Analisis Saham

Bedah Saham IPO WINE, Punya Perkebunan Anggur Sendiri

Bedah Saham IPO WINE, Punya Perkebunan Anggur Sendiri

Pada kesempatan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyambut kehadiran emiten baru dari Sektor Barang Konsumen. Emiten ini, bernama PT Hatten Bali Tbk (WINE), memiliki usaha distribusi minuman beralkohol dengan partner dan agent yang sangat luas. Saat ini, WINE sudah memiliki 27 label produk-produk yang telah sukses dihasilkan. Di Januari 2023 WINE akan menjadi perusahaan yang terdaftar di BEI.

Profil Singkat Emiten

PT Hatten Bali Tbk (WINE) merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang Perdagangan dan Distribusi Minuman Beralkohol (Wine). Perseroan didirikan oleh Ida Bagus Rai Budarsa pada tahun 2000. Pada saat didirikan Perseroan baru membuat satu produk yaitu dengan merek “ROSÉ” yang dibuat dari varietas anggur asli Bali – Alphonse Lavallée.

Filosofi dari Perseroan adalah untuk menempatkan anggur lokal (Bali – Indonesia) di peta global, di mana anggur dari hasil bumi Indonesia sangat mampu bersaing dengan anggur dari luar negeri dalam hal membuat Wine. Saat ini, Perseroan memiliki beberapa varian Wine yaitu Aga White, Sweet Alexandria, Aga Rosé, Aga Red, Sweet Syrah, Tunjung Brut Sparkling, Jepun Sparkling Rosé, Pino De Bali, Bali White, Bali Rosé, Bali Red dan lainnya.

Seiring dengan berjalannya waktu dan terus berekspansi, saat ini Perseroan telah memiliki partner dan agent serta distributor yang sangat terpercaya yang tersebar di kota-kota dan provinsi di Indonesia seperti di Surabaya, Maumere, Labuan Bajo, Kupang, Serui, Merauke, Timika, Lombok, Palangkaraya, Biak, Kendari, Makassar, Palu, Manado, Flores, Sorong, Ambon Balikpapan, Pontianak dan Sumba.

Saat sebelum melaksanakan proses Penawaran Umum Saham Perdana (IPO), komposisi kepemilikan saham WINE terdiri atas Ida Bagus Rai Budarsa (50,00%), dan PT Gotama Putra (50,00%).

Detail Rencana IPO Saham WINE

Saham WINE melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 678.000.000 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp50 per lembar saham, atau sama dengan 25,02% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp129.

Berikut adalah struktur pemegang saham setelah aksi WINE IPO, Ida Bagus Rai Budarsa (37,49%), PT Gotama Putra (37,49%), dan Masyarakat (25,02%).

Penjamin pelaksana emisi efek WINE adalah PT NH Korindo Sekuritas Indonesia. Penjamin Pelaksana Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.

Jadwal Penawaran Saham IPO WINE

Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:

  • Masa Penawaran Awal (Masa Book Building saham WINE) : 19 – 22 Desember 2022
  • Tanggal Efektif : 30 Desember 2022
  • Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 3 – 6 Januari 2023
  • Tanggal Penjatahan : 6 Januari 2023
  • Tanggal Distribusi Saham : 9 Januari 2023
  • Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 10 Januari 2023

Rencana Penggunaan Dana IPO Saham WINE

Berdasarkan prospektus saham IPO WINE, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk:

1. Sekitar 20,00% akan digunakan untuk Modal Kerja Perseroan untuk meningkatkan Brand Awareness khususnya di luar Bali, seperti biaya event, merchandise, sponsorship, dan social media.

b. Sekitar 80,00% akan disalurkan untuk penyetoran modal kepada kepada Perusahaan Anak yaitu PT Arpan Bali Utama akan digunakan untuk pembelian bahan baku buah Anggur, Jus Anggur dan bahan-bahan pendukung seperti botol, label, kardus dan lainnya.

Kinerja Laporan Keuangan WINE

Prospektus saham IPO WINE menunjukan bahwa dalam kinerja 2 tahun terakhir, WINE mencatatkan kinerja yang cukup baik dan berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan pada Kuartal II-2022, tercatat kinerja yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 dengan raihan Pendapatan mencapai Rp64 miliar, atau naik 76% YoY dibandingkan dengan kinerja pada periode 30 Juni 2021 yang mencatatkan Pendapatan Rp36 miliar.

Peningkatan kinerja Pendapatan ini terutama karena kondisi perekonomian yang mulai pulih dan bersamaan dengan industri pariwisata Indonesia semakin meningkat, baik turis dari internasional dan juga wisatawan domestik.

Rasio Keuangan WINE

Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO WINE selama bulan Desember 2020 hingga kinerja Juni 2022:

Data di atas menunjukkan WINE secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, tercatat pada Rasio Profitabilitas mencatatkan kinerja ekspansif pada Gross Profit Margin (GPM) yang berhasil membukukan double digit pada level 49,4% pada kinerja 30 Juni 2022, serta pada Return on Equity (RoE) mencapai 7,3%, hal ini mencerminkan bahwa WINE berhasil memaksimalkan ekuitas yang dimiliki untuk memperoleh laba, di mana sebelum-sebelumnya masih mencatatkan RoE yang negatif.

Bersamaan dengan Rasio Solvabilitas yang bersifat wajar, terlihat pada Debt to Asset Ratio (DAR) 0,58 x. Mencerminkan saham IPO WINE memiliki kinerja yang sehat untuk meningkatkan performa rasio keuangan Perseroan di masa yang akan datang.

Kebijakan Dividen Saham WINE

Prospektus saham IPO PT Hatten Bali Tbk menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen, Perseroan berencana membayarkan dividen kepada para pemegang saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya 35% dari laba bersih tahun berjalan mulai tahun buku 2023 dan seterusnya.

Prospek Bisnis WINE

Makro Ekonomi

Perbaikan ekonomi dalam negeri di sepanjang Kuartal II-2022 terus mengalami perbaikan. Realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Kuartal II-2022 tercatat bertumbuh 5,4% secara tahunan mengalami kenaikan dibandingkan dengan Kuartal I-2022 sebesar 5,01% secara tahunan. Kenaikan tertinggi PDB pada metode pendekatan pengeluaran adalah kinerja pertumbuhan ekspor barang dan jasa mencapai sebesar 19,74%, dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,51% secara tahunan. Secara spasial, perbaikan ekonomi didukung oleh seluruh wilayah, terutama Jawa, Sumatera, dan Sulawesi-Maluku-Papua.

Kinerja Indonesia Consumer Confidence (ICC) pada Juli 2022 sebesar 123,2 mengalami kenaikan dan pertumbuhan positif jika dibandingkan dengan Juli 2021 yakni hanya di level 80,2 naik signifikan hingga 53,6%. Indikator pemulihan ekonomi selanjutnya ialah Indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia juga tercatat 51,3 pada Juli 2022, meningkat dari sebelumnya di level 50,2 pada Juni 2022, bahkan mengalami kenaikan jauh lebih besar jika dibandingkan di bulan Juli 2021 sebesar 40,1. Trend ini menunjukkan adanya tren positif yang berkelanjutan dari sektor manufaktur dan permintaan domestik yang terus menguat. Laju pertumbuhan PDB tahunan Indonesia diproyeksikan oleh International Monetary Fund (IMF) di tahun penuh 2022 sebesar 5,4% dan akan terus berlanjut di tahun 2023 menjadi 6,0%, hal ini tentunya akan menjadi kabar baik bagi sektor usaha di Indonesia di tahun depan.

Analisis Kekuatan Bersaing

Berdasarkan prospektus, Perseroan melakukan analisis kekuatan bersaing dengan 5 komponen utama dalam industri Wine di Indonesia, sehingga dapat menjadi acuan pendukung untuk melakukan analisis Perseroan dalam menentukan arah rencana bisnis ke depan. Tingkatan analisis kekuatan yang telah diidentifikasi dan analisis ulang dari 5 komponen bagi industri dibagi menjadi lemah, medium, dan kuat, dengan penjelasan sebagai berikut:

Bedah Saham WINE: Profil, Kinerja Laporan Keuangan, dan Prospek Bisnis

1. Kekuatan customer (Buyer Power) – Medium

• Ukuran Customer (Buyer Size) – Medium

• Kecenderungan Perpindahan (Tendency to Switch) – Medium

• Biaya Perpindahan (Switching Cost) – Rendah

2. Kekuatan Pemasok (Supplier Power) – Rendah

• Biaya Perpindahan (Switching Cost) – Rendah

• Ketergantungan (Dependence) – Rendah

• Ukuran Pemasok (Supplier Size) – Rendah

3. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants) – Rendah

• Kemudahan Regulasi (Ease of Regulations) – Rendah

• Biaya Tetap Rendah (Low Fixed Costs) – Rendah

• Brand Awareness – Medium

4. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitutes) – Medium

• Kemudahan Substitusi (Ease of Substitution) – Medium

• Harga Relatif Substitusi (Relative Price of Substitutes) – Medium

• Diferensiasi Produk (Product Differentiation) – Rendah

5. Tingkat Persaingan (Degree of Rivalry) – Medium

• Fragmentasi Pasar (Market Fragmentation) – Medium

• Zero Sum Game – Medium

• Jumlah Pemain (Number of Players) – Tinggi

Analisis Industri

Industri pariwisata di Indonesia memiliki dampak yang positif dan cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Terlihat dari porsi kontribusi yang dihasilkan pada sektor pariwisata pada tahun 2019 hampir mencapai 5% dari PDB Indonesia.

Pemerintah Indonesia berencana untuk meningkatkan kontribusi pariwisata menjadi 10% hingga 12% dari PDB dalam waktu 5 – 10 tahun ke depan. Untuk mencapai target tersebut Pemerintah berencana untuk mengembangkan infrastruktur, teknologi informasi, akses, kesehatan, kebersihan, dan promosi wisata Indonesia di luar negeri. Selain itu Kemenparekraf sedang melakukan dua kampanye nasional yaitu Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia.

Industri Wine di Indonesia terus bertumbuh dari sisi nilai dan volume penjualan, hal ini berbanding positif dengan pertumbuhan wisatawan mancanegara di Indonesia. Konsumsi Wine pada masyarakat kelas atas terutama di Jakarta dan daerah-daerah wisata di Indonesia terus meningkat, terutama daerah wisata yang terdiri dari wisatawan mancanegara dari Singapura, Malaysia, Jepang, Australia, China, Korea Selatan, dan Taiwan.

Market Share Perseroan di Indonesia pada tahun 2019 atau sebelum masa pandemi diperkirakan sebesar 6,5%, angka ini menunjukkan bahwa Perseroan memiliki potensi yang besar untuk melakukan pertumbuhan baik dari yang dipengaruhi internal perusahaan maupun pertumbuhan industri.

Pasar Wine Indonesia diproyeksikan akan mengalami kenaikan beberapa tahun kedepan. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan Wine Indonesia adalah pertumbuhan wisatawan mancanegara yang diproyeksikan meningkat sebesar 34% di tahun 2024 dan kenaikan 9% di tahun 2023 dan 2025. Pasar penjualan Wine juga dipengaruhi oleh penggunaan platform digital sebagai alat penunjang penjualan. Kemudahan dan rendahnya biaya pengiriman untuk mengkonsumsi Wine juga menjadi salah satu yang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen dalam mengkonsumsi Wine apakah di rumah, hotel, restoran, dan/atau kafe.

Kesimpulan

Berdasarkan laporan prospektus saham IPO WINE, dalam performa kinerja 2 tahun terakhir memiliki kinerja yang cukup baik dan bisnisnya bertumbuh, didukung oleh prospek bisnis yang masih sangat potensial, bersamaan dengan WINE yang melakukan aksi pemasaran dan distribusi ke pusat-pusat pariwisata serta mengelola perkebunan sendiri dengan anggur hasil bumi Bali.

Dengan prospek kinerja bisnis Perseroan, serta keunggulan kompetitif yang dapat meningkatkan nilai jual, mengindikasikan saham IPO WINE ini menarik untuk dimasukan ke dalam watchlist teman-teman.

DisclaimerInvestasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait