Saham

Menguji Prospek Cerah Saham Waskita Karya

Ajaib.co.id – Emiten konstruksi dan infrastruktur selama ini selalu menjadi favorit pelaku pasar saham karena kerap jadi sumber keuntungan. Begitu pula saham Waskita Karya Tbk (WSKT), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kerap mengerjakan proyek besar dalam negeri. Namun pergerakan saham emiten sejak awal tahun cenderung mengkhawatirkan, masihkah saham ini layak untuk dimiliki?

Setidaknya ada enam emiten BUMN yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain PT Wijaya Karya Persero Tbk (WIKA), PT PP Persero Tbk (PTPP), PT Waskita Karya Persero Tbk (WSKT), PT Adhi Karya Persero Tbk, (ADHI), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), dan PT Jasa Marga Persero Tbk (JSMR).

Sejumlah emiten tersebut sellau jadi incaran investor. Salah satu alasannya karena rutin membagikan deviden kepada pemegang sahamnya. Ditopang dengan berbagai proyek infrastruktur yang masif beberepa tahun ini, tak heran kinerja keuangan perusahaan ini juga ikut moncer.

Sayangnya, pergerakan harga saham plat merah ini di pasar modal juga tak lepas dari fluktuasi. Karena itu, jangan sekedar ikut tren untuk memiliki saham ini, ada baiknya kamu menguji klaim yang menyatakan jika saham ini memiliki prospek cerah di masa depan.

Saham Waskita Karya, Menjanjikan tapi Bukan Jaminan

PT Waskita Karya Persero Tbk merupakan emiten BUMN yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi, industri, real estat dan perdagangan. Perusahaan ini mulai bergabung dengan pasar modal pada 19 Desember 2012 lalu. Saat itu Initial Public Offering (IPO) dilakukan dengan harga saham Rp390 per lembar saham.

Ada 3,8 miliar lembar saham yang ditawarkan ke publik dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp1,1 triliun. Saham WSKT di pasar modal dengan cepat menjadi favorit banyak kalangan. Bahkan para investor pemula kerap disarankan untuk memiliki saham ini. Pasalnya, statusnya sebagai BUMN menjadi suatu bonus tersendiri.

PT Waskita Karya Tbk juga secara rutin membagikan deviden bagi para investornya sejak 2014. Selain itu, WSKT saham menjadi salah satu saham yang diincar para investor karena pergerakannya yang cenderung naik dari tahun ke tahun. Pergerakan positif ini dilatari kontrak-kontrak baru yang berhasil mereka dapatkan.

PT Waskita Karya yang sudah berdiri di Indonesia sejak 1 Januari 1961 dan menjadi salah satu perusahaan pelat merah Indonesia. PT Waskita Karya awalnya bergerak di usaha pelabuhan, irigasi, reklamasi pantai, dan lainnya yang berhubungan dengan air.

Lalu, PT Waskita Karya berubah menjadi persero di tahun 1973. Seiring perubahan itu, range usaha bisnisnya pun merambah ke konstruksi seperti pembangunan jembatan, gedung-gedung, jalan raya, bangunan, dan masih banyak lagi. Sejumlah proyek masif inilah yang menjadi sumber pendapatan perusahaan ini.

Dalam tujuh tahun terakhir, PT Waskita Karya berhasil menaikkan nilai perusahaannya lewat harga WSKT saham yang masih berpotensi mengalami kenaikan. Terlebih lagi, pertumbuhan laba perusahaan bisa dikatakan BUMN karya lainnya.

Sebagian besar saham Waskita dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dengan jumlah persentase sebesar 66,04%, dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 33.96%. Menariknya, mayoritas saham publik itu berasal dari para investor domestik. Jadi bisa dibilang saham Waskita sangat diminati oleh investor Indonesia.

Di tahun 2018 kemarin PT Waskita Karya dapat dikatakan mengalami masa emas. Ini dikarenakan harga WSKT saham sempat mencapai harga Rp3.000-an. Kenaikan harga saham PT Waskita dibarengi dengan kenaikan perolehan laba bersih yakni 9,9% atau setara Rp4,6 triliun.

Kenaikan laba bersih yang PT Waskita Karya ini membuat perusahaan tersebut membagikan keuntungan kepada investor-investornya senilai Rp72,9 per lembar saham, atau jika dijumlahkan seluruhnya mencapai Rp990,70 miliar.

Laba Bersih Turun, WSKT Masih Prospek

Jika dibandingkan laba bersih yang didapatkan pertengahan tahun 2018, angka yang didapatkan sekarang cenderung turun. Di pertengahan tahun 2018 lalu, PT Waskita Karya mencatat laba bersih Rp1,52 triliun, tapi di tahun 2019 turun sebanyak 52,89% menjadi Rp716,24 miliar. Hal ini pun berpengaruh terhadap harga WSKT saham yang turun menjadi Rp1.700 per lembar.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dari PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sepanjang 2019 terjun bebas menjadi hanya senilai Rp 938,14 miliar dari sebelumnya mencapai Rp 3,96 triliun. Nilai tersebut ambrol 76,32% secara year on year (YoY) dari periode yang sama tahun 2018.

Meskipun begitu WSKT saham tetap diminati investor dan berhasil menjadi salah satu dari 10 BUMN yang memberikan setoran deviden terbesar kepada negara. Hal ini disebabkan pada tahun ini PT Waskita Karya beberapa kali mendapatkan pendapatan dari uang kontrak yang masuk ke dalam kas mereka.

PT Waskita Karya sendiri menargetkan perusahaannya bisa menaikkan harga saham mereka ke level Rp2.400. Karena itu mereka terus melakukan inovasi dan memperbanyak kontrak-kontrak konstruksi yang dinilai menguntungkan.

Berbenah Diterjang Corona

Saham Waskita harus diakui memiliki tren yang positif selama kiprahnya di pasar saham. Namun memasuki tahun 2020 nampaknya sedikit suram bagi emiten ini. WSKT terbukti rontok dihajar sentimen negatif pandemi Corona. Harga saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. terus merosot di pasar saham, bahkan mencapai level terendahnya sejak akhir 2014.

Nilai saham WSKT pada penutupan 30 Desember 2019 lalu berada di level Rp 1.485 per lembar. Sedangkan pada penutupan perdagangan Selasa 22 April 2020, saham WSKT diketahui amblas ke harga Rp570 per saham.

Faktor utama pendorong pelemahan saham WSKT tidak lepas dari penurunan kinerja perusahaan, baik dari sisi penjualan maupun net income yang turun hingga 60% di tahun 2019. Selain itu kasus project fiktif di WSKT juga menjadi perhatian investor hingga meninggalkan saham emiten ini.

Hal ini diperburuk dengan adanya Corona sehingga menyebabkan berbagai proyek pembangunan tertunda. Pemangkasan anggaran infrastruktur pemerintah yang kemudian dialihkan untuk stimulus fiskal menghadapi pandemi Covid-19 bakal menjadi tantangan. Setidaknya anggaran infrastruktur senilai Rp 60 triliun dipangkas dan dialihkan untuk stimulus fiskal.

Meski demikian, manajemen Waskita telah mengatur sejumlah langkah untuk menghadapi kondisi ini. Waskita Karya tengah mengevaluasi kembali alokasi capex tahun ini. Waskita Karya akan mereview anggaran capex terbesar yang digunakan untuk investasi di jalan tol yang tadinya dianggarkan Rp 16 triliun. Berdasarkan catatan Kontan, anggaran capex WSKT tahun ini sekitar Rp 19 triliun.

Selain itu, manajemen belum membuat pernyataan resmi soal revisi target nilai kontrak baru, pendapatan dan laba bersih Waskita Karya. Dus target kontrak baru tahun ini masih sekitar Rp 45 triliun – Rp 50 triliun dan target pendapatan sekitar Rp 40 triliun – Rp 50 triliun. 

Sebagai catatan, di tengah tren penurunan ini, saham Waskita masih direkomendasikan para pakar untuk dimiliki. Sejumlah proyek yang tersisa dinilai masih bisa mengimbangi penurunan harga saham ini dan mengatrol kinerja keuangan perusahaan di sepanjang tahun.

Dikutip dari pemberitaan Bisnis.com, pergerakan harga saham WSKT masih bertahan di atas garis tengah dari bollinger dan terlihat pola three advancing solidiers candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham.

Saham WSKT direkomendasikan akumlasi beli pada area Rp515 sampai dengan Rp635. Target harga secara bertahap berada di level Rp775, Rp910, Rp1.010, dan Rp1.415.

Sekarang, itu adalah keputusan kamu untuk menjadi investor di perusahaan ini atau tidak. Kamu boleh saja mengambil risiko, tapi kamu juga harus bisa memprediksi apakah memang saham Waskita yang memang kamu cari untuk mendatangkan keuntungan.

Artikel Terkait