Saham

Mengenal Falling Wedge Pattern dan Cara Membacanya

Pengertian Falling Wedge Pattern dalam Crypto dan Investasi Lainnya

Ajaib.co.id – Falling Wedge Pattern adalah salah satu pola pergerakan harga yang terbentuk dari dua garis tren dan menandakan pembalikan harga (reversal). Pola Falling Wedge biasanya dianggap sebagai sinyal pembalikan harga dari bearish menjadi bullish (bullish reversal), karena menunjukkan bahwa aksi jual sudah kehilangan momentum dan para buyer mulai beraksi.

Falling Wedge Pattern merupakan kebalikan dari Rising Wedge Pattern. Rising Wedge Pattern menandakan aksi beli yang kehilangan momentum secara bertahap hingga memberi peluang bagi para seller untuk beraksi dan menjatuhkan harga aset investasi.

Bagaimana cara mengenali Falling Wedge Pattern dan cara trading dengan pola yang menarik ini? Mari kita simak bersama-sama.

Cara Mengenali Falling Wedge Pattern

Seperti halnya pola Triangle dan Pennant, Falling Wedge Pattern adalah salah satu strategi untuk menganalisis pergerakan harga yang mengerucut. Pola-pola seperti ini biasanya dapat dibayangkan dari pergerakan harga  yang terpampang dengan jelas pada grafik candlestick. Akan tetapi, kita perlu menggambar pola-nya agar dapat memanfaatkan pola tersebut untuk trading, investasi saham, dan lainnya.

Pertama-tama, tariklah dua garis tren untuk menghubungkan level-level tertinggi (high) dan level-level terendah (low) yang terbentuk dalam riwayat pergerakan harga selama 10-50 periode terakhir. Dalam grafik candlestick, ini berarti kamu hanya perlu memerhatikan 10-50 candle paling kanan pada layar.

Pola tersebut dapat disebut sebagai Falling Wedge Pattern apabila garis tren atas (Resistance) menurun lebih tajam daripada garis tren bawah (Support). Hasilnya menyerupai bentuk corong pengeras suara (toa) dengan bagian lebarnya yang menghadap ke atas. Untuk memahami pola Falling Wedge lebih lanjut, mari simak contoh kasus di bawah ini. 

Contoh Falling Wedge Pattern

Contoh Falling Wedge Pattern terpantau pada grafik Tezos (XTZ) terhadap USD yang berperiode Daily. Pola Falling Wedge ini awalnya terdeteksi pada akhir Juni 2022. Momentumnya tetap lesu hingga sekarang dan pergerakan harga terus menelusuri pola yang sudah terbentuk.

Contoh Grafik Falling Wedge Pattern

Pada tampilan grafik paling kanan, kamu bisa lihat bahwa momentum XTZ kini mulai menanjak. Garis tren bawah selanjutnya akan menjadi level support, sedangkan garis tren atas menjadi level resistance.

Baca Juga: Ketahui Pentingnya Support dan Resistance dalam Trading Saham

Cara Trading Falling Wedge Pattern

Setelah mengetahui situasi pada grafik harga Tezos tadi, apa yang perlu kita lakukan? Dalam situasi ini, kamu dapat terus memantau pergerakan harian XTZ untuk mengantisipasi terjadinya breakout

Apabila grafik harga XTZ/USD melaju naik hingga menembus resistance, berarti tren harga aset kripto ini kemungkinan telah resmi beralih dari bearish menjadi bullish. Sebaliknya, penurunan harga sampai menembus ambang support akan menandakan upaya reversal yang gagal.

Ada tiga langkah yang dapat kamu tempuh untuk trading dengan Falling Wedge Pattern ini:

  1. Bersiap untuk beli XTZ di atas ambang resistance. Begitu ada candle XTZ yang memiliki harga penutupan di atas ambang tersebut, XTZ berpeluang reli bullish. Kamu dapat memetik keuntungan dari reli berikutnya.
  2. Tentukan level Stop Loss di bawah ambang resistance, atau segera Cut Loss jika grafik harga XTZ mundur lagi hingga jatuh ke bawah ambang tersebut. Mengapa demikian? Karena ketika pergerakan harga menembus resistance lalu mundur ke bawah resistance lagi, itu berarti telah terjadi false breakout
  3. Tentukan target profit yang sesuai dengan level tertinggi (high) sebelumnya, atau sesuai dengan peraturan rasio risk/reward yang telah kamu tentukan sendiri.

Cara trading Falling Wedge ini sangat simpel, bukan!? Namun, sebenarnya dibutuhkan keahlian khusus untuk menerapkan strategi secara riil. 

Trader pemula dapat berlatih dengan menganalisis grafik pergerakan harga historis. Cobalah mendeteksi pembentukan pola Falling Wedge dari grafik aset kripto, saham, atau lainnya. Dalam rangka belajar, periksalah riwayat harga dari bulan-bulan dan tahun-tahun lalu. Baru setelah merasa sudah memahami cara kerjanya, pantaulah 10-50 candle terakhir dari aset investasi favoritmu untuk mengetahui apakah terbentuk Falling Wedge atau tidak.

Tips cara trading dengan Falling Wedge Pattern ini selanjutnya dapat diterapkan bersama indikator lain, seperti Moving Average, Relative Strength Index (RSI), atau Stochastic Oscillator. Sinyal beli yang muncul dari breakout garis tren atas Falling Wedge Pattern akan lebih solid jika disertai dengan beberapa situasi berikut ini:

  1. Terbentuknya Golden Cross, yakni perlintasan antara garis Moving Average berperiode rendah yang memotong garis Moving Average berperiode tinggi dari bawah ke atas.
  2. Pergerakan harga mengalami breakout dari Moving Average 50-Day, 100-Day, atau 200-Day.
  3. Terdeteksi adanya divergensi harga (price divergence) pada indikator RSI atau Stochastic Oscillator.
  4. Garis Stochastic Oscillator sudah breakout atau sedang berupaya naik dari area oversold ke arah atas.

Alternatif lain, kamu juga dapat memantau volume perdagangan yang berupa histogram di bawah grafik harga. Apabila histogram berwarna hijau melonjak, berarti kemungkinan terjadi peningkatan arus beli yang lebih besar dibandingkan sebelumnya. Peningkatan momentum seperti ini dapat mendorong harga aset investasi untuk segera breakout.  

Baca Juga: Indikator Teknikal Saham yang Penting dipahami Pemula

Artikel Terkait