Ajaib.co.id – Salah satu hal yang jadi mimpi banyak orang adalah menjadi karyawan full time. Dalam dunia kerja, orang orang yang kerja full time pastinya akan punya banyak keuntungan. Tipe pekerjaan ini pastinya menjanjikan dari segi gaji. Meski demikian, pekerjaan yang memiliki jam kerja tertentu ini memang ada sisi negatifnya.
Misalnya dari segi jam kerja. Orang harus bekerja secara full time dari Senin Jumat. Selain itu, orang harus bekerja 40 jam per minggu. Berbeda dengan orang yang kerja part time atau kerja freelance. Mereka yang kerja paruh waktu pastinya lebih fleksibel. Hanya saja pekerjaan part time kurang menjanjikan dari segi gaji. Bagaimana cara mengatur keuangannya?
Mengevaluasi Pengeluaran
Strategi keuangan pertama adalah mengevaluasi pengeluaran. Jika selama ini, kamu yakin bahwa dirimu hemat, coba cek dan evaluasi pengeluaran harian. Lacak transaksi mulai awal hingga akhir bulan. Hitung pengeluaran untuk biaya parkir sampai belanja kebutuhan sehari-hari.
Selanjutnya, evaluasi dari semua transaksi. Apakah ada transaksi yang “terbuang sia-sia”? Jika kamu membeli barang berdasarkan diskon atau karena teman-temanmu membelinya, tetapi barang tersebut tidak kamu gunakan atau butuhkan, berarti ada baiknya ubah kebiasaan tersebut. Kamu perlu rem untuk menghentikan hasrat belanja barang yang sia-sia.
Membuat Anggaran Belanja
Pada umumnya, anggaran belanja untuk keperluan harian sebesar 50 persen atau 60 persen dari pendapatan. Namun jika kamu masih lajang, tinggal bersama orang tua, dan tidak harus menanggung uang sekolah adik, makan di rumah dan memanfaatkan katering kantor, kemungkinan anggaran harian bisa menjadi 40 persen atau 45 persen.
Jika kebutuhan cukup banyak, coba tulis secara terperinci. Misal kebutuhan A (produk kebersihan, biaya listrik, tagihan air, makan, asuransi, dan transportasi) sebesar 60 persen, kebutuhan B (hiburan (misal Netflix dan Spotify) dan internet) sebesar 20 persen, dan sisa 20 persen untuk kebutuhan C (menabung dan investasi). Alternatif lain, kalau kebutuhan A sebesar 50 persen, alokasikan 10 persen untuk kebutuhan B. Dana tersebut bisa kamu simpan sebagai tabungan, yang gunanya untuk bersenang-senang.
Menabung vs Investasi
Menabung atau investasi, keduanya sama penting. Rekening tabungan bukan sekadar tempat menerima gaji, juga untuk menyimpan uang. Terlebih jika ada sisa dari kebutuhan A. Dari tabungan, kamu bisa membuat dana darurat atau dana yang tidak bakal digunakan kecuali kalau kepepet. Misal untuk biaya operasional jika seandainya kamu di-PHK dan belum memiliki pekerjaan baru.
Di sisi lain, kamu juga harus melakukan investasi. Berinvestasi tak melulu harus mengeluarkan banyak dana. Kamu bisa memulainya dengan Rp100.000 untuk berinvestasi reksa dana. Kalau kamu punya dana cukup banyak, misal Rp10 juta, tak ada salahnya buat berinvestasi saham. Saham apa yang harus dipilih, cek kiat membeli saham di Ajaib.
Di Ajaib, kamu bisa mengecek kinerja reksa dana dan saham. Bahkan kamu bisa mendaftar sebagai investor dan bertransaksi pada satu aplikasi. Ajaib dan pemilik produk investasi telah memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Donasi vs Dijual
Terkadang, tanpa disadari, jumlah barang pribadi yang jarang digunakan cukup banyak. Selain itu, menumpuk atau menyimpan yang tidak pernah dipakai lagi hanya membebani diri sendiri dan tempat penyimpanan.
Untuk menyiasatinya, kamu bisa mendonasikan barang tersebut atau menjual barang preloved. Sehingga barang tersebut dapat berguna bagi orang di luar sana. Kamar atau tempat penyimpanan menjadi bersih serta menciptakan kelegaan bagi penghuninya.
Berkomitmen Tinggi
Pembuatan anggaran tak ada artinya, jika kamu tidak memiliki komitmen tinggi pada anggaran tersebut. Jadi strategi keuangan berikutnya, ketika kamu telah membuat anggaran belanja, lakukan dengan sungguh-sungguh. Disiplinkan dirimu untuk mematuhi anggaran, setidaknya dalam enam bulan. Setelah itu, lihat hasilnya, berapa besar kamu dapat mengalokasikan tabungan dan investasi atau berapa banyak uang belanja yang tersisa.
Bagi kamu yang “gila belanja”, mungkin hal tersebut sulit untuk dilakukan. Namun tak ada salahnya untuk mencoba. Karena berkomitmen tinggi pada anggaran belanja dapat mewujudkan financial independence pada masa depan. Dengan demikian kamu mampu membiayai kebutuhan di masa pensiun dan bebas utang.
Peluang Memperoleh Penghasilan Tambahan
Meski telah memiliki pekerjaan full time, tak ada salahnya untuk memperoleh penghasilan tambahan. Kamu tidak harus mengambil pekerjaan sampingan yang biasa kamu lakukan. Coba lihat peluang di sekitar rumahmu.
Selama kamu piawai melakukan sesuatu, kenapa tak dilakukan? Misal meracik minuman segar, membuat kue, membuat video lalu mengunggahnya di Youtube, memberikan les mata pelajaran, memberikan modal dan berbagi hasil dengan tetangga yang menjual nasi goreng, dan masih banyak peluang untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Selamat Bersenang-senang
Sesekali, sah-sah saja untuk bersenang-senang. Tak ada salahnya menikmati hasil kerja selama ini. Misal membeli tas baru, berlibur sekaligus membuat konten, atau membeli koleksi action figure yang selama ini diimpikan. Namun tetap memperhitungkan pengeluaran. Jangan sampai menjebol anggaran kebutuhan pokok.
Kondisi dunia saat ini sedang berjuang memulihkan diri dari covid-19. Ekonomi pun berjalan melambat. Oleh karena itu, mengurangi pengeluaran adalah solusi bagi kamu yang sedang berjuang menstabilkan atau memulai karir dari nol.
Namun memotong pengeluaran secara bertahap akan memberikan dampak signifikan pada danamu di tengah pandemi seperti ini. Dan pastikan kamu memiliki asuransi jiwa atau kesehatan dan dana darurat mencukupi sebagai perisai, andaikan kamu atau orang tercinta terinfeksi covid-19. Tetap patuhi protokol kesehatan, 3M. Memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.