Saham

Black Monday: Market Crash Akibat Program Trading Otomatis

black-monday

Black Monday adalah julukan untuk hari Senin tertentu ketika terjadi peristiwa yang menghebohkan atau memicu gejolak secara tak terduga. Istilah Black Monday saja dapat merujuk pada banyak sekali peristiwa sepanjang sejarah umat manusia. Namun, peristiwa Black Monday yang paling terkenal terjadi pada stock market crash 19 Oktober 1987.

Pada Black Monday 19 Oktober 1987, bursa saham AS jatuh lebih dari 10% dalam sehari. Pasar saham global ikut ambles hingga menimbulkan kerugian sekitar USD1,71 triliun di seluruh dunia.

Artikel ini akan mengulas latar belakang dan penyebab terjadinya peristiwa Black Monday tersebut. Selain itu, kita juga akan membahas satu pertanyaan penting: Apakah Black Monday bisa terjadi lagi? Mari kita pelajari bersama.

Apa Penyebab Black Monday?

Menurut Investopedia, penyebab kejatuhan bursa pada Black Monday 19 Oktober 1987 adalah kepanikan investor serta penggunaan program trading otomatis. Tidak ada alasan kuat dari segi fundamental yang dapat memicu kejatuhan bursa pada saat itu, sehingga harga saham langsung pulih lagi secara bertahap dalam beberapa pekan berikutnya.

Tragedi bermula ketika order jual menumpuk pada sistem perdagangan saham elektronik AS. Kemudian situasi langsung memburuk dengan cepat dalam hitungan hari gegara suatu program trading otomatis yang menjalankan hedging saham dengan strategi short-selling.

Program trading otomatis itu langsung melikuidasi saham-saham dalam portofolionya setelah mencapai ambang stop loss yang ditentukan, sehingga mengakibatkan harga berbagai saham terperosok makin dalam. Program tersebut juga mematikan semua order beli secara otomatis, sehingga muncul kesenjangan yang sangat besar antara antrian bid dan ask (offer).

Dalam waktu singkat, semakin banyak stop loss yang terpicu dan harga berbagai saham kian tenggelam. Para investor dan trader yang tidak menggunakan program trading otomatis pun ikut-ikutan cut loss. Efek domino yang terjadi langsung menyeret bursa saham AS secara keseluruhan.

Menanggapi situasi ini, Ketua The Fed Alan Greenspan buru-buru memangkas suku bunga dan menggelontorkan likuiditas ke sistem perbankan AS. Bursa saham juga segera mengirim instruksi untuk mematikan program trading otomatis yang bikin ricuh.

Apakah Black Monday Bisa Terjadi Lagi?

Program trading otomatis dapat memicu kekacauan saat Black Monday 19 Oktober 1987 lantaran masih berstatus “inovasi baru” di Wall Street. Para investor, sekuritas, maupun otoritas bursa belum memahami konsekuensi dari penggunaan program trading otomatis dalam skala besar pada saat itu.

Beberapa dekade berlalu, teknologi keuangan (fintech) telah berkembang menjadi jauh lebih maju. Bursa saham dunia sudah menyiapkan berbagai alat untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya tragedi seperti Black Monday 19 Oktober 1987. Salah satunya, mekanisme circuit breaker atau trading halt.

Apabila indeks saham jatuh hingga ambang batas tertentu, mekanisme ini akan menyetop atau membekukan perdagangan saham untuk sementara waktu. Contohnya, berikut ini beberapa circuit breaker yang diberlakukan oleh otoritas BEI:

  1. Perdagangan saham dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 5 persen dalam satu hari bursa.
  2. Perdagangan saham dihentikan sementara (trading halt) selama 30 menit lagi apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 10 persen.
  3. Suspensi perdagangan saham (trading suspend) sampai akhir sesi atau lebih dari satu sesi (dengan persetujuan OJK) apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.

BEI juga memberlakukan ketentuan auto reject atas dan auto reject bawah untuk menanggulangi gejolak dalam harga saham individual.

Dengan berbagai aturan itu, investor akan memiliki waktu cukup lama untuk berpikir dua kali saat terjadi stock market crash. Investor dapat memanfaatkannya agar bisa mengambil keputusan melalui analisis yang lebih matang dan terhindar dari kepanikan sesaat, bukannya menjual atau membeli saham karena mengekor massa belaka.

Jadi, apakah situasi seperti Black Monday bisa terjadi lagi? Stock market crash tetap bisa terjadi sewaktu-waktu. Namun, berbagai peraturan dan mekanisme perdagangan saham yang berlaku saat ini akan mencegah terjadinya kejatuhan separah Black Monday 19 Oktober 1987.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Black Monday?

Kita sebagai investor perlu belajar dari sejarah agar tak mengulangi kesalahan para pendahulu. Ada dua pelajaran berharga yang dapat kita petik dari peristiwa Black Monday ini secara khusus.

Pertama, penggunaan program trading otomatis (algorithmic trading) memiliki risiko yang tinggi dan dapat memicu gejolak tak terduga di pasar keuangan. Program seperti itu kemungkinan akan semakin banyak digunakan berkat kehadiran AI dan berbagai inovasi teknologi baru, tetapi kita perlu menyikapinya dengan hati-hati.

Kedua, kejatuhan bursa saham tidak selalu beralasan. Oleh karena itu, jangan serta-merta mengirim order sambil panik ketika harga saham jatuh. Cari tahu dulu alasannya, dan pastikan kamu tetap berkepala dingin saat mengambil keputusan investasi apa pun.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Masa depan kamu tentu akan menjadi lebih terjamin dan aman secara finansial bila kamu berinvestasi bukan? Ajaib Sekuritas hadir untuk memberikan pengalaman investasi yang lebih aman dan tepercaya.

Mulai perjalanan investasimu bersama Ajaib Sekuritas sekarang, karena proses pendaftarannya yang mudah dan 100% online, tanpa memerlukan modal yang besar.

Berbagai layanan dan indeks saham juga tersedia dalam rangka mendukung investasimu agar semakin maksimal! Mulai dari saham, reksa dana, margin trading, day trading, dan layanan bagi nasabah premium, Ajaib Prime, bisa kamu temukan di aplikasi Ajaib Sekuritas.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Ajaib Sekuritas sekarang!

Artikel Terkait