Analisis Saham, Saham

Emiten Saham PZZA Siapkan Strategi Penambahan Gerai di 2021

Sumber: Pizza Hut Indonesia

Ajaib.co.id – PT Sarimelati Kencana Tbk (kode saham PZZA) merupakan perusahaan yang berdiri pada tanggal 16 Desember 1987. Perusahaan pun mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1987.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan tercatat ruang lingkup kegiatan PZZA merupakan bisnis restoran. PT Sarimelati Kencana Tbk menjalankan usaha “Pizza Hut” di bawah perjanjian lisensi dengan Yum! Asia Franchise Pte. Ltd. 

Pada tanggal 15 Mei 2018, PZZA mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pernyataan ini untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PZZA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 604.375.000 saham.

Dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham. Saham-saham tersebut pun dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Mei 2018.

Apakah saham ini masih layak dikoleksi? Bagaimana keadaan fundamental perusahaan saat ini dan apa rencana bisnis yang akan dilakukan? Mari kita bedah kinerja saham PZZA.

Pendapatan PZZA Turun 9,18% di Kuartal III 2020

Pengelola gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) ini membukukan pendapatan sebesar Rp 2,67 triliun sampai kuartal III tahun 2020 lalu. Perolehan tersebut terhitung menyusut 9,18% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp2,94 triliun.

Adapun pendapatan tersebut diperoleh dari penjualan pihak ketiga dari makanan berkontribusi Rp2,54 triliun dan pendapatan dari minuman pihak ketiga Rp136,28 miliar. Adapun potongan penjualan kuartal III/2020 tercatat Rp8,19 miliar.

PZZA harus menelan rugi periode berjalan Rp8,67 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu PZZA masih mencatat laba periode berjalan Rp 149,24 miliar.

 Bisnis PZZA Terus Meningkat Selama 3 Tahun Terakhir

Sebelum adanya kondisi pandemi, emiten PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mencatatkan peningkatan bisnis pada 3 tahun terakhir sejak 2017-2019. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan dan laba tahun berjalan yang terus meningkat selama 3 tahun terakhir. Berikut data ikhtisar keuangan yang diambil dari informasi finansial perseroan (dalam miliar rupiah)

Laporan Laba Rugi201920182017
Penjualan bersih3.986,703.573,973.027,01
Laba kotor2.683,332.392,862.025,47
Laba tahun berjalan200,02173,10141,32

Dari data tersebut, secara penjualan PZZA memang terus mengalami peningkatan per tahunnya. Hingga puncaknya pada 2019 pendapatan bersih mencapai Rp3,98 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan, PZZA telah berhasil mencatatkan kinerja positif pada 2019. Emiten yang merupakan pemegang lisensi restoran Pizza Hut ini berhasil mencetak kenaikan baik di pendapatan maupun laba bersih. 

Berdasarkan laporan keuangan PZZA, tercatat penjualan bersih Sarimelati Kencana mencapai Rp3,98 triliun. Perolehan ini naik sebesar 11,5%.  Selain itu, emiten dengan kode saham PZZA itu juga berhasil menekan beban bunga dan keuangan menjadi hanya Rp9,94 miliar dibandingkan dengan posisi 2018 sebesar Rp34,01 miliar.

Adapun penurunan beban bunga didorong oleh keberhasilan perusahaan dalam menurunkan liabilitas 6% menjadi Rp769,29. Sementara itu, dari jumlah tersebut, sebanyak Rp466,11 miliar adalah liabilitas jangka pendek dan Rp303,18 miliar liabilitas jangka panjang

Dengan begitu, laba tahun berjalan perusahaan berhasil mengalami peningkatan 15,5%. Pada 2019, PZZA memperoleh laba bersih sebesar Rp200,02 miliar. Perolehan ini naik dibandingkan pada 2018 PZZA mencatatkan laba bersih sebesar Rp173,09 miliar. Laba per saham dasar pun ikut naik 5 poin menjadi Rp66 pada  2019 daripada tahun sebelumnya sebesar Rp61.

Jika dilihat dari rasio keuangannya memang kondisi bisnis PZZA saat ini sedang sehat. Berikut data yang diambil dari ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 dari informasi finansial perseroan:

Rasio2019
ROA9,48
ROE14,93
NPM5,02%
CR1,32
DER0,04X

Bagaimana Prospek Bisnis MPPA Kedepannya? Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?

Emiten pengelola gerai Pizza Hut, PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), memiliki harapan kinerja bisnis tahun 2021 lebih baik dibanding tahun 2020. Optimisme ini juga didorong oleh upaya pemerintah dalam menggerakkan kembali roda perekonomian dan proses vaksinasi yang saat ini terus berjalan.

Sekretaris Perusahaan Sarimelati Kencana Kurniadi Sulistyomo mengatakan pasar cukup cerah untuk tahun 2021. Namun, menurutnya perbaikan bisnis baru terlihat nanti di semester dua. Karena pada semester I ini mungkin belum terlihat karena vaksinasi masih berjalan.

Emiten berkode saham PZZA mengutarakan akan membuka sejumlah gerai baru sepanjang tahun 2021. Namun, memang belum bisa dipastikan jumlah penambahan gerai baru tersebut. Ke depannya, perseroan masih akan mempertimbangkan selera pasar dalam melakukan pembukaan gerai baru. 

Sementara itu, terdapat perubahan pola konsumen di tengah pandemi COVID-19 ini. Salah satunya, mayoritas pelanggan atau konsumen PZZA menghindari pusat perbelanjaan sehingga mal-mal menjadi sepi. Kondisi seperti ini yang memaksa PZZA menutup sejumlah gerai sepanjang tahun 2020

Sehingga memang kebanyakan gerai yang ditutup itu berada di mall atau pusat perbelanjaan. Meskipun menutup sejumlah gerai, Kurniadi mengatakan PZZA juga membuka beberapa gerai baru di tahun 2020. Namun, untuk gerai yang akan dibuka dalam waktu dekat merupakan jenis gerai yang bukan berada di dalam mal.

Perusahaan memang belum bisa membeberkan total alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan tahun 2021 ini, Namun perusahaan memperkirakan, untuk pembukaan jenis gerai besar membutuhkan dana sekitar Rp8 miliar hingga Rp9 miliar. Sementara itu, untuk gerai kecil, setidaknya membutuhkan dana hingga setengahnya atau sekitar Rp4 miliar hingga Rp4,5 miliar.

Dengan kondisi bisnis di 2020 yang merugi. Namun, ada strategi penambahan gerai, investor sebaiknya tetap melihat pergerakan bisnis PZZA sebelum memutuskan mengoleksi saham ini.

 Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait