Saham

Mansurmology dan Prospek Saham yang Direkomendasikannya

Sumber: Instagram @yusufmansurnew

Ajaib.co.id – Belakangan ada sebuah fenomena rekomendasi prospek saham yang datang dari ustaz kondang Yusuf Mansur. Dari yang semula hanya berdakwah, Yusuf Mansur kini menyentuh ranah bisnis dan investasi saham. Rekomendasi saham yang manjur dan insyallah barokah membawa magnet tersendiri di kalangan investor saham.

Bahkan kini beliau semakin populer sebagai acuan saham bagi para pemula dalam memilih saham. Melalui akun instagramnya Yusuf Mansur memberikan edukasi investasi pasar modal. Beliau kebanjiran pujian karena sarannya terbukti cuan di pasar saham.

Inilah dia Mansurmology: Investasi saham ala ustaz Yusuf Mansur yang tidak sekedar mencari cuan namun juga menyasar aspek relijius.

“Prinsip Mansurmology sederhana aja. Berkahin dan ikut berkahnya, dari perusahaan yang melayani hajat hidup orang banyak,” tulis beliau di akun resmi instagram @yusufmansurnew pada hari Kamis, 3 Desember 2020.

Berbagai rekomendasi dan prospek saham dilancarkan mulai dari yang besifat soft selling seperti mengedukasi hingga hard selling bernada menginstruksi:

“Udah sana, beli WIKA, GMFI, dll. Hajar aja. Kita disiplin, Covid-19 ilang, mereka [investor asing] datang lagi, bingung. Ga ada yang bisa dibeli, hehehe,”

tulis ustaz Yusuf Mansur melalui akun Instagram resminya @yusufmansurnew.

Beliau mengaku bahwa semua rekomendasi saham Mansurmology adalah hasil pemikirannya sendiri.

“KAEF, Kimia Farma, hanya contoh saja. Saya ga ada urusan dengan permintaan dan endorse. Dari awal, ga ada satupun juga sekuritas dan BUMN yg japri-japri saya soal ginian. Ngeh juga engga kali, hehehe,”

ungkap beliau menanggapi isu endorsement saham.

Saham Pilihan ala Mansurmology

Kriteria pemilihan saham ala Yusuf Mansur adalah memilih saham yang memberi keberkahan dalam artian emiten yang melayani hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya saham-saham BUMN syariah menjadi incarannya.

Basis jemaah yang cukup besar sukses membuat saham rekomendasinya terbang. Misalnya saja saham-saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP Properti Tbk (PPRO) dan PT GMF Aero Asia Tbk (GMFI). Kini Kimia Farma Tbk (KAEF) yang menjadi distributor vaksin dijagokan beliau.

Rekomendasi ustaz Mansur seringkali manjur berbuah cuan, misalnya saja PPRO yang melesat 8 persen setelah direkomendasikan di sesi kedua bursa pada Rabu 2 Desember 2020. Investor yang cuan berkat mengikuti saran saham pilihan Mansurmology gegap gempita di media sosial.

Misalnya saja M Izzas Ferdiansyah, Izzas yang merupakan salah seorang pengikut Mansurmology melalui akun twitternya, @miferdiansyah, menuliskan kegembiraannya.

“Joss gandos emang kriuk banget ikut saham gorengan Ustaz Yusuf Mansur. GMFI cuan 30% dan PPRO 9%. Mantab GMFI besok lepas, PPRO biarin dulu sampe reda. Grinning face,”

cuit @miferdiansyah di Twitter pada Rabu 2 Desember 2020.

Ternyata dalam melakukan pemilihan saham, Yusuf Mansur juga mempertimbangkan sentimen seperti misalnya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang  membidik kontrak baru senilai Rp 18 triliun di semester kedua tahun ini.

“Dan prestasinya juga top… WIKA, dapet proyek dari swasta… 18T. Gila kan? Subhaanallaah. Kerjasama yang sangat baik. Dan proyeknya juga proyek yang nyangkut hajat orang banyak,”

ungkap Yusuf Mansur menanggapi sentimen WIKA.

dan

“PPRO receh tapi asik juga kayaknya. WIKA juga dihajar aja. Coba konsen dulu. Tar kita canda-canda di saham lain,”

Selain sentimen, beliau juga menekankan pentingnya fundamental dalam memilih saham. Beliau mengedukasi pengikutnya dengan baik dengan mengatakan:

“Maka, jadikan ini prinsip. Searching-searching. Gugling-gugling. Riset kecil-kecilan, termasuk urusan saham. Banyakin bahan bacaan. Jangan ampe gelap, sebab ga ada bacaan. Apalagi maen saham. Jangan ampe gelap,”

dan

“Kalo maennya jangka panjang, lebih top lagi… Jangan maen sepukul dua pukul… Prinsip Mansurmology juga clear and clean… Allah bersama orang2 yang sabar… Innallaah ma’ashshooobiriin. Lah, kalau investasi saham, udah dengan Yang Maha Mengendalikan Saham? Apa ga kece itu? Maha Kece iya,”

Meski mengaku berpedoman pada aspek fundamental, terkadang saham pilihan Mansurmology tidak masuk saringan fundamental yang baik. Misalnya saja GIAA yang liabilitasnya bahkan lebih besar dari total asetnya di semester II tahun 2020. Hal ini dirasakan juga oleh sebagian warganet seperti akun Twitter @Anjaswisesa_K yang menyatakan “Persetan dengan fundamental dan teknikal. In Ustadz Yusuf Mansur we Trust.”

Selain itu menyangkut prinsip syariah nampaknya ini transaksional bagi beliau. Waskita Karya jelas tidak masuk ke dalam kategori saham syariah namun tetap beliau jagokan. Seperti misalnya postingan instagram beliau di bawah ini pada Selasa tanggal 6 Januari 2021;

“Melesat terus Waskita dan BUMN Indonesia. Mansurmology enggak bicara tentang uang belaka, yang menjadikan kita makhluk cuan, tapi lebih mulia. Kita ikut melayani orang banyak. Nah, yang melayani semua sektor, siapa lagi kalo bukan BUMN yang menyasar hampir semua hajat hidup orang banyak sebangsa dan senegara,”

dan

“Seperti tanda tangan Waskita ini. Subhaanallaah Coba aja liat beritanya, apa sih yang dikerjakan? Dengan Rp 12 triliun ini? Dan lapangan pekerjaan apa yang terbuka? Belum lagi tol demi tol Waskita dan kerjaan-kerjaan lain,”

Sehingga bisa disimpulkan bahwa kriteria saham pilihan Mansurmology adalah:

  1. Emiten BUMN. Karena membawa keberkahan dalam urusan hajat hidup orang banyak.
  2. Memiliki sentimen positif yang menarik, sedang hot dan populer.
  3. Berfundamental baik. Kendati demikian fundamental perusahaan nampaknya masih bisa dikompromi. Fundamental Garuda sedang buruk namun tetap masuk daftar saham Mansurmology karena ada sentimen positif dari Kementrian Keuangan. Yaitu soal aliran dana obligasi wajib konversi yang masuk kantong Garuda. Ketika dipilih, Garuda Indonesia dalam keadaan merugi bahkan asetnya tidak menutupi total utangnya.
  4. Syariah. Kalaupun tidak syariah selama memiliki sentimen positif, seperti Waskita Karya, maka berpotensi masuk daftar saham pilihan Mansurmology.

Prospek Saham Pilihan Mansurmology

Daftar prospek saham pilihan Mansurmology diantaranya; PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP Properti Tbk (PPRO), PT GMF Aero Asia Tbk (GMFI) dan Kimia Farma Tbk (KAEF). Ditambah lagi dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS).

Berikut prospek saham pilihan Yusuf Mansur dalam Mansurmology:

  • PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)

Saham maskapai kebanggaan Indonesia ini cukup membuat kita terkesima. Pasalnya di tengah masa pandemi COVID-19, di tengah penurunan jumlah penumpang, saham GIAA justru naik dari Rp210 di 24 September menjadi Rp462 di tanggal 21 Desember.

Dalam laporan keuangan kuartal III/2020 GIAA membukukan ekuitas negatif sebesar US$455.5 juta, alias lebih besar pasak daripada tiang. Belum lagi kerugian yang dicatatkannya sebesar US$1.07 miliar (sekitar Rp15,3 triliun), padahal di kuartal III/2019 perseroan mencatatkan laba sebesar US$122.4 juta.

Prospek saham ini datang dari kucuran dana Program Pemulihan Ekonomi Nasional dari pemerintah melalui PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar Rp8,5 Triliun. Bantuan diberikan melalui pembelian Obligasi Wajib Konversi oleh Kementrian Keuangan sebesar Rp8,5 Triliun.

Sejatinya Garuda Indonesia saat ini sudah sangat sulit untuk bertahan karena operasionalnya minus, selain itu utangnya lebih besar dari total asetnya. Tak terbayang sudah apa jadinya kalau negara tidak memberi bantuan.

Keuntungan Garuda adalah statusnya sebagai emiten BUMN yang cenderung selalu bisa survive berkat dana bantuan pemerintah. Harapan terletak pada pulihnya kondisi ekonomi makro juga akan berpotensi meningkatkan pendapatan dari penumpang dan angkutan kargo.

  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Sektor konstruksi seperti WIKA memiliki potensi kenaikan yang cukup baik di tahun 2021 karenasejumlah sentimen yang datang dari pulihnya kondisi ekonomi makro dan kucuran dana dari dilanjutkannya proyek infrastruktur.

Selain itu pendapatan juga berpotensi datang dari meningkatnya mobilitas masyarakat yang sempat terhenti akibat kebijakan Work From Home. Sebagai informasi WIKA memiliki kepemilikan di berbagai proyek investasi seperti proyek tol Serang-Panimbang yang 83% sahamnya dikuasai WIKA. Sedangkan untuk proyek jalan tol, yaitu Soreang-Pasir Koja, Manado-Bitung, dan Semarang-Demak, WIKA menguasai 20-30% dari total sahamnya.

Selain itu WIKA juga sedang mengusahakan beberapa proyek properti dan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Tampomas, Jawa Barat (melalui PT Wika Jabar Power).

86% utang berbunga yang dimiliki oleh WIKA memiliki masa tagih kurang dari setahun namun sebagian besar adalah berupa utang obligasi dan bukan utang bank dengan bunga yang mencekik.

  • PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Prospek saham untuk WSKT datang dari Nusantara Investment Authority sebagai lembaga investasi. Dengan adanya NIA maka lelang infrastruktur, seperti ruas tol yang dimiliki Waskita Karya Tbk (WSKT), diharapkan akan menjadi lancar.

NIA berhak menginvestasikan dana pada berbagai instrumen keuangan, menjalankan aktivitas pengelolaan aset, bekerja sama dengan pihak ketiga, mengidentifikasi mitra investasi, menerima dan memberikan pinjaman, serta mengelola aset.

Aset yang dialihkan ke NIA milik BUMN Karya bisa dijual langsung ke perusahaan patungan yang dibentuk NIA, atau dijual ke pihak swasta lain. Pemerintah berharap NIA menjadi mitra investasi yang dapat diandalkan bagi investor dalam dan luar negeri. NIA menerima setidaknya 15 triliun rupiah dana nasional. NIA akan membantu WSKT menjual beberapa ruas tol untuk meningkatkan arus kasnya.

Yang memberatkan adalah kenyataan bahwa rasio utang per ekuitasnya mencapai 2,78 kali lipat dan 73% utang WSKT adalah merupakan utang bank berbunga tinggi. Untungnya sebagian besar utang memiliki periode jangka panjang alias dibayarkan dalam waktu lebih dari satu tahun.

  • PT PP Properti Tbk (PPRO)

Dalam unggahan yang lain, Yusuf Mansur menekankan investasi bukan sekadar memburu cuan. Investasi saham berarti juga memiliki perusahaan.Untuk itu, visi dalam mengoleksi saham adalah tujuan jangka panjang.

PPRO adalah salah satu emiten yang realisasi pendapatannya turun menjadi hanya Rp700 miliar saja dengan proyek andalan perseroan di kawasan Grand Kamala Lagoon di Bekasi dan Surabaya. Di mana sebelumnya di tahun 2019 realisasi pendapatan emiten adalah sebesar Rp2,27 triliun. Turunnya pendapatan adalah dampak dari pandemi COVID-19 ke sektor ekonomi termasuk bisnis properti dan real estat seperti PPRO.

PPRO kini telah bangkit dari level gocap berkat sentimen yang datang dari Program vaksin dan omnibus law terkait perizinan regulasi pembangunan perumahan. Turunnya suku bunga juga diharapkan dapat merangsang Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) oleh masyarakat di tahun 2021. Pemulihan ekonomi menjadi harapan bagi PPRO, di tahun 2021 PPRO menargetkan penjualan senilai Rp1,4 triliun.

  • PT GMF Aero Asia Tbk (GMFI)

Pandemi telah membuat pendapatan menyusut karena industri penerbangan terpukul akibat pandemi. Namun emiten layanan perbaikan dan perawatan fasilitas penerbangan ini memang cukup gesit. Di tahun pandemi yang cukup menyulitkan, emiten berhasil menjajal kerjasama di sektor nonaviasi di bidang Mesin Gas Turbin Industri. Emiten memberikan jasa maintenance, perbaikan dan overhaul selain untuk pesawat komersial juga untuk pesawat milik departemen pertahanan negara.

Usaha ini kemudian memperkaya diversifikasi usaha bisnis dan secara jangka panjang akan memberikan kontribusi pendapatan lebih dari 10% dari yang sudah dihasilkannya setiap tahun selama ini.

  • PT Kimia Farma Tbk (KAEF)

Pendistribusian vaksin yang diawali di tanggal 13 Januari 2021 telah membuat sejumlah saham farmasi naik ke bulan. Termasuk KAEF yang yang berkolaborasi dengan MERK turut serta dalam pendistribusian vaksin dan itu adalah prospek saham utama di tahun 2021.

Sejak 4 Januari hingga 12 Januari tahun 2021 KAEF sudah naik dari Rp4340 menjadi Rp6975 dan diprediksi masih akan naik terus. Konsumsi suplemen dan distribusi obat meningkat selama pandemi. Pendapatan dari distribusi vaksin juga diprediksi akan menambah penghasilan KAEF hingga 25% dari total pendapatannya saat ini.

PER saham KAEF sudah sangat tinggi yaitu 175x, namun tak menyurutkan investor untuk terus memburu saham KAEF. Memang sektor farmasi adalah sektor yang paling diuntungkan dari pandemi COVID-19.

  • PT Bank BRISyariah Tbk (BRIS)

Saham BRIS melaju kencang sejak rencana pemerintah untuk menyatukan tiga bank syariah BUMN menjadi sebuah bank syariah nasional terendus publik. Penggabungan usaha ini rencananya selesai pada 1 Februari 2021. Dalam sepekan terakhir saja saham BRIS sudah naik 60 persen dan ditutup di harga Rp3760 per lembar saham di hari Selasa 12 Januari 2021.  Sepanjang 2020 saham BRIS sudah naik 581,80 persen berkat sentimen positifnya.

Hasil merger Banks Syariah Mandiri, BNI Syariah dan BRI Syariah digadang-gadang akan menjadikan BRI Syariah, sebagai entitas cangkang, masuk ke dalam daftar 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya.

BEI sempat menanyakan perihal kenaikan harga saham yang luar biasa ini terkait sentimen merger bank syariah nasional. Regulator menyampaikan pertanyaan seputar kemungkinan dilakukannya pompom saham oleh BRI Syariah berupa promosi saham perseroan termasuk kemungkinan kerja sama dengan influencer saham seperti Yusuf Mansur. Corporate Secretary BRI Syariah membantah adanya kerja sama untuk menggoreng saham perseroan syariah ini.

Artikel Terkait