Saham

Cara Memulai Investasi hingga Exit Strategy dalam Investasi

Dividend Trap

Ajaib.co.id – Semua orang punya kisahnya masing-masing saat pertama mengenal pasar saham. Namun sayangnya tak semua orang punya pengetahuan yang baik mengenai cara memulai investasi. Demikian pula dengan exit strategy dalam investasi yang tak dikuasai semua orang.

Kamu mungkin sudah pernah mendengar kisah-kisah sukses mereka yang telah berhasil berinvestasi di pasar saham. Artikel ini akan memandu kamu untuk memulai investasi saham dengan benar beserta exit strategy-nya.

Memulai Investasi

Untuk memulai investasi kamu harus lakukan tujuh hal di bawah ini:

  1. Bereskan Masalah Keuanganmu. Kamu harus pastikan bahwa kegiatan investasimu nanti tidak akan membebanimu. Utang dan cicilan sebaiknya dibereskan terlebih dahulu sebelum kamu memulai investasi saham.
  2. Miliki Tabungan. Tabungan akan diperlukan sebagai dana darurat yang akan menopang hidupmu sementara jika terjadi kejadian yang menghambat sumber pendapatanmu.
  3. Ketahui Tujuan Investasimu. Pastikan kamu tahu untuk apa kamu berinvestasi. Kamu juga harus menetapkan hati untuk lebih condong kepada investasi atau trading. Ketika kamu ingin menjalani keduanya pastikan rekening investasi dan trading dipisah.
  4. Belajar investasi. Setidaknya kuasailah satu teknik analisis, bisa berupa analisis fundamental maupun teknikal. Sekalipun kamu telah membeli sinyal trading, kamu perlu memastikan bahwa kamu dapat membaca grafik yang diberikan.
  5. Pilih Broker yang Tepat. Ini juga tak kalah penting. Kamu harus pastikan fee trading kamu rendah agar kamu leluasa bertransaksi.
  6. Tentukan Budget Investasi. Selanjutnya kamu harus menentukan berapa banyak yang hendak kamu investasikan. Pada umumnya anggaran yang dapat disisihkan untuk investasi adalah sebesar 10-15% dari pendapatan setiap bulannya.
  7. Mengenal Alternatif Berinvestasi Saham. Selain mengelola portofolio saham secara langsung, kamu juga bisa berinvestasi saham dengan membeli reksa dana saham, ETF atau reksa dana indeks saham. Tidak ada salahnya menitipkan dana untuk dikelola oleh ahlinya. Membeli reksa dana berlisensi bisa dilakukan dengan mudah dan murah melalui aplikasi Ajaib. Ajaib satu tempat untuk transaksi saham dan reksa dana dengan mudah, aman dan ramah pengguna.

Setelah kamu memiliki sahammu sendiri, selanjutnya kamu harus mengenal exit strategy yang benar. Exit strategy akan menjawab pertanyaan dasar tentang apakah ini saat yang tepat bagimu untuk menjual sahammu.

Exit Strategy ala Philip Fisher

Philip Fisher memberikan sebuah panduan tentang exit strategy. Beliau mengatakan setiap kali hendak menjual saham tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini kepada dirimu:

  • Apakah ternyata analisis saya salah? Apakah evaluasi saya tentang saham ini salah?

Kamu bisa tinjau ulang analisis yang kamu buat sebelum kamu membeli.

Mungkin saja evaluasi kamu kurang teliti di awal sebelum membeli. Kamu tidak memperhatikan bahwa ekspansi yang dilakukan emitenmu mungkin berakhir buruk karena melenceng keluar dari kemampuannya.

Jika ternyata setelah kamu tinjau ulang ada yang salah dengan analisismu maka jual segera sahammu.

  • Apakah ternyata bisnisnya tidak berjalan dengan baik? Atau manajemennya ternyata buruk?

Investor sering kali luput untuk tidak melakukan analisis secara kualitatif. Terkadang investor hanya fokus pada angka-angka saja sambil lupa memasukkan unsur lainnya seperti kualitas manajemen. Manajemen yang cenderung suka melakukan trik akuntansi, atau tidak bersih dalam praktik bisnisnya tentu berpotensi merugikan secara jangka panjang.

Lo Kheng Hong yang telah menjual saham BUMI miliknya sempat mengatakan bahwa beliau sempat lupa tidak mempertimbangkan kualitas manajemen BUMI. Meski beliau tidak merugi namun keuntungan yang didapat dari hasil menjual saham yang satu itu tidak dihitung sebuah keberhasilan bagi Lo Kheng Hong. Manajemen BUMI dinilai ruwet dan ribet serta kurang transparan sehingga dinilai jelek oleh beliau.

Kamu juga sebaiknya mempertimbangkan track record manajemen dan praktik bisnis yang dilakukan emiten jika kamu berencana menyimpan saham dalam jangka panjang.

Kamu bisa segera jual sahammu jika kamu pribadi tidak puas dengan emiten yang sahamnya kamu beli. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan, ada sebagian orang yang memilih berinvestasi di saham-saham yang ramah lingkungan, ada juga yang lebih memilih saham-saham syariah saja.

Jika ternyata setelah kamu tinjau ulang faktor kualitatif dari sahammu tidak mau kriteria yang memuaskan maka kamu bisa segera jual sahammu.

  • Apakah ada perubahan fundamental ke arah yang lebih buruk?

Apakah ternyata industrinya melemah, seperti nasib perusahaan telepon umum swasta saat dunia mulai disesaki telepon genggam? Apakah anggota direksi yang baru kurang cakap? Apakah pengelolaan modalnya memburuk?

Jika kamu sudah teliti di awal dan sudah melakukan analisis yang baik, namun di tengah-tengah ternyata emiten kamu berubah haluan ke arah yang tidak lebih baik, maka segeralah jual sahammu.

Perubahan fundamental termasuk; Pendapatan menurun dan Rugi berturut-turut, PHK karyawan besar-besaran, Penjualan aset non lancar besar-besaran, Arah bisnis berubah haluan atau akuisisi tidak sinergis/diluar bidang yang dikuasainya. Jika terjadi salah satu dari yang disebutkan, maka kamu bisa putuskan untuk menjual sahammu.

Jika semuanya masih baik-baik saja, tidak ada perubahan ke arah yang lebih buruk maka lanjutkan dengan menjawab pertanyaan berikut ini:

  • Apakah saya sedang membutuhkan dana segera? Atau apakah saat ini ada saham lain yang lebih menarik tapi modal terbatas?

Apakah kamu sedang memerlukan uangmu untuk hal mendesak? Apakah kamu melihat saham lain yang sangat menarik dan harus dengan berat hati menjual sahammu namun kamu sudah terlanjur membelikan sebagian besar modalmu untuk beberapa saham saja?

Jika ya, kamu bisa segera jual sebagian atau seluruh sahammu.

  • Apakah saham saya ini sudah naik tinggi?

Jika ini adalah alasan bagimu untuk menjual sahammu maka sebaiknya urungkan niatmu. Saham yang sudah terbang tinggi bukan alasan yang tepat untuk menjual jika kamu memang berniat untuk investasi jangka panjang.

Tapi jika kamu membelinya dengan niat trading sedari awal maka maka pastikan bahwa kamu patuh terhadap rencana trading-mu. Jika kamu memang berniat trading maka hanya jual ketika sudah menyentuh titik Take Profit yang sudah kamu tetapkan.

  • Apakah ada tanda-tanda akan koreksi/turun?

Kembali lagi ke awal, jika memang niatmu adalah untuk investasi maka kamu sebaiknya tak indahkan tanda-tanda koreksi. Jika kamu memang mau trading maka kamu dapat jual sekarang dan membeli lagi nanti di di harga bawah.

  • Apakah saham saya sudah kemahalan? Di atas harga wajarnya kah?

Sebenarnya perusahaan-perusahaan yang baik memang rata-rata sudah overpriced/kemahalan. Namun jika ternyata kemampuan growth nya cukup tinggi, mengapa tidak?

Jika perusahaan akan berkembang empat kali lipatnya dalam 10 tahun mendatang, apakah masalah jika hari ini harganya overpriced sekitar 50% nya? Tentu tidak. Tapi ketika sudah terlalu overpriced maka kamu bisa jual sahammu. 

Artikel Terkait