Ajaib.co.id – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Perusahaan dengan kode saham ENRG ini memulai bisnis secara komersial pada tahun 2003 yang memiliki kegiatan usaha meliputi eksplorasi, pengembangan, serta produksi minyak mentah dan gas bumi.
Di mana, ENRG yang menjadi bagian dari Grup Bakrie ini memiliki lokasi untuk kegiatan bisnis berada di beberapa wilayah seperti Blok Bentu, Blok Buzi, Blok Gebang, Blok GMB Sangatta-II, Blok Kangean, Blok Korinci Baru, Blok Malacca Strait, dan Blok Tonga. Mayoritas saham ENRG saat ini dipegang oleh Greenwich International Ltd dengan jumlah 15,27 persen kepemilikan.
Saham ENRG sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa pada tahun 2004 dengan harga penawaran sebesar Rp160 per lembar saham. Saat ini pergerakan harga saham ENRG berada di level Rp104 per lembar saham pada penutupan perdagangan, Jumat 28 Mei 2021. Lalu, apakah saham ENRG layak untuk dikoleksi?
Oleh karena itu, ketahui terlebih dulu keadaan fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya melalui bedah kinerja saham ENRG berikut ini.
Walau Pendapatan Turun, Laba ENRG Justru Melesat 92 Persen di Tahun 2020
Tantangan volatilitas harga jual minyak dan gas di tahun 2020 memang menjadi salah satu kendala pada bisnis ENRG di tahun 2020. Hal ini tampak pada catatan pendapatan yang menurun 3 persen menjadi 324,88 juta USD dari pendapatan di periode sama tahun 2019 sebesar 334,34 juta USD. Sementara untuk laba bersih meningkat 92 persen menjadi 53,66 juta USD.
Hal ini disebabkan oleh ENRG yang mampu mencatatkan kenaikan EBITDA 17 persen ke level 233 juta USD YOY. Selain itu, perseroan mampu meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas di tahun 2020, walaupun harga jual migas tengah mengalami penurunan. Di mana, Blok Malacca Strait menjadi kontributor utama dari produksi minyak ENRG.
Lalu, diikuti dengan Blok Bentu dan Kangean yang masih mendominasi produksi gas EMP di sepanjang tahun 2020.
Kinerja Bisnis ENRG Kurang Memuaskan dalam 5 Tahun Terakhir
Berdasarkan riwayat keuangan ENRG dalam 5 tahun terakhir hasilnya kurang memuaskan. Baik dari sisi pendapatan yang terus menurun selama empat tahun berturut-turut dan catatan kerugian di tiga tahun berbeda.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam juta USD):
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Penjualan bersih | 334.341.403 | 273.462.779 | 316.971.601 | 524.569.898 | 624.183.079 |
Laba kotor | 157.596.768 | 75.800.920 | 130.415.867 | 90.678.402 | 25.748.941 |
Laba rugi tahun berjalan | 24.527.047 | -8.622.898 | 14.781.099 | -441.714.828 | -287.581.936 |
Berdasarkan data tersebut, secara penjualan ENRG memang terus mengalami penurunan dari tahun 2015 hingga 2018, di tahun 2019 kembali naik. Sementara untuk raihan laba dalam 5 tahun terakhir hanya terjadi di tahun 2017 dan 2019.
Di mana, sisanya ENRG mencatatkan kerugian pada tahun 2015, 2016, dan 2018. Tentunya, kerugian tersebut terjadi karena disebabkan oleh banyak faktor.
Di tahun 2015, kerugian disebabkan oleh pendapatan yang menurun namun sejumlah pos beban mengalami peningkatan. Mulai dari beban operasi, beban usaha, dan beban pokok penjualan naik sehingga menggerus dan membalikkan laba menjadi kerugian. Lalu di tahun 2016, catatan kerugian yang dialami ENRG justru semakin membengkak.
Hal tersebut juga disebabkan oleh pendapatan yang semakin menurun dan sejumlah pos beban kembali membengkak. Begitu juga di tahun 2018, di mana pendapatan kian menurun ditambah sejumlah pos beban mengalami peningkatan sehingga kerugian kembali dicatatkan setelah sebelumnya perseroan berhasil meraih laba di tahun sebelumnya.
Akan tetapi, di tahun berikutnya kinerja perseroan mulai kembali membaik dengan mencatatkan pertumbuhan pendapatan sehingga dapat meraih laba. Hal ini bisa dilihat berdasarkan rasio keuangan yang menunjukkan kondisi bisnis ENRG di tahun 2019 sedang sehat.
Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2019 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2019 |
ROA | 2,5% |
ROE | 7,1% |
NPM | 8,4% |
CR | 35,1% |
DER | 266% |
Bagaimana dengan Prospek Bisnis ENRG ke Depannya Sehingga Sahamnya Layak untuk Dikoleksi?
Memasuki kuartal kedua di tahun 2021, tentunya PT Energi Mega Persada akan menerapkan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja bisnis di kuartal sebelumnya. Mengingat, kinerja pendapatan di kuartal awal tahun ini belum bisa meningkat, walaupun laba perseroan berhasil melesat.
Salah satu cara yang dilakukan untuk melancarkan strategi bisnis, emiten berkode saham ENRG ini sudah menyiapkan anggaran belanja modal atau capex di tahun ini mencapai 80 juta USD sampai 100 juta USD.
Adapun penggunaan capex ditujukan untuk akuisisi aset baru dan pengembangan aset yang sudah dimiliki. Untuk tahun ini, perseroan juga fokus meningkatkan produksi gas untuk beberapa blok yang dimiliki.
Di mana, pengembangan aset untuk pengeboran gas di beberapa tempat meliputi Blok Buzi di Afrika, pengeboran gas Blok Gebang di Sumatera, pengeboran minyak Blok Malacca di Riau, dan pengeboran gas Blok Bentu di Riau.
Sementara untuk urusan bujet sedang difinalisasikan melalui rencana rights issue tahun ini. Di mana, hasil dana yang didapat dari rencana tersebut bakal digunakan untuk tambahan akuisisi sebesar 25 persen aset Blok Kangean PSC di Jawa Timur.
Selain itu, dana yang didapat tersebut juga bakal dimanfaatkan untuk pendanaan modal kerja dari aset-aset perusahaan lainnya serta pelunasan pinjaman ke kreditur.
Perseroan berharap kinerja produk dan keuangan bisa lebih baik lagi terutama dengan adanya penambahan produksi gas melalui Kangean dan juga kenaikan produk migas melalui aset-aset lainnya setelah mendapatkan modal kerja.
Sementara itu pengeboran gas untuk blok Gebang di Sumatera rencananya akan mulai produksi gas pada semester II tahun 2021.
Lalu, untuk pengeboran satu sumur appraisal serta sumur eksplorasi di blok gas Buzi EPCC, Mozambik, Afrika masih dalam proses pengerjaan. Namun, masih belum bisa diketahui kapan blok tersebut mulai untuk memproduksi gas.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.