Ajaib.co.id – Komoditas secara definisi memiliki arti “sesuatu yang menyenangkan”. Di ambil dari Bahasa Perancis “commodite”. Kalau maknanya dalam kegiatan ekonomi, komoditas ini memiliki makna sesuatu atau benda yang mudah diperdagangkan, bisa diserahkan secara fisik, ditukarkan dengan produk atau komoditas lain yang sejenis, hingga bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu.
Tak hanya itu, komoditas juga memiliki makna untuk diperjualbelikan melalui bursa berjangka. Aktivitas ini dilakukan oleh investor. Di negara kita sendiri, berbagai komoditas diperdagangkan terdiri dari produk-produk yang beraneka ragam dari berbagai sektor industri.
Komoditas berupa minyak dunia menjadi salah satu barang yang selalu diamati oleh publik baik secara global maupun di dalam negeri. Pasalnya turut juga memengaruhi saham-saham di bidang pertambangan. Itulah mengapa bagi para analis, perusahaan, hingga pemegang saham yang sudah aktif di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pasti memerhatikan harga minyak dunia ini.
Indeks harga saham merupakan indikator representasi dari pergerakan harga saham di suatu wilayah. Indeks menjadi sebuah pedoman bagi para investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Untuk diketahui, saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki 11 jenis indeks harga saham.
Sementara itu, Ang (1997) menjelaskan perubahan harga saham yang diperjualbelikan di bursa efek secara keseluruhan dapat dilihat dari fluktuasi atau pergerakan IHSG, sehingga dapat diketahui apakah pasar dalam keadaan bullish (kuat) atau bearish (lemah). Naik turunnya indeks dalam industri pasar modal memang akan ditanggapi dengan serius oleh para investor.
Banyak faktor yang dapat memengaruhi Indeks Saham, antara lain perubahan tingkat suku bunga bank sentral, keadaan ekonomi global, harga minyak dunia, harga emas dunia, kestabilan politik suatu negara dan lain-lain (Blanchard, 2017).
Mengutip dari Jurnal STEI Ekonomi yang berjudul Analisis Pengaruh Harga komoditas dan Pasar Modal Dunia terhadap IHSG, wilayah Asia merupakan wilayah importir minyak netto yang besar. Sementara, Indonesia merupakan salah satu negara yang membutuhkan energi yang lebih banyak untuk meningkatkan setiap satuan Produk Domestik Bruto (PDB) dibandingkan dengan Jepang dan Amerika Serikat. Sehingga harga minyak dunia memegang salah satu peran penting dalam perekonomian Indonesia.
Kenaikan harga minyak memiliki efek yang relatif bervariasi pada perekonomian di pasar umum dan khususnya pada pasar modal.
Perlu diketahui, di negara-negara yang melakukan ekspor minyak, kenaikan harga minyak memiliki dampak yang positif. Namun sebaliknya, untuk negara pengimpor atau yang mengonsumsi minyak, kenaikan harga minyak memiliki dampak yang negatif.
Korelasi Harga Minyak Dunia dan IHSG
Mengutip dari cnbcindonesia.com, Tim CNBC Indonesia telah melakukan riset mengenai seberapa besar dampak dari volatilitas harga minyak dunia terhadap indeks saham pertambangan dan IHSG.
Tim Riset CNBC Indonesia menganalisis korelasi antara naik turunnya harga minyak dunia dengan pergerakan harga saham sektor pertambangan IHSG dengan metode regresi linier sederhana.
Masih dalam tulisan yang dipublikasikan cnbcindonesia.com, dari hasil regresi di atas, dapat dilihat kalau pergerakan indeks saham sektor pertambangan IHSG ternyata berkorelasi positif dengan harga minyak jenis light sweet. Di mana tiap penambahan harga minyak sebesar US$ 1/barel akan ikut menaikkan indeks saham sektor pertambangan sebesar 26,07 poin.
Selanjutnya, dianalisis dari angka Probability t-statistic dengan nilai 0,00, kesimpulannya adalah harga minyak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan indeks saham sektor pertambangan. Sementara itu, nilai R-squared yang sebesar 0,67 mengindikasikan bahwa pergerakan harga minyak global mampu menjelaskan 67% variasi indeks saham sektor pertambangan. 33% sisanya dipengaruhi oleh adanya sentimen lain di luar komoditas minyak ini.
Tim Riset CNBC Indonesia juga melihat adanya pengaruh harga minyak kepada harga saham perusahaan Indonesia yang sudah go public di IHSG di antaranya, PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). Kedua perusahaan ini, merupakan dua saham sub-sektor perminyakan dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Selain itu, berdasarkan analisis Tim Riset CNBC Indonesia, harga minyak juga berpengaruh signifikan pada harga kedua saham tersebut, di mana setiap ada penambahan harga minyak sebesar US$ 1/barel akan menaikkan saham ELSA dan MEDC masing-masing 8,72 dan 36,73 poin.
Sementara itu, dalam jurnal yang berjudul Analisis Pengaruh Harga komoditas dan Pasar Modal Dunia terhadap IHSG, hasil penelitian menyebutkan minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi yang sangat vital. Hal ini disebabkan hasil olahan minyak mentah merupakan komoditas dan sumber energi utama dunia saat ini.
Pertumbuhan indeks yang tinggi di sektor pertambangan berarti menunjukkan minat investor yang besar terhadap saham-saham sektor pertambangan. Karena dipandang sebagai pilihan investasi yang menguntungkan.
Selain itu, investor di pasar modal menganggap bahwa dengan naiknya permintaan minyak secara global merupakan pertanda membaiknya pemulihan ekonomi global usai adanya krisis. Namun, sebaliknya, dengan adanya penurunan terhadap permintaan minyak secara global mencerminkan melemahnya pemulihan ekonomi global.
Dengan demikian, apabila harga komoditas minyak dunia meningkat, maka akan membuat harapan terhadap membaiknya kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga sahamnya akan ikut meningkat.
Sementara itu di Amerika Serikat, penelitian yang dilakukan oleh Killian dan Park (2009) menunjukkan bahwa harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap pasar modal Amerika Serikat. Hal ini didukung oleh penelitian lainnya seperti Patel (2012); Jubinski dan Lipton (2013); Hussin, et al (2013a); Hussin, et al (2013b); dan Ghorbel, et al (2014).
Seperti itulah, gambaran dari dua hasil riset dari dampak harga komoditas minyak dunia terhadap saham-saham di IHSG. Khususnya untuk saham di sektor pertambangan. Jadi sudah tertarik kah mulai menanamkan saham di sektor ini?