Analisis Saham, Saham

Saham GOLD: Profit Naik di Tengah Pandemi, Menarik?

Ajaib.co.id – Sebelum menjadi PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (kode saham GOLD), nama perusahaan adalah PT Golden Retailindo Tbk, pengelola Golden Truly. Perusahaan tersebut berdiri pada 1995 dengan fokus bisnis pada perdagangan eceran atau retail dan pengelolaan ruangan usaha komersial.

Pada 2016, perseroan mulai beralih ke bisnis baru di industri telekomunikasi. Sehingga perseroan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi jasa penyedia infrastruktur telekomunikasi dengan mengakuisisi PT Permata Karya Perdana.

Bisnis PT Permata Karya Perdana adalah mendirikan dan mengoperasikan menara serta microcell pole untuk disewakan kepada perusahaan operator telekomunikasi dengan perjanjian sewa jangka panjang. Bisnis tersebut telah menjangkau pulau Jawa, Bali, dan Sumatera.

Pada 2017, perseroan mengganti nama menjadi nama yang sekarang. Manajemen menjual seluruh saham Golden Truly kepada anak usaha perseroan PT Golden Anugerah Sejahtera (GAS) dan PT Golden Prima Retailindo. 

Sebelum melakukan perubahan bisnis, perseroan telah tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2010. Adapun pemegang saham per 31 Desember 2019 adalah PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dengan porsi 51,09%, PT Amanda Cipta Persada sebesar 21,93%, PT Mulia Sukses Mandiri dengan 13,89%, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk 7,60%, dan masyarakat 5,49%.

Pendapatan GOLD Naik 11,12% Lebih

Di tengah pandemi COVID-19, GOLD masih membukukan pendapatan positif untuk kuartal III-2020. Tercatat pendapatan GOLD sebesar Rp29,47 miliar atau naik 11,12% year-on-year. Laba perseroannya adalah Rp10,56 miliar atau meningkat signifikan 140,55% yoy.

Pandemi justru mendorong kinerja keuangan emiten menara telekomunikasi, salah satunya GOLD, Bisnis.com (04/11/2020). Pasalnya, masyarakat tetap membutuhkan akses internet dan layanan digital lain untuk bekerja maupun bersekolah.

Bahkan di antara emiten menara telekomunikasi, GOLD mencatatkan kenaikan laba paling tinggi sebesar 140,55% secara you, disusul PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) dengan kenaikan 58,30%. Sedangkan laba paling besar dimiliki oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebesar Rp1,9 triliun atau naik 19,49% yoy, lalu laba PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) tercatat Rp747,46 miliar atau meningkat 22,14%.

Kinerja GOLD Selama Lima Tahun

Selama lima tahun ini, data dari laman ptvti.co.id, kinerja keuangan GOLD dengan fokus bisnis penyedia infrastruktur telekomunikasi mengalami peningkatan. Perseroan mampu mencetak kinerja positif dari periode 2018 ke kuartal III-2020.

Sedangkan kinerja sebelumnya, 2016-2017, adalah kondisi keuangan GOLD dengan yang masih menjalani bisnis retail. Bahkan sejak 2015 hingga 2017, kinerja perseroan merosot tajam dan menghasilkan kerugian.

Laporan Laba RugiQ3 20202019201820172016
Pendapatan BersihRp29,47 miliarRp36 miliarRp34,6 miliarRp26,7 miliarRp9,6 miliar
Laba KotorRp25,2 miliarRp22,1 miliarRp17,5 miliarRp6,3 miliar
Laba BersihRp10,56 miliarRp7 miliarRp8 miliar-Rp1 miliar-Rp1,2 miliar

Sedangkan untuk rasio keuangan, data dari laman Ajaib, kondisinya baik. Rasio 2019 menunjukkan perbaikannya dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun rasio CR melonjak drastis, tetapi perseroan masih mampu memenuhi kewajibannya.

Rasio 20192018
ROA2,14%-3,38%
ROE2,38%-8,59%
NPM19,58%-23,35%
CR363,54%64,52%
DER11%154%

Prospek Bisnis GOLD

Prospek bisnis GOLD sama seperti prospek emiten yang menyediakan layanan infrastruktur komunikasi, yakni memiliki harapan baik pada masa mendatang.

Pada 2019, GOLD memiliki 343 menara telekomunikasi. Aksi menambah menara juga dilakukan pada tahun berikutnya sejumlah 400 menara. Sehingga perseroan harus menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp200 miliar, Bisnis.com (31/01/2020).

Direktur Utama PT Permata Karya Persada mengatakan GOLD membangun menara microcell pole (MCP) atau menara yang memiliki tinggi sekitar 25 meter. Saat ini, operator telekomunikasi mulai beralih dari jaringan gelombang mikro ke jaringan serat fiber sehingga tidak memerlukan menara tinggi.

Haruskah Beli Saham GOLD?

Pada penutupan bursa 26 Maret lalu, harga saham GOLD berada di level Rp278. Harga tersebut bisa dibilang murah untuk sebuah saham yang bergerak di layanan infrastruktur telekomunikasi terlebih jika dibandingkan dengan TOWR, harga sahamnya adalah Rp1.105.

Untuk harga, saham GOLD lebih murah dibanding TOWR. Jika investor tertarik memilikinya, beli saham GOLD dalam jumlah kecil terlebih dahulu. Bila ada peningkatan kinerja atau aksi perseroan yang positif, tak ada salahnya untuk menambah saham GOLD lagi.

Keduanya memiliki kinerja keuangan baik. Meski TOWR memiliki pengalaman lebih lama dan mampu mempertahankan kinerjanya dari tahun ke tahun. Sedangkan GOLD baru saja merambah ke industri infrastruktur telekomunikasi.

Selain itu, TOWR rutin membagikan dividen kepada para pemegang saham. Sedangkan GOLD belum pernah melakukannya. Adapun perbandingan PER dan PBV kedua emiten adalah:

GOLD
PER: 25,20 kali
PBV: 1,05 kali
TOWR
PER: 22,55 kali 
PBV: 5,93 kali

Tertarik? Sebelum membeli, cek fundamental perseroan dengan detail. Jangan lupa untuk melakukan transaksi saham melalui perusahaan sekuritas terpercaya yang telah memperoleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan, ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait