

Ajaib.co.id – PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang investasi dan jasa penunjang telekomunikasi di Indonesia. Emiten saham TOWR yang berdiri sejak Juni 2008 ini memiliki bisnis utama mengoperasikan serta menyewakan menara telekomunikasi kepada perusahaan penyedia komunikasi.
Melalui anak usaha PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), perseroan telah mengoperasikan sekitar 21.373 menara di Indonesia dengan total penyewa lebih dari 38.615. Mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi.
Pada Maret 201, perseroan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten berkode saham TOWR memiliki harga Rp1.050. Penutupan bursa 15 Maret lalu, TOWR berada pada level Rp1.195.
TOWR Gencar Akuisisi Menara
Selama 2019-2020, TOWR gencar mengakuisisi menara telekomunikasi. Pada kuartal IV-2019, TOWR mengakuisisi 1.000 unit menara dari PT Indosat Tbk (ISAT). Dilanjutkan dengan kuartal II-2020 dengan mengambil alih 1.600 menara milik PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Tahun ini, TOWR juga berencana mengakuisisi menara ISAT. Karena ISAT akan menjual 4.00 menara pada 2021. Aksi korporasi TOWR tersebut adalah langkah untuk menumbuhkan kinerja.
Adam Gifari, Wakil Direktur Utama TOWR, mengatakan akuisisi menara cukup menjanjikan dan pihaknya ingin menumbuhkan ekspansi organik maupun anorganik, Bisnis.com (03/03/2021).
Februari lalu, TOWR memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank UOB Indonesia sebesar Rp1 triliun. Pinjaman akan digunakan oleh anak usaha perseroan, yaitu PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), dan PT Komet Infra Nusantara (KIN) untuk menunjang kegiatan bisnis TOWR.
Laba Bersih Tumbuh 19,5%
Kinerja keuangan kuartal III-2020 TOWR menunjukkan pertumbuhannya. Hal tersebut bisa dilihat dari pendapatan naik 19,3% menjadi Rp5,55 triliun (year-on-year) dan laba bersih naik 19,5% menjadi Rp1,92 triliun.
Total liabilitas Rp23,5 triliun atau naik dari Rp18,9 triliun, total ekuitas Rp9,72 triliun atau sebelumnya Rp8,76 triliun, dan total aset Rp33,2 triliun sebelumnya Rp27,6 triliun.
Adapun kenaikan kinerja didukung penambahan 5.269 sewa menara sebanyak dan sewa serat optik 12.244 kilometer. Rasio penyewaan menara TOWR naik dari 1,67 kali menjadi 1,81 kali, Kontan.co.id (09/03/2021).
Kinerja TOWR
Buat investor yang ingin mengetahui kinerja keuangan TOWR, cek data dari ptsmn.co.id di bawah ini:
Laporan Laba Rugi | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 | 2015 |
Pendapatan Bersih | Rp6,45 triliun | Rp5,86 triliun | Rp5,33 triliun | Rp5 triliun | Rp4,49 triliun |
Laba Kotor | Rp4,64 triliun | Rp4,32 triliun | Rp4,16 triliun | Rp3,65 triliun | Rp3,26 triliun |
Laba Bersih | Rp2,35 triliun | Rp2,2 triliun | Rp2,1 triliun | Rp2,13 triliun | Rp1,26 triliun |
Dari kinerja lima tahun di atas, TOWR mampu membukukan laba bersih yang nilainya cenderung meningkat. Dalam laporan perseroan, peningkatan kinerja sepanjang 2019 karena:
- Konsumsi data melalui perangkat nirkabel meningkat sebesar 50%, sehingga pendapatan dari pemakaian data menjadi salah satu sumber pertumbuhan pendapatan tertinggi bagi semua operator.
- Konsumsi tinggi terhadap data membuat operator memperluas jangkauan dan jaringan telekomunikasi. Salah satunya menyewa menara (di antaranya menyewa milik TOWR).
- Perseroan membangun 882 tower dan menyelesaikan akuisisi 1.000 tower dari ISAT. Sehingga tower TOWR menjadi 19.319 pada akhir 2019.
- Jumlah penyewa mencapai 33.346 pada akhir tahun.
- Memperpanjang kontrak sewa dengan lebih dari 7.300 penyewa untuk 10 tahun ke depan.
- Di bisnis non tower, terutama jaringan kabel serat optik, memiliki dan mengoperasikan 27.527 kilometer jaringan kabel serat optik yang telah selesai dibangun di pulau Jawa, Sumatera, dan Bali.
Di bawah ini data rasio dari laman Ajaib, meski beberapa rasio mengalami penurunan tetapi perseroan masih mampu menjaga keuangannya.
Rasio | 2019 | 2018 |
ROA | 8,47% | 9,58% |
ROE | 26,84% | 27,39% |
NPM | 36,29% | 37,49% |
CR | 54,20% | 47,88% |
DER | 217% | 186% |
Prospek Bisnis TOWR
Di tahun-tahun mendatang, prospek bisnis TOWR akan bagus. Pasalnya, industri telekomunikasi dan pendukungnya, seperti industri menara, akan tetap berkembang meski di tengah pandemi COVID-19.
Terlebih jika pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyediakan jaringan telekomunikasi dan memeratakan jaringan 4G.
Di dalam tubuh perseroan, TOWR memiliki kinerja keuangan yang sangat baik. Kemungkinan besar, baik bisnis tower dan non tower, akan terus tumbuh ke depannya. Pasalnya, penyedia layanan telekomunikasi akan meningkatkan meningkatkan jaringannya.
Selain itu, masyarakat masih membutuhkan layanan telekomunikasi dan data untuk menunjang kegiatan sehari-hari, aksi akuisisi menara oleh akan mendorong kinerja perseroan lebih baik.
Tahun ini, TOWR mengalokasikan belanja modal atau capex senilai Rp3,5 triliun dan menargetkan pertumbuhan pendapatan organik naik 8%, Bisnis.com (03/03/2021). Hingga tulisan ini dibuat, perseroan masih dalam proses mengaudit laporan tahunan.
Koleksi atau Abaikan Saham TOWR?
Tak perlu diragukan lagi, koleksi saham TOWR. Pasalnya, prospek industri dan bisnisnya akan terus berkembang dari tahun ke tahun, kinerja keuangan perseroan sehat, dan perseroan mulai rutin membagikan dividen kepada pemegang saham, terhitung sejak 2016.
Sebagai bahan perbandingan untuk investor, data dari laman Ajaib:
Saham TOWR
PER: 22,55 kali
PBV: 5,93 kaliHarga: Rp1,195 (15/03)
Saham TBIG
PER: 47,74 kali
PBV: 7,94 kaliHarga: Rp2.110 (15/03)
Valuasi dan harga saham TOWR lebih murah dibanding saham TBIG. Keduanya sama-sama menjalankan bisnis di industri menara telekomunikasi. Pilih yang mana?
Jika investor tertarik membeli, pastikan pilih perusahaan sekuritas terpercaya dan mempunyai izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lalu pastikan kinerja perseroan menunjukkan peningkatan setiap tahunnya.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.