perseroan yang berdiri pada 11 September 1992 di Jakarta ini mulai beroperasi di sektor perbankan pada 09 Agustus 1993.
Pihak bank memutuskan untuk mengubah nama lagi menjadi PT Bank Pundi Indonesia Tbk pada 30 Juni 2010. Pada 14 Juni 2015, perseroan menggunakan nama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk atau biasa disebut Bank Banten. Namun Bank Banten diresmikan pada 29 Juli kemudian dan berkantor pusat di Serang, Banten.
Bank Banten tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Juli 2001 dengan kode BEKS. Pemegang saham per Desember 2018 adalah PT Banten Global Development sebesar 50,51%, PT Asuransi Jiwa Adisarana Wan sebesar 9,35%, dan publik sebesar 40,14%.
Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir
Kinerja keuangan untuk kuartal IV-2019 dan kuartal III-2020, data dari laman Bank Banten di bawah. Kinerja keuangan perseroan memerah atau mencatatkan kerugian. Sehingga Bank Banten belum menunjukkan kenaikan laba bersih selama dua tahun ini. Begitu pula dengan pendapatan bersih bunga yang mengalami penurunan.
Komponen Laba | Desember 2019 | Q3 2020 |
Pendapatan Bunga | Rp545,1 miliar | Rp302,291 miliar |
Beban Bunga | Rp465,3 miliar | Rp295,429 miliar |
Pendapatan Bersih Bunga | Rp79,851 miliar | Rp36,862 miliar |
CKPN | Rp126,95 miliar | Rp126,533 miliar |
Laba Bersih | -Rp143,86 miliar | -Rp137,906 miliar |
Adapun perbandingan rasio untuk kedua periode tersebut, ROA dan ROE masih minus karena perseroan belum mampu mencetak laba, yang berasal dari aset maupun ekuitas. NIM pun turun dan biaya operasional (BOPO) justru meningkat.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pun menurun. CAR perseroan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri perbankan pada September 2020 yaitu 23,52%, CNBCIndonesia.com (21/12/2020).
Rasio | Desember 2019 | Q3 2020 |
ROA | -2,09% | -2,57% |
ROE | -60,79% | -32,97% |
NIM | 1,14% | 0,86% |
LDR | 95,59% | 94,11% |
BOPO | 129,22% | 142,15% |
CAR | 9,1% | 8% |
NPL Gross | 5,01% | 6,66% |
NPL Net | 4,01 | 4,6% |
Riwayat Kinerja BEKS
Kinerja unggul Bank Banten dari 2015 hingga 2019 belum stabil. Meski total aset bertambah, tetapi perseroan masih mengalami kerugian yang cenderung melonjak. Namun pemilik saham BEKS memproyeksikan bahwa perseroan akan mendapatkan laba mulai 2021 sebesar Rp58,65 miliar, Bisnis.com (01/10/2020).
Komponen | 2015 | 2016 | 2017 | 2018 | 2019 |
Pendapatan Bunga | Rp1 triliun | Rp476,89 miliar | Rp528,92 miliar | Rp571,66 miliar | Rp545,1 miliar |
Beban Bunga | Rp632,6 miliar | Rp394,9 miliar | Rp344,28 miliar | Rp436,25 miliar | Rp465,3 miliar |
Laba Bersih | -Rp331,15 miliar | -Rp405,1 miliar | -Rp76,28 miliar | -Rp100,13 miliar | -Rp143,86 miliar |
Dana Pihak Ketiga | Rp5,11 triliun | Rp3,89 triliun | Rp5,55 triliun | Rp6,65 triliun | Rp5,54 triliun |
Kredit | Rp4,13 triliun | Rp3,26 triliun | Rp5,10 triliun | Rp5,51 triliun | Rp5,33 triliun |
Total Aset | Rp5,96 triliun | Rp5,25 triliun | Rp7,65 triliun | Rp9,48 triliun | Rp8,09 triliun |
Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham
Berdasarkan data dari laman BEI, BEKS telah tiga kali membagikan dividen untuk pemegang saham. Dividen untuk tahun buku 2000 sebesar Rp9,25 per lembar saham, tahun buku 2002 turun menjadi Rp4,99, dan tahun buku 2003 melonjak menjadi Rp16,53.
Tahun | Dividen per Saham |
2000 | Rp9,25 |
2002 | Rp4,99 |
2003 | Rp16,53 |
Prospek Bisnis BEKS
Pada dasarnya, prospek bisnis sektor perbankan masih bagus. Pada Senin, 11 Januari lalu, saham BEKS diperdagangkan sebanyak 5,79 miliar dengan nilai transaksi yaitu Rp687,77 miliar, CNBCIndonesia.com (12/01/2021).
Harga penutupannya di level Rp94, perdagangan sebelumnya (08/01/2021) adalah Rp70. Sedangkan harga setelah itu (12/01/2021) ditutup Rp121 atau naik sekitar 30%.
Awal tahun ini, Bank Banten baru selesai memperoleh dana Rp1,87 triliun dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) atau rights issue VI. Setelah aksi korporasi, nilai buku perseroan akan melonjak menjadi Rp 52 per unit.
Kepemilikan saham yaitu Pemerintah Provinsi Banten melalui PT Banten Global Development (BGD) menjadi 78,21% atau 34,29 miliar saham dan masyarakat memiliki 9,56 miliar saham dengan porsi 21,79%.
menjelaskan jumlah HMETD yang dilaksanakan pada PUT VI mencapai 61,5% dari total HMETD yang tersedia. “Raihan dana Rp 1,87 triliun ini sudah bagus karena sebenarnya sesuai amanah RUPS Luar Biasa pada 2 Oktober lalu, target dana Rp 3 triliun, itu untuk 2 PUT, yakni PUT VI dan PUT VII,” ujarnya, Kamis (7/1/2020)
Penambahan modal melalui rights issue, lanjut Fahmi, akan meningkatkan kesehatan perseroan di tengah pandemi COVID-19. Seperti rasio permodalan meningkat untuk mengembangkan usaha perseroan serta mendukung pembangunan Banten yang selama ini menjadi salah satu penyumbang dana pihak ketiga (DPK) perbankan terbesar secara nasional.
Kesimpulan
Dalam kinerja keuangan, Bank Banten merugi selama lima tahun terakhir. Akhir hingga awal tahun ini, perseroan telah melaksanakan aksi korporasi, mulai PUT, mendapatkan suntikan dana dari Sinarmas Group dan Bangkok Bank, serta restrukturisasi sumber daya manusia (SDM) untuk mendongkrak kinerja.
Penutupan pasar pada Senin, 22 Februari lalu, BEKS berada pada level Rp83. Sedikit menurun jika dibandingkan pada Jumat, 19 Februari, yang ada di level Rp86.
Pada dasarnya, emiten sektor perbankan memiliki prospek bisnis yang menguntungkan. Jika investor tertarik berinvestasi pada saham BEKS, beli dengan porsi kecil sambil mengamati kinerja per kuartal tahun ini.
Disclaimer
Disclaimer: Tulisan ini berdasarkan riset dan opini pribadi. Bukan rekomendasi investasi dari Ajaib. Setiap keputusan investasi dan trading merupakan tanggung jawab masing-masing individu yang membuat keputusan tersebut. Harap berinvestasi sesuai profil risiko pribadi.