
Ajaib.co.id – Kali ini Bursa Efek Indonesia (BEI) akan kembali kedatangan emiten dari sektor Infrastruktur. Emiten yang satu ini memiliki usaha yang bergerak dalam bidang Internet Service Provider (ISP). Per saat ini Perseroan juga sudah memiliki bisnis penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi, dan mengoperasikan kabel bawah laut internasional. Emiten ini adalah PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA).
Profil Singkat Emiten
PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) merupakan sebuah perusahaan yang dengan kegiatan usaha di bidang aktivitas telekomunikasi dengan kabel, Internet Service Provider (ISP) dan Jasa Interkoneksi Internet (NAP).
Perseroan merupakan penyedia jaringan telekomunikasi wholesale yang berdiri sejak tahun 2000, dimana memulai bisnisnya sebagai ISP (Internet Service Provider) dan Call Center. Pada tahun 2007, ekspansi sebagai penyedia jasa infrastruktur telekomunikasi dengan membangun jaringan kabel serat optik. Perseroan mulai berkiprah secara global dengan dibangunnya kabel bawah laut internasional dengan nama MIC-1 (Moratelindo International Cable-system One) pada tahun 2008 yang menghubungkan dari Jakarta ke Singapura.
Pada tahun 2016 Perseroan mulai merambah ke pasar FTTX dengan memperkenalkan brand “Oxygen.id” untuk ekspansi di sektor retail, bersamaan juga sudah memperkenalkan brand “Oxygen Home” untuk perumahan dengan cakupan wilayah Jabodetabek.
Saat sebelum melaksanakan proses Penawaran Umum Saham Perdana (IPO), komposisi kepemilikan saham MORA terdiri atas PT Gema Lintas Benua (33,78%), PT Candrakarya Multikreasi (45,71%), dan PT Smart Telecom (20,51%).
Detail Rencana IPO Saham MORA
Saham MORA melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 2.525.464.300 lembar saham baru yang merupakan saham biasa atas nama dengan nominal Rp100 setiap lembar saham, atau sama dengan 10,68% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp396.
Berikut merupakan struktur pemegang saham setelah aksi IPO, PT Gema Lintas Benua (30,17%), PT Candrakarya Multikreasi (40,83%), PT Smart Telecom (18,32%), dan Masyarakat (10,68%).
Penjamin pelaksana emisi efek MORA adalah PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas. Penjamin Pelaksana Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (Full Commitment) terhadap terhadap sisa saham yang ditawarkan yang tidak dipesan dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan.
Jadwal Penawaran Saham IPO MORA
Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:
- Masa Penawaran Awal (Masa Book Building saham MORA) : 12 – 18 Juli 2022
- Tanggal Efektif : 29 Juli 2022
- Masa Penawaran Umum : 2 – 4 Agustus 2022
- Tanggal Penjatahan : 4 Agustus 2022
- Tanggal Distribusi Saham : 5 Agustus 2022
- Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 8 Agustus 2022
Rencana Penggunaan Dana IPO Saham MORA
Berdasarkan prospektus saham IPO MORA, dana yang dihimpun dari kegiatan IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk:
1. Sekitar 85% akan dipergunakan untuk investasi, investasi terhadap Backbone dan Access termasuk dengan perangkat dan infrastruktur pasif dan aktif serta pengembangan data center. Termasuk juga akan digunakan untuk pembangunan inland cable, ducting dan perangkat penunjang baik aktif maupun pasif infrastruktur. Selain itu, akan digunakan juga untuk peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada dan penambahan kapasitas jaringan yang baru.
2. Sekitar 15% kan digunakan untuk kebutuhan Modal Kerja dan kegiatan umum usaha Perseroan (General Corporate Purposes), yaitu biaya operasional dan perawatan jaringan beserta perangkat pendukungnya, termasuk biaya instalasi perangkat ke pelanggan dan untuk aktivitas “Branding” dan promosi.
Kinerja Laporan Keuangan MORA
Prospektus saham IPO MORA menunjukan bahwa dalam kinerja 3 tahun terakhir, MORA berhasil mencatatkan kinerja yang baik, terutama pada periode secara tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 dengan raihan Pendapatan mencapai Rp4,18 miliar, atau naik 11% YoY dibandingkan dengan kinerja pada periode 31 Desember 2020 yang mencatatkan Pendapatan sebesar Rp3,76 miliar.
Peningkatan Pendapatan tercatat karena terjadi pada pendapatan jasa telekomunikasi Perseroan. Selain itu, di tahun 2021, terdapat kenaikan permintaan volume kapasitas internet yang cukup signifikan karena adanya pergeseran customer behavior, diantaranya Work from Home (WFH) dan sekolah dengan sistem daring.
Rasio Keuangan MORA
Berikut merupakan rangkuman rasio keuangan saham IPO MORA selama bulan Desember 2019 hingga kinerja Desember 2021:
Data di atas menunjukkan MORA secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, tercermin pada Rasio Profitabilitas mencatatkan kinerja positif, termasuk Return on Equity (ROE) yang berhasil mencatatkan double digit pada level 14,73%, hal ini mengindikasikan bahwa MORA berhasil memaksimalkan ekuitas yang dimiliki untuk memperoleh laba.
Bersamaan dengan Rasio Solvabilitas yang bersifat wajar, terlihat pada Debt to Asset Ratio (DAR) tercatat sebesar 0,68x. Mencerminkan saham IPO MORA memiliki kinerja yang sehat untuk meningkatkan performa rasio keuangan Perseroan.
Kebijakan Dividen Saham MORA
Prospektus saham IPO MORA menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen saham MORA, Perseroan bermaksud untuk mengumumkan pembagian dividen untuk disetujui oleh para pemegang saham setelah Perseroan memperoleh laba positif. Jumlah dividen dan kemampuan Perseroan untuk membayar dividen di masa depan akan bergantung pada arus kas, laba ditahan, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja, dan rencana investasi Perseroan di masa depan.
Prospek Bisnis MORA
Indonesia memiliki pertumbuhan PDB yang kuat yang diperkirakan akan berlanjut dalam lima tahun ke depan. PDB Nominal di Indonesia tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 8,5% dari 2016 hingga 2019. Pemerintah Indonesia menerapkan fiskal darurat paket setara dengan 3,8% dari PDB pada tahun 2020 untuk memberikan bantuan kepada perusahaan dan rumah tangga.
Indonesia diperkirakan akan melanjutkan pertumbuhan ekonominya yang kuat mulai tahun 2022, dengan PDB nominal ditetapkan untuk tumbuh pada CAGR sebesar 8,5% mulai tahun 2020 dan seterusnya hingga mencapai Rp25,2 kuadriliun (US$1,7 triliun) pada tahun 2026. Ini lebih tinggi dari CAGR yang diharapkan sebesar 7,0% untuk kawasan Asia Tenggara Tenggara pada periode yang sama. PDB nominal per kapita diperkirakan akan mengikuti lintasan yang sama untuk mencapai Rp86 juta (US$5.900) pada tahun 2026, tumbuh pada CAGR sebesar 7,2% dari tahun 2020 hingga 2026.
Indonesia memiliki profil demografis yang sangat menarik untuk layanan telekomunikasi, populasi besar yang sangat urban dan dengan usia rata-rata yang rendah. Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia, dan negara terpadat di Asia Tenggara.
Pada tahun 2020, Indonesia memiliki populasi 274,9 juta, dan diperkirakan akan mempertahankan tingkat pertumbuhan masa lalunya sebesar 1% CAGR untuk mencapai 290,9 juta pada tahun 2026, menurut proyeksi oleh United Nations.
Pendapatan rumah tangga per kapita di Indonesia terus meningkat, kenaikan tingkat pendapatan secara umum kemungkinan akan meningkatkan daya beli, yang kemungkinan akan mendorong konsumsi layanan telekomunikasi dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Faktor Utama Pendorong Pasar :
1. Meningkatnya persyaratan backhaul seiring kemajuan teknologi seluler (5G)/
2. Pertumbuhan langganan broadband tetap (Fixed Broadband) di segmen perumahan.
3. Penggunaan data konsumen yang melonjak.
Penggunaan data per koneksi diperkirakan akan tumbuh kuat dan mencapai 20GB/bulan pada tahun 2025 berdasarkan perkiraan Analysys Mason Research, didorong oleh:
• Pertumbuhan penetrasi smartphone lebih lanjut, difasilitasi oleh peningkatan ketersediaan smartphone kelas bawah yang ditawarkan oleh produsen perangkat China.
• Meningkatkan konsumsi konten video melalui seluler dan dengan kualitas yang lebih tinggi.
• Popularitas platform media sosial, terutama yang melibatkan posting foto dan video dan dengan demikian mendorong penggunaan data (Indonesia memiliki >87 juta pengguna aktif di TikTok per Oktober 2021).
• Pertumbuhan pesat dalam ekonomi digital, dipimpin oleh unicorn lokal (GoTo, Traveloka dan Bukalapak) dan pertumbuhan yang dihasilkan dalam transaksi terkait (contoh. e-commerce, ride-hailing). Pada tahun 2020, penggunaan data konsumen telah meningkat secara signifikan dalam beberapa aspek, yang terutama mencakup media sosial, game, dan e-commerce.
Prospek pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan, terutama untuk sarana dan infrastruktur telekomunikasi yang merupakan sebuah prospek untuk Perseroan. Faktor-faktor yang mendukung hal tersebut antara lain:
a. Luas wilayah Indonesia sebesar 1,9 juta km2 dan posisi strategis yang berada di antara dua samudera dan dua benua, Indonesia dapat menjadi pusat transit trafik TIK regional dan global. Saat ini, distribusi ketersediaan layanan internet di Indonesia masih belum merata (sumber: Analysys Mason Research, 2021).
b. Penetrasi internet yang relatif masih rendah dibandingkan negara-negara lain terutama di kawasan Asia (sumber: Analysys Mason Research, 2021), sementara di sisi lain masyarakat semakin terbuka terhadap globalisasi gaya hidup digital, yang berujung pada meningkat pesatnya penggunaan perangkat ponsel cerdas dengan harga yang semakin terjangkau, tingginya aktivitas di jejaring sosial, Internet of Things, Artificial Intelligence (Al) maupun semakin meningkatnya bisnis e-commerce, yang diharapkan akan mendorong pertumbuhan layanan mobile internet. Hal ini juga akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan bandwidth.
c. Pola kehidupan masyarakat Indonesia secara luas untuk bekerja dari rumah (Work From Home/WFH) bagi perusahaan-perusahaan atau belajar dari rumah bagi sekolah-sekolah (sumber: Analysys Mason Research, 2021). Himbauan tersebut mengakibatkan permintaan masyarakat akan layanan telekomunikasi dan internet dari rumah meningkat, sehingga membuat Perseroan memiliki strategi untuk mengembangkan bisnis khusus di telco dan retail. Selain itu untuk menunjang strategi dimaksud, Perseroan juga berencana untuk meningkatkan kapasitas yang ada serta menambah jaringan retail di beberapa kota baru.
d. Dengan kemajuan telekomunikasi di Indonesia dengan jaringan kabel optik yang semakin luas terutama di kota-kota besar. Oleh karena itu, Perseroan berencana membangun Kerja Sama dengan beberapa Kata besar di Indonesia dalam Penyediaan Pelayanan Publik Prasarana Pasif Telekomunikasi untuk proyek pembangunan pengoperasian, pengusahaan dan penyediaan U-ditch (saluran dari beton bertulang dengan bentuk penampang huruf “U”) dan/atau Makroduct (saluran pipa HOPE High Density Polyethylene).
Kesimpulan
Berdasarkan laporan prospektus saham IPO MORA, dalam kinerja 3 tahun terakhir memiliki kinerja yang sangat sehat dan bisnisnya selalu bertumbuh, bersamaan dengan sektor bisnis MORA yang permintaan akan layanan telekomunikasi dan internet dari rumah selalu meningkat.
Dengan prospek kinerja bisnis Perseroan, saham IPO MORA menarik untuk dimasukan kedalam watchlist teman-teman.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib Sekuritas membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.