Reksa Dana

Butuh Investasi Stabil? Coba Reksadana Pendapatan Tetap!

Butuh Investasi yang Stabil? Coba Mulai Reksadana Pendapatan Tetap!

Ajaib.co.id – Dalam dunia investasi, instrumen reksa dana bisa jadi menarik bagi mereka yang memiliki profil risiko kecil, menengah dan tinggi. Pada dasarnya, instrumen investasi ini bekerja dengan cara menghimpun dana dari masyarakat yang lalu akan dikelola oleh manajer investasi dalam portofolio efek. Produk reksa dana dibagi menjadi lima bagian yakni reksa dana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana indeks.

Namun, pada kesempatan ini akan dibahas mengenai produk reksadana pendapatan tetap yang sering menjadi pilihan bagi investor pemula dengan risiko kecil hingga menengah.

Apa itu Reksadana Pendapatan Tetap?

Reksa dana pendapatan tetap adalah produk investasi di mana manajer investasi akan menempatkan dana mayoritas pada instrumen obligasi dan sebagian kecil di instrumen pasar uang.

Jika imbal hasil yang diberikan produk sebelumnya cenderung stabil, maka berbeda dengan reksa dana pendapatan tetap yang bisa jadi bergerak fluktuatif terbatas meskipun tidak terlalu volatil seperti halnya reksa dana saham.

Dengan begitu, reksa dana pendapatan tetap menjadi cocok bagi mereka dengan profil risiko menengah dengan tujuan investasi yang juga memiliki jangka waktu menengah yakni 3 sampai 5 tahun. Sama seperti reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap juga likuid dengan proses penarikan rata-rata 2 hari setelah instruksi penarikan.

Dalam jenis reksa dana pendapatan uang, dana kamu akan diinvestasikan minimal 80% dari aset yang dimiliki atau aktivanya. Di mana, manajer investasilah yang akan membantu kamu memutar modal ke dalam investasi tersebut.

Misalnya, kamu membeli reksa dana Rp 1 juta dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana dari sekuritas yang sebesar Rp1.040 per unit, berarti kamu memiliki 961,54 unit.

Manajer investasi akan menginvestasikan dana kamu ke Sukuk Ritel dengan tenor 3 tahun, kemudian memutar lagi kupon atau imbal hasil maupun capital gain dari selisih harga jual dan beli apabila Sukuk Ritel tersebut dijual. Tujuannya agar hasil investasi atau keuntungan reksadana pendapatan tetap Anda lebih optimal.

Karakteristik Reksa Dana Pendapatan Tetap

Sebelum memulai untuk berinvestasi, kamu harus mengetahui terlebih dulu termasuk investor kriteria apakah kamu? Dengan mengetahui karakter kamu, maka kamu akan lebih mudah menentukan jenis reksa dana yang cocok bagi kamu.

Nah, untuk pendapatan tetap sendiri sebenarnya sangat cocok bagi kamu yang menginginkan investasi dengan tingkat pengembalian hasil yang stabil karena memiliki aset surat utang atau obligasi yang memberikan keuntungan berupa kupon secara rutin.

Dalam jangka pendek dan menengah, nilai aktiva bersih (NAB) dari reksa dana pendapatan tetap cenderung naik stabil dan tidak banyak berfluktuasi (naik-turun). Karena itulah, reksa dana jenis ini cocok untuk investor bertipe konservatif (risk averse).

Di mana, investor dengan tipe ini memiliki profil risiko yang rendah dan cenderung menghindari risiko (risk averse). Dalam hal berinvestasi, investor tipe ini biasanya lebih menyukai instrumen investasi yang aman dan takut jika pokok investasi (modal awal) akan berkurang.

Biasanya, tipe ini juga merasa nyaman dengan instrumen investasi yang imbal hasilnya tidak terlalu besar namun bisa bergerak stabil. Meski begitu, investor dengan profil risiko sedang atau moderat juga bisa memilih reksa dana ini untuk tujuan investasi jangka menengah hingga jangka panjang.

Keuntungan Reksa Dana Pendapatan Tetap

Nah, bagi kamu yang ingin memulai investasi reksadana pendapatan tetap, di bawah ini adalah beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan.

1. Fluktuasi Cukup Stabil

Fluktuasi instrumen investasi ini cenderung lebih stabil karena sebagian besar dana ditempatkan pada instrumen obligasi (surat utang) atau pasar uang. Sehingga, dapat mengurangi risiko yang harus ditanggung investor.

2. Return Kompetitif

Tingkat keuntungan atau imbal hasil yang ditawarkan reksadana ini pun cukup kompetitif yaitu mulai dari 6-10% per tahun. Tingkat keuntungan imbal hasil ini tentunya secara umum lebih besar dari deposito bank dan reksadana pasar uang.

3. Fleksibilitas Tinggi

Investasi reksadana pendapatan tetap juga bisa diperjualbelikan kapan saja. Sebagai investor, kamu juga bisa memilih untuk menjual sebagian atau seluruh dana yang ditempatkan pada portofolio sesuai dengan kebutuhan. Sehingga, ketika suatu saat nanti kamu butuh dana darurat, kamu tidak perlu pusing, karena kamu bisa mengambil dana dari investasi tersebut.

4. Dana Cair Cepat

Proses pencairan dana bisa selesai dalam kurun waktu 4-5 hari kerja yang dihitung setelah penjualan unit reksadana mulai diproses sampai masuk ke rekening. Sehingga, kamu tidak perlu waktu lama untuk menikmati hasil investasi dibandingkan dengan investasi lain atau produk deposito yang umumnya tidak bisa dicairkan kapan saja.

5. Keuntungan Bebas Pajak

Semua keuntungan atau imbal hasil yang kamu dapatkan dari penjualan reksadana tidak dipotong pajak apapun dikarenakan reksadana bukan merupakan objek pajak.

Dengan adanya keuntungan bebas pajak, maka kamu bisa mendapatkan jumlah keuntungan secara penuh dibandingkan dengan produk perbankan atau investasi jenis lain. Misalnya deposito yang mengenakan pajak keuntungan hingga 20%.

6. Modal Awal Sangat Terjangkau

Modal awal yang dibutuhkan untuk mulai berinvestasi reksadana pendapatan tergolong terjangkau yaitu mulai dari Rp10 ribu saja, terutama untuk pembelian secara online.

7. Aman Diawasi OJK

Seluruh kegiatan pengelolaan dana pada reksadana tetap dijamin aman karena sudah diawasi oleh pemerintah lewat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu seluuruh kebijakan dan ketentuan telah diatur oleh pemerintah, sehingga uang yang ditanamkan untuk investasi dijamin aman.

8. Pengelolaan Langsung oleh Manajer Investasi

Investasi ini juga cocok bagi pemula yang belum memahami betul dunia investasi. Di mana, dana yang kamu simpan pada instrumen ini akan dikelola langsung oleh manajer investasi profesional.

9. Transparan

Dengan investasi ini, kamu juga tidak perlu khawatir dana kamu pergi kemana. Karena perusahaan reksa dana atau manajer investasi memiliki kewajiban untuk melaporkan informasi yang sama dan sejelas-jelasnya pada semua investor.

Risiko Reksa Dana Pendapatan Tetap

Meski memiliki banyak keuntungan, reksa dana pendapatan tetap juga memiliki risiko yang harus kamu waspadai meskipun risikonya minim. Apa saja itu?

1. Wanprestasi Manajer Investasi

Manajer investasi yang dipercaya untuk mengelola portofolio investasi dinilai tidak kompeten sehingga bisa menyebabkan kerugian. Umumnya, hal ini disebabkan karena manajer investasi gagal memenuhi kewajiban yang sudah disetujui di dalam kontrak, sehingga nilai investasi akan cenderung berkurang pada jangka waktu tertentu.

2. Risiko Penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Aset atau instrumen yang dialokasikan pada portofolio investasi reksadana pendapatan tetap juga bisa mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

  • Turunnya kinerja emiten/perusahaan.
  • Kondisi ekonomi dan politik yang tidak menentu.
  • Inflasi atau fluktuasi suku bunga acuan.
  • Bencana alam.

3. Kerugian Tidak Dijamin Pemerintah

Seluruh kerugian yang dialami investor pada jenis reksa dana ini tidak dijamin oleh pemerintah karena reksadana bukan termasuk produk perbankan, melainkan pasar modal. Sehingga, apabila terjadi kerugian, tidak akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) seperti produk perbankan lainnya.

4. Risiko Keterlambatan Pembayaran

Risiko manajer investasi sulit mempersiapkan dana yang perlu dibayarkan ke pihak investor ketika proses pencairan dana. Sehingga menyebabkan keterlambatan pembayaran. Hal ini terjadi ketika banyaknya investor yang tiba-tiba mencairkan dananya karena sesuatu kondisi.

5. Risiko Pembubaran

Jika sebuah reksadana dinilai memiliki performa yang tidak baik, maka bisa sewaktu-waktu dibubarkan oleh pemerintah.

Imbal Hasil & Cara Menghitung Reksa Dana Pendapatan Tetap

Keuntungan investasi berbanding lurus dengan risikonya. Begitu juga ketika kamu memilih reksa dana jenis ini. Di mana, imbal hasil reksa dana ini sekitar 7 sampai 8% per tahun, bahkan rata-rata bisa mencapai 9%.

Bahkan diperkirakan Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi, seperti dikutip dari Kontan, imbal hasil reksa dana jenis ini di tahun 2021 akan berada dikisaran 8-10%.

Contoh:

Kamu berinvestasi sebesar Rp1.000.000 dengan harga Rp895 per unit. Maka kamu mendapat unit penyertaan sebanyak 1.117,32 unit.

Dua tahun kemudian, harga NAB menjadi Rp 1.100 per unit, berarti keuntungan kamu adalah:

= 1.117,32 unit x Rp 1.100
= Rp 1.229.052
= Rp 1.229.052 – Rp 1.000.000
= Rp 229.052.

Sehingga, selama dua tahun kamu bisa mendapatkan untung sebesar Rp229.052 atau sama dengan 22,9%.

Bedanya Reksa Dana Pendapatan Tetap & Pasar Uang

Kedua jenis reksa dana ini sama-sama memiliki imbal hasil yang stabil dan risiko yang rendah. Biasanya, investor pemula akan memilih kedua jenis reksa dana ini di awal mereka mulai berinvestasi. Tapi apa perbedaan keduanya?

Jenis reksa dana pasar uang merupakan produk investasi di mana manajer investasi akan mengalokasikan dana dengan mayoritas komposisi pada penempatan dana di deposito perbankan, sertifikat bank Indonesia dan obligasi yang memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.

Karena risikonya yang rendah, imbal hasil yang ditawarkan umumnya lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Namun, pertumbuhan aset dalam produk ini biasanya relatif stabil dan tidak bergerak fluktuatif.

Karenanya, produk ini cocok untuk dijadikan sebagai salah satu penempatan dana darurat dengan tujuan investasi jangka pendek yang diperlukan dalam waktu genting. Reksa dana ini juga likuid dan mudah dicairkan umumnya dalam tempo waktu 2 hari kerja bursa melalui instruksi.

Performa Reksa Dana Pasar Uang & Pendapatan Tetap

Mengutip dari keterangan yang disajikan oleh Infovesta, salah satu pusat informasi reksa dana, seluruh reksa dana mencetak kinerja imbal hasil yang positif pada minggu ketiga bulan lalu.

Kinerja reksa dana pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 0,25 persen sementara kinerja reksa dana pasar uang naik sebesar 0,09 persen selama sepekan. Adapun, obligasi pemerintah dan obligasi korporasi mengalami kenaikan sebesar 0,30 persen dan 0,15 persen.

Baru-baru ini, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang kini berada di level 4 persen.

Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (IMF), ekonomi dunia diproyeksikan mengalami pertumbuhan negatif -4,9 persen. Sedangkan, Indonesia diproyeksikan akan terkontraksi sebesar -0,3%.

Investor asing pun masih berhati-hati dan masuk ke pasar obligasi di Indonesia yang didukung dengan angka Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia selama satu minggu lalu mengalami kenaikan tipis sebesar 1,08 persen menjadi 127,41.

Sedangkan, angka kepemilikan asing di SBN (surat berharga negara) secara month to date hingga 15 Juli 2020 hanya mengalami kenaikan tipis sebesar Rp1,84 triliun. Angka tersebut jauh lebih kecil apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019 yang mencatatkan kenaikan kepemilikan asing sebesar Rp11,89 triliun.

Mengingat instrumen reksa dana berbasis saham yang masih perlu pengawasan lebih lanjut karena volatilitasnya yang tinggi, reksa dana pendapatan dianggap masih menjadi alternatif investasi menarik bagi investor karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana berbasis pasar uang di tengah tren penurunan suku bunga.

Perbedaan Performa Reksa Dana Pasar Uang & Pendapatan Tetap

Meskipun secara month to month, kinerja reksa dana pasar uang dan reksa dana sangat terpaut angka yang cukup jauh. Namun, jika menilik dari data kinerja reksa dana berdasarkan pergerakan sepanjang tahun berjalan atau year to date, perbedaannya tidaklah terlalu signifikan.

Sejak perdagangan awal tahun 2020, reksa dana pasar uang bergerak relatif stabil dengan kenaikan sebesar 2,54 persen sedangkan reksa dana pendapatan tetap mengungguli dengan pertumbuhan 2,74 persen atau hanya terpaut 0,2 persen saja.

Mengutip dari sumber Bisnis.com, Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengungkap bahwa obligasi korporasi menjadi pilihan manajer investasi karena imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan Surat Utang Negara (SUN).

Sejalan dengan penurunan suku bunga acuan yang berbuntut pada turunnya suku bunga deposito, reksa dana bakal menjadi opsi bagi para investor untuk melabuhkan dana investasinya.

“Produk reksa dana yang bisa mirip dengan deposito salah satunya reksa dana pendapatan tetap, selain reksa dana pasar uang. Jadi reksa dana kita selalu berharap punya kontribusi yang terus meningkat di pasar obligasi korporasi ini,” ujarnya.

Nah, bicara tentang reksa dana, Ajaib juga menawarkan layanan investasi reksa dana yang bisa diakses secara online melalui aplikasi yang dapat diunduh melalui Google Play Store dan Apple Store yang aman dan terjangkau.

Artikel Terkait