Ajaib.co.id – Resesi ekonomi di tahun 2020 membuat sebagian besar investor takut bertransaksi, mungkin kamu salah satunya. Bursa sempat beberapa kali trading halt/dibekukan karena dana yang deras mengalir keluar dari bursa yang jumlahnya mencapai triliunan rupiah. Namun situasi berangsur-angsur pulih setelah pemerintah Indonesia menunjukkan respon yang gesit dalam penanganan pandemi COVID-19.
Beranjak dari 2020, tahun 2021 diprediksi menjadi tahun titik balik kebangkitan perbaikan kinerja bisnis dan ekonomi. Seiring dengan pengembangan vaksin COVID-19, rendahnya suku bunga, maka diprediksi inflasi akan naik bertahap seiring dengan penguatan daya beli masyarakat. Kalau kamu belum tahu, pasar saham adalah tempat yang menerima manfaat paling besar saat pemulihan kondisi ekonomi nasional.
Berkaca pada krisis Subprime Mortgage tahun 2008, IHSG hanya membutuhkan waktu kurang dari 24 bulan saja untuk naik kembali ke titik awal sebelum krisis. Dan di krisis Yunani tahun 2015 IHSG sempat jatuh sebanyak 25 persen namun kembali pulih dalam kurun waktu kurang dari 11 bulan saja. Kemudian IHSG rally naik dan mencapai All Time High/titik tertinggi sepanjang masanya di tahun 2018.
Kepala investasi Avrist AM, Farash Farich, mengungkap “Dalam jangka yang lebih panjang potensi kinerja saham akan kembali ke rata-rata jangka panjang sebelum pandemi; di sekitar 10-12 persen per tahun. Semua sektor emiten akan diuntungkan oleh pemulihan ekonomi hanya berbeda-beda skalanya.”
Sejarah menunjukkan bahwa pasar saham pulih dalam waktu relatif singkat pasca krisis. Dan kemudian dilanjutkan dengan kenaikan yang melampaui titik tertinggi yang pernah dicapai. Ini adalah kesempatan emas untuk kamu entry bursa memanfaatkan momen recovery krisis akibat pandemi COVID-19.
Sayangnya tidak semua orang pandai memanfaatkan momen dan memilih saham yang pas. Jika demikian maka kamu tidak perlu khawatir, kamu bisa memilih reksa dana indeks.
Apakah Reksa Dana Indeks itu?
Reksa Dana Indeks adalah sebuah wadah pengelolaan investasi yang portofolionya berisikan saham yang termasuk ke dalam indeks tertentu. Tujuan dari reksa dana indeks adalah untuk menyamai kinerja sebuah indeks yang dijadikan acuan.
Misalnya indeks LQ45 yang berisikan 45 saham paling aktif ditransaksikan/likuid di bursa. Atau indeks IDX30 yang berisikan 30 saham berkapitalisasi terbesar di bursa. Indeks IHSG sendiri berisikan 700 lebih saham dan tidak dijual per unit. Menariknya adalah indeks LQ45 dan IDX30 pergerakannya mirip sekali dengan IHSG.
Di atas adalah grafik IHSG, indeks IDX30, dan LQ45. Ketiganya bergerak secara harmonis sejak 2009. Kamu bisa lihat di grafik di atas bahwa indeks beberapa kali bergerak turun namun nyatanya bursa kita selalu berhasil pulih bahkan naik lebih tinggi lagi.
Sebagai informasi saja bahwa setiap tahunnya, sebelum krisis akibat COVID-19 terjadi, rata-rata IHSG naik sekitar 10-14% per tahun. Jika ditilik lebih jauh lagi, sejak 1982 kenaikan rata-rata IHSG per tahun adalah sebesar 10,3%.
Reksa Dana Indeks (RDI) memberikanmu pilihan untuk mengoleksi saham-saham dalam daftar saham LQ45 dan IDX30 dengan mudah dan murah. Dengan membeli reksa dana indeks, kamu bisa dengan mudah berinvestasi dengan kenaikan nilai investasi sebesar rata-rata 10-14% setiap tahunnya. Berikut alasan mengapa kamu harus memilih reksa dana indeks.
Alasan Memilih Reksa Dana Indeks (RDI)
- Berinvestasi RDI itu Mudah, Bahkan Bagi Mereka yang Awam
Reksa Dana Saham (RDS) biasa dikelola oleh seorang fund manager secara aktif dengan tujuan mengalahkan kinerja indeks. Jika rata-rata dalam setahun LQ45, IDX30 dan IHSG naik sekitar 10-14%, maka RDS akan dikelola untuk bisa memberikan kinerja di atas 10-14%. Nyatanya kinerja RDS tidak selalu bisa mengungguli indeks. Memilih RDS yang tepat pun cukup sulit.
Namun dengan membeli RDI, kita bisa dengan mudah menyamai kinerja indeks yang naik 10-14% per tahun. Dengan demikian seorang pemula pun bisa dengan mudah berinvestasi saham. Cukup dengan membeli RDI, siapapun awam sekalipun bisa memperoleh investasi mudah dengan kinerja setara indeks.
- Biaya Pengelolaan Murah
RDI dikelola secara pasif karena LQ45 dan IDX30 sendiri sudah disesuaikan isinya oleh bursa secara berkala sehingga cukup diikuti saja. Pemilihan saham dalam pengelolaan RDI bisa dilakukan dengan mengacu pada daftar saham LQ45 dan IDX30. Karena dikelola secara pasif, biaya komisi RDI juga lebih rendah. Biasanya 1% saja dari nilai yang diinvestasikan atau bahkan kurang dari itu.
- Cara Murah Untuk Mengoleksi Sekeranjang Saham
Karena dikelola secara pasif maka kamu pasti berpikir bahwa kamu juga bisa melakukannya tanpa harus membeli RDI. Ya memang betul begitu.
Kamu bisa memiliki sebuah portofolio investasi yang kamu kelola sendiri berisikan saham-saham LQ45 atau IDX30. Tapi coba bayangkan berapa banyak dana yang kamu butuhkan untuk mengoleksi seluruh 45 saham pilihan LQ45.
Saham-saham LQ45 diantaranya ADHI, AKRA, ANTM, dan 42 saham lainnya. Untuk mengoleksi ADHI saja satu lotnya dihargai Rp178.000, belum lagi AKRA, ANTM dan 42 saham lainnya. Untuk koleksi semuanya kamu mungkin membutuhkan dana lebih dari Rp100 juta. Sedangkan satu unit RDI bisa kamu beli dengan harga mulai dari Rp100.000 saja.
Bayangkanlah, dengan membeli satu unit RDI senilai Rp100.000 saja kamu sudah memiliki sekeranjang saham LQ45. Bukankah itu lebih simpel untuk dilakukan dan jelas jauh lebih murah?
Kamu bisa beli reksa dana indeks di Ajaib, sebuah platform jual-beli reksa dana dan saham yang mudah digunakan, aman dan sudah dipercaya lebih dari 1 juta lebih pengguna.
Cara memilih reksa dana indeks adalah dengan melihat kinerjanya secara historis. Reksa dana indeks yang baik adalah yang kinerjanya sama atau hampir menyerupai kinerja indeks acuannya. Ada prospektus dan Fund Factsheet yang bisa kamu baca yang akan memudahkanmu memilih Reksa Dana Indeks yang paling tepat buatmu. Langsung download Ajaib di ponselmu sekarang dan nikmati momen recovery bursa dengan berinvestasi mudah di Reksa Dana Indeks.