Ajaib.co.id – Masuk ke dalam dunia trading, tentu harus bisa menguasai beberapa analisis teknikal. Hal ini bertujuan untuk mengetahui mengenai pola harga dalam rentang waktu tertentu dan membantu untuk menentukan momen untuk membeli atau menjual. Selain itu, mengetahui cara menganalisi juga mengurangi risiko kerugian. Nah, dalam melakukan analisis teknikal terdapat beberapa macam indikator. Salah satu yang sering digunakan adalah stochastic.
Apa kegunaan stochastic? Lalu, bagaimana cara membacanya? Yuk, simak artikel berikut ini:
Cara Membaca Stochastic
Stochastic Oscillator (SO) merupakan salah satu indikator yang berfungsi untuk menunjukkan sinyal jual dan beli dengan menggunakan dua garis yang berpotongan.
Metode yang dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950-an ini merupakan indikator jenis momentum yang menunjukkan harga perdagangan penutupan terakhir dengan cara mengkalkulasikan selisih harga terendah dan tertinggi dalam rentang waktu tertentu.
Indikator stochastic sering terlihat naik turun dibandingkan indikator momentum lainnya karena indikator ini sangat sensitif terhadap pergerakan harga di pasar.
Nah, indikator Stochastic mempunyai dua komponen utama, yaitu kompleks dan multiguna. Fungsi komponen tersebut sebagai petunjuk mengenai kondisi overbought dan oversold, entry trading, serta divergence. Berikut ini cara membaca indikator stochastic, yaitu:
1. Cara Baca Indikator Sebagai tanda Overbought dan Oversold
Indikator sebagai tanda overbought dan oversold adalah menjadi yang paling mudah untuk dipahami dibandingkan lainnya. Dalam indikator stochastic terdapat dua level ekstrim yaitu level 80 dan 20.
Nah, angka 80 dan 20 ini menunjukkan batas overbought dan oversold. Jadi, kondisi overbought pada indikator stochastic akan muncul ketika grafik menyentuh atau berada di atas level 80. Dan jika grafik berada pada level 20 atau lebih dibawahnya, maka indikator stochastic menunjukkan kondisi oversold.
Zona overbought menunjukkan harga yang sudah terlalu tinggi sehingga berpotensi terjadi penurunan atau koreksi. Sedangkan zona oversold menunjukkan nilai jual sudah hampir mencapai titik terendah sehingga berpotensi terjadi kenaikan harga.
Ketika sudah mengetahui harga sudah overbought atau oversold, jangan langsung melakukan entry. Biasanya ketika tren harga sedang kuat, sinyal yang muncul cenderung kurang akurat. untuk itu, gunakanlah indikator stochastic untuk menentukan entry trading.
2. Cara Membaca Indikator sebagai Petunjuk Entry Trading
Dalam membaca indikator, penting untuk mengetahui garis yang terdapat dalam indikator yaitu garis %K yang merupakan garis utama yang dijuluki signal line dan garis %D yang disebut juga trigger line adalah hasil rata-rata dari garis %K.
Sinyal untuk entry muncul ketika kedua garis tersebut berpotongan pada titik tertentu. Nah, sinyal buy muncul ketika garis %K memotong garis %D dari bawah ke atas yang dikenal dengan golden cross. Sebaliknya, sinyal sell terjadi saat garis %K memotong garis %D dari atas ke bawah yang dikenal dengan death cross.
Perhitungan untuk %K dan %D pada suatu periode tertentu dapat digunakan rumus indikator stochastic sebagai berikut ini.
%K (N)= 100 x (Close Price – Low Price)/(High Price – Low Price)
- N sebagai periode;
- close price merupakan harga penutupan pada periode N;
- low price adalah harga terendah pada periode N;
- high price adalah harga tertinggi pada periode N.
Bila titik persilangan terdapat di area overbought atau oversold, maka dapat bisa untuk entry trading karena sinyal sudah lebih terkonfirmasi.
3. Cara Membaca Indikator dengan tanda Divergence
Divergence artinya terdapat perbedaan antara pergerakan laju harga dan indikator yang menjadi tanda perubahan tren dalam pasar. Penggunaan indikator stochastic sebagai penunjuk divergence adalah dengan mengandalkan puncak (high) dan dasar (low) yang terbentuk dari garis-garis sinyal.
Ketika posisi high dan low semakin turun, maka momentum sedang mengalami pelemahan. Dan, ketika posisi high dan low semakin naik, artinya momentum pergerakan sedang menguat.
Kelebihan Dan Kelemahan Indikator Stochastic
Indikator stochastic sering digunakan oleh trader karena mudah dipahami dan praktiknya terbilang sederhana. Nah, selain itu indikator ini juga memiliki kelebihan lain, yaitu:
– Memberikan Sinyal Ketika Pelemahan Harga
Indikator stochastic selalu memberikan sinyal saat terjadi pelemahan harga pada pasar. Oleh karena itu, trader dapat menjadikan sinyal indikator stochastic sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dalam trading.
– Dapat Diterapkan Dalam Berbagai Kondisi Pasar
Penggunaan indikator ini juga fleksibel karena bisa digunakan pada kondisi pasar yang sedang datar (sideways) ataupun saat kondisi pasar sedang dalam menguntungkan (bullish).
Walaupun indikator stochastic sendiri memiliki keunggulan. Namun, indikator ini juga memiliki kekurangan. Indikator stochastic dikenal dengan sifatnya yang sensitif maka sinyal cepat merespon keadaan pasar. Hal ini mengakibatkan sinyal dapat menangkap sinyal palsu (false signal).
Maka untuk meminimalisir sinyal palsu ini, penting untuk membaca indikator stochastic dalam 1 time frame saja. Misalnya, bila harga dalam pergerakan uptrend pada time frame H4, maka amatilah momen oversold di time frame H1 juga sebelum melakukan open buy.
Selain itu, lebih baik jika menggunakan metode analisa teknikal lain seperti teknik price action, chart pattern, atau menggunakan indikator lain seperti moving average, relative strength index dan lainnya sebagai pertimbangan lainnya dalam trading.
Nah, setelah mengetahui cara membacanya, kamu bisa menerapkan trading dengan menggunakan indikator stochastic ini. Perlu di ingat, bahwa trading memiliki risiko yang tinggi.
Selalu persiapkan trading plan yang baik agar terhindar dari kerugian. Bila kamu ingin mendapatkan keuntungan tanpa harus memantau pergerakan pasar. Kamu dapat mempercayakan pada Manajer Investasi lewat Aplikasi Investasi Ajaib. Semuanya ditangani oleh ahlinya, aman dan berizin. Nah, tunggu apalagi? Segera miliki akun Ajaib ya.