Saham

Ini Dia Tips Jitu Untuk Memilih Saham Perbankan

Ajaib.co.id – Ketika memilih investasi yang tepat untuk jangka panjang, maka kamu bisa memilih salah satunya saham-saham perbankan.

Jika kamu perhatikan ada banyak lembaga dana pensiun dan asuransi yang berinvestasi khususnya di saham-saham perbankan. Saham-saham perbankan juga seringkali menjadi pilihan investasi oleh banyak investor senior. Tidak mengherankan karena sejak 2009 hingga 2019, indeks saham perbankan yang terdiri dari saham-saham bank sukses mengungguli indeks harga saham gabungan (IHSG).

Kamu bisa lihat bahwa indeks saham perbankan telah mengungguli indeks harga saham gabungan (IHSG) selama sepuluh tahun terakhir dengan pertumbuhan sebesar 349,42% sejak 2009. Dibandingkan dengan IHSG yang hanya tumbuh 148,57% maka saham-saham perbankan jelas terlihat jauh lebih superior. Selain mengungguli acuan semestanya, kinerja sektor perbankan juga jauh melampaui semua sektor lainnya di bursa. Lihat dan bandingkan sendiri!

Berikut sembilan sektor saham terbaik yang ada di bursa dengan IHSG sebagai pembanding.

IHSG 148,57%
Agri -13,04%
Mining -29,72%
Basic Industry 257,07%
Miscellaneous 103,48%
Property 243,24%
Consumer 205,77%
Infrastructure 56,14%
Finance 349,42%
Trade 179,17%

(Diolah dari: https://www.idx.co.id/data-pasar/laporan-statistik/fact-sheet-indeks/)

Kamu bisa lihat bahwa sektor finance memang perkasa selama sepuluh tahun terakhir ini. Dan saat ini adalah saat yang tepat untuk mulai memicingkan mata memilah-milih saham perbankan untuk dikoleksi. Alasannya adalah karena saham perbankan berpotensi melemah karena suku bunga yang rendah membuat pendapatan perbankan menurun.

Mengoleksi saham itu memang seharusnya dilakukan ketika sektornya sedang melemah. Lalu jual ketika sektornya menguat. Untuk bisa cuan memang begitu; beli di harga bawah, jual di harga atas. Nah, kalau kamu mau mengoleksi saham perbankan secara jangka panjang maka kamu harus tahu bahwa teknik pemilihan saham perbankan cukup unik dan agak tricky. Tapi jangan khawatir karena semua akan dikupas tuntas di artikel ini.

Bisnis Perbankan yang Unik

Usaha perbankan adalah bisnis yang mengedepankan kepercayaan. Bank menyediakan jasa layanan tabungan dan penyaluran kredit. Maka dari itu, nilai liabilitas lancar sebuah bank biasanya mendominasi bagian Aset Non-Lancar yang terdiri dari DPK (dana pihak ketiga/uang titipan nasabah). Sebagai gantinya pihak bank akan mengenakan biaya administrasi kepada seluruh nasabahnya setiap bulan sebesar Rp10.000 atau lebih atas layanan tabungan yang diberikan.

Kemudian keuntungan atas layanan plus modal bank akan dikelola, diorganisir menjadi dana pinjaman. Masyarakat, termasuk kamu yang dinilai memiliki kelayakan kredit berhak mendapat pinjaman atas kebutuhanmu.

Lalu debitur kemudian diwajibkan mengembalikan dalam bentuk angsuran sesuai dengan nominal dan jangka waktu yang telah disepakati. Angsuran yang dibayarkan debitur tersebut telah termasuk bunga. Bunga yang didapat dari penyaluran kredit akan dikategorikan sebagai Pendapatan. Sedangkan bunga simpanan yang dibayarkan bank kepada nasabah yang nilainya 1% sampai 5% akan dicatat sebagai beban. Itulah bisnis perbankan yang memang lebih rumit dari bisnis biasa.

Berdasarkan BPS, fungsi dasar sebuah bank adalah yaitu untuk menghubungkan kedua belah pihak, pihak pertama adalah pihak yang memiliki kelebihan dana dan ingin menyimpanm uangnya di bank sedangkan pihak kedua adalah pihak yang membutuhkan dana sehingga pihak tersebut mengajukan kredit atau pinjaman ke bank.

Terkait sifat industri perbankan yang terbilang cukup unik, maka diperlukan ketelitian yang lebih dalam untuk memilih saham perbankan. Emiten perbankan memiliki rasio valuasi dan standarnya sendiri berbeda dengan valuasi saham-saham biasa.

Bicara tentang menentukan pilihan saham perbankan, berikut penjelasan tentang 9 istilah dalam sektor perbankan.

  • BUKU

BUKU (Bank Umum Kegiatan Usaha) adalah pengelempokkan bank-bank umum berdasarkan kegiatan usaha dan jumlah modal intinya.

Jadi, semakin besar modal inti sebuah bank maka semakin kuatlah ia dalam melalui berbagai fase ekonomi baik ketika ekspansi maupun kontraksi. Modal inti yang besar artinya punyakekuatan yang lebih besar juga dalam penyaluran kredit, berpotensi mendapat profit yang lebih besar dan lebih tahan krisis. Nah, berdasarkan modal inti yang dimiliki, kamu perlu tahu jenis-jenis Bank BUKU di Indonesia:

  1. BUKU 1: Bank dengan modal inti <Rp1 Triliun
  2. BUKU 2: Bank dengan modal inti Rp1 Triliun−Rp5 Triliun
  3. BUKU 3: Bank dengan modal inti Rp5 Triliun−Rp30 Triliun
  4. BUKU 4: Bank dengan modal inti di atas Rp30 Triliun.

Saat ini di Indonesia, emiten perbankan yang termasuk ke dalam BUKU IV ada tujuh, yaitu; PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank CIMB Niaga (BNGA), PT Bank Panin (PNBN), dan PT Bank Danamon Indonesia (BDMN).

Emiten yang selanjutnya berpotensi masuk kasta BUKU IV adalah NISP, namun kita lihat perkembangannya lebih lanjut selepas pandemi ya!

  • CASA

Rasio CASA (Current Account Saving Account) adalah perbandingan antara jumlah giro dan tabungan dengan jumlah total Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin besar komposisi CASA dalam sebuah emiten perbankan, maka semakin bagus. Karena semakin besar pula potensi laba yang dapat diperoleh dari penyaluran kredit.

  • NPL

NPL (Non Performing Loan) atau rasio kredit macet adalah indikator kesehatan sebuah bank.

Makin kecil NPL-nya makin baik karena itu berarti fungsi-fungsi dalam bank bekerja dengan baik dengan tidak memberikan kredit ke sembarang orang.

Semakin besar angka rasio NPL pada sebuah bank bisa dipastikan bahwa ada yang salah dengan fungsi kinerja bank tersebut, dampak negatif yang ditimbulkan pun semakin banyak.

Nah, masalahnya sekalipun nasabah yang diberi pinjaman sudah dinyatakan layak kredit, punya gaji tetap dan collateral, namun ada saja yang mangkir dari kewajibannya untuk membayar cicilan pinjaman.

Ketika masa pandemi ternyata ada banyak nasabah yang menyatakan diri meminta restrukturisasi atau istilahnya meminta keringanan. Oleh sebab itu Presiden Joko Widodo mengeluarkan keputusan untuk memberikan keringanan cerupa cuti kredit dan lainnya.

Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) menetapkan bahwa rasio kredit macet (NPL) adalah sebesar 5% saja. Rumus Perhitungannya adalah sebagai berikut:

(Total NPL/Total Kredit) x 100%

Misalnya suatu bank mengalami kredit macet sebesar Rp 50 juta dengan total kredit seluruhnya sebesar Rp 1 miliar, maka NPL bank tersebut adalah 5% (50.000.000 / 1000.000.000 = 0.05). Semakin tinggi nilai NPL (di atas 5%), maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba yang akan diterima oleh bank.

  • NIM
  • NIM (Net Interest Margin) atau Marjin Bunga Bersih adalah rasio laba bersih untuk emiten keuangan seperti bank dan leasing.Semakin besar maka semakin baik karena artinya operasional bank lebih makin efisien.

Rasio NIM diperoleh dengan membagi antara Pendapatan Bunga Bersih dengan Rata-Rata Aktiva Produktif.

(Pendapatan Bunga Bersih/Rata-rata Aktiva Produktif) x 100%

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.

Misalnya sebuah bank meminjamkan dana sebesar Rp1 Triliun dalam setahun, maka ia memperoleh pendapatan bunga sebesar Rp6 Miliar, sedangkan ia membayar bunga kepada penabung sebesar Rp3 Miliar, maka NIM dihitung sebagai: (6 Miliar – 3 Miliar) / 1 Triliun = 3%. Marjin Bunga Bersih sama dengan bunga yang diperoleh, dikurangi dengan bunga yang diberikan, dibagi total pinjaman seluruhnya.

Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank.

  • BOPO

BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) adalah rasio beban pokok pendapatan. Makin besar BOPO-nya artinya semakin berat beban yang ditanggung.

BOPO dihitung dengan membagi antara total beban operasional dan total pendapatan operasional, berikut formulanya;

(Beban Operasional/Total Pendapatan Operasional) x 100%

Kamu bisa melihat kualitas pengelolaan modal dari rasio BOPO-nya. Rasio ini adalah rasio yang dapat memberikan penilaian atas efisiensi perbankan, termasuk Bank Umum dan BPR.

Apabila rasio BOPO bank pada suatu tahun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, maka operasional bank tersebut semakin efisien. Sebaliknya, apabila rasio BOPO bank pada suatu tahun mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, maka operasional bank tersebut semakin tidak efisien. Pilih yang rendah rasio BOPO-nya karena itu artinya manajemennya efisien dalam mengelola modal.

  • CAR

CAR (Capital Adequacy Rate) atau Rasio Kecukupan Modal. Semakin besar CAR, maka bank bersangkutan dinilai semakin sehat atau dinyatakan jauh dari kata bangkrut.

CAR suatu bank akan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu besarnya modal yang dimiliki bank dan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dikelola oleh bank tersebut. Penilaian faktor modal diukur dengan menggunakan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rumus sebagai berikut :

CAR = (modal bank)/(aktiva tertimbang menurut risiko) x 100%

LDR

LDR (Loan to Deposits Ratio) adalah asio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Sumber tersebut misalnya menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain. Jadi ada sebagian sumber dana yang digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman.

LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

Rumus LDR adalah:

LDR = (Total kredit kepada pihak ketiga bukan bank/total dana pihak ketiga) x 100%

Ada pun angka LDR yang baik adalah minimum 80% dan maksimum 92%.

Penutup

Memang susah-susah gampang membidik saham perbankan yang cocok di hati. Kadang ada yang NIM-nya besar tapi LDR nya rendah, ada juga yang CASA-nya bagus namun NPL-nya tinggi. Kamu bisa membuat sebuah tabel perbandingan untuk melihat bank mana yang kiranya bagus secara manajemen dan layak sebagai investasi jangka panjang. 

Artikel Terkait