Ekonomi

Inilah Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia

Ajaib.co.id – Dampak Covid-19 terhadap ekonomi tidak main-main. Negara di seluruh dunia merasakan bagaimana akibat pandemi Covid-19 ini membuat perekonomian mereka terpuruk.

Apalagi pandemi ini bisa dikatakan datang secara tiba-tiba, jadi persiapan untuk menghadapinya pun sama sekali tidak ada. Jadi, solusi yang dilakukan pun berjalan beriringan dengan melihat situasi yang ada.

Dampak Covid-19 terhadap ekonomi membuat orang-orang memutar otak bagaimana caranya agar bisa bertahan hidup. Inginnya pandemi segera selesai, tapi apa daya vaksin baru ditemukan akhir-akhir ini dan belum diketahui apakah vaksin tersebut efektif atau tidak.

Berikut ini adalah dampak Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.

1.    Kantor dan usaha gulung tikar

Banyak kantor dan usaha yang terpaksa gulung tikar karena pendapatan mereka anjlok. Hal ini disebabkan banyak hal. Bisa dilihat di sektor pariwisata banyak tempat penginapan yang tutup karena jumlah pengunjung anjlok.

Pandemi ini mengakibatkan orang-orang takut keluar rumah. Mereka lebih baik berada di dalam rumah agar tidak tertular.

Usaha-usaha seperti bisnis makanan juga terkena dampak yang signifikan. Biasanya orang-orang akan leluasa makan di restoran, tapi sekarang pengunjung restoran jadi menurun karena lagi-lagi mereka lebih memilih berada di rumah. Restoran yang berada di mal yang biasanya ramai pun terkena imbasnya karena pengunjung mal yang jumlahnya anjlok.

Ada perusahaan yang masih bertahan dengan melakukan efisiensi, tapi lebih banyak lagi yang terpaksa menghentikan aktivitasnya karena beban mereka jauh lebih besar.

2.    Pengangguran yang meningkat

Kantor terpaksa melakukan efisiensi dengan mem-PHK banyak karyawannya. Mereka hanya menyisakan karyawan yang biasanya dipandang lebih ahli, tapi bisa mengerjakan beberapa jobdesk sekaligus. Inilah yang menjadi sangat melelahkan. Hal ini terpaksa dilakukan agar kantor tetap dapat berjalan di tengah badai.

Mereka yang menganggur dari bulan ke bulan semakin meningkat angkanya. Hal ini dikarenakan perekonomian di dalam negeri masih belum stabil. Sehingga makin banyak juga perusahaan yang melakukan efisiensi seiring waktu.

Ada beberapa perusahaan yang membuka lowongan kerja, tapi yang biasanya satu posisi diperebutkan 300 orang, kini bisa menjadi 800 orang. Persaingan jadi semakin ketat. Di sinilah semuanya harus bekerja secara ekstra. Sembari mencari kerja, para pengangguran ini akhirnya banting setir berusaha apa saja yang sekiranya masih bisa dijalankan di masa pandemi ini.

3.    Pasar medis harganya sempat tidak stabil

Beberapa produk medis yang dibutuhkan seperti vitamin, masker, APD, harganya sempat melambung tinggi karena jarang ditemukan di pasaran. Hal itu karena banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil keuntungan dari keadaan ini. Mereka sengaja menimbun masker dan obat, lalu harganya dinaikkan tinggi-tinggi.

Hal ini sempat terjadi di awal masa pandemi. Masyarakat sebenarnya sudah mengeluhkan kelangkaan dan harganya yang terlanjur mahal, tapi mereka yang sangat membutuhkannya terpaksa membeli dengan harga yang tidak wajar karena tidak tahu lagi di mana harus membeli.

Untungnya sekarang harga produk medis ini sudah kembali stabil seiring produksinya yang semakin ditingkatkan. Beberapa orang yang sengaja menimbun produk medis itu ada yang mengalami kerugian karena terpaksa menjual produknya dengan harga yang lebih murah karena produknya sudah banyak hadir di tempat lain.

4.    Indonesia mengalami resesi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia resmi mengalami resesi di kuartal tiga tahun 2020. Hal ini pertama kalinya terjadi sejak krisis ekonomi yang dialami Indonesia di tahun 1998 lalu. Pandemi yang menelan banyak jiwa ini juga telah membuat negara bergerak cepat untuk menyelamatkan perekonomian dalam negeri sehingga terpaksa menggunakan dana darurat. Dana yang digunakan pun sangat banyak karena untuk membiayai banyak sektor yang terkena imbas dari pandemi.

Sementara itu pemasukan negara berkurang. Biasanya mendapatkan pemasukan yang banyak dari pajak, terpaksa dikurangi untuk mengurangi beban masyarakat juga yang daya belinya ikut menurun. Sekarang pemerintah sedang berusaha agar Indonesia bisa kembali seperti semula, walaupun harus menunggu waktu.

5.    Investor asing melakukan aksi jual besar-besaran

Di awal pandemi investor asing sempat melakukan aksi jual besar-besaran untuk menyelamatkan dananya. Hal ini cukup wajar karena mereka takut dana yang mereka simpan di sini akan hilang begitu saja karena dampak Covid-19 terhadap ekonomi yang begitu dahsyat.

Namun, di kuartal III tahun 2020, para investor asing mulai kembali ke Indonesia. Dilihat dari nilai positif yang ditunjukkan IHSG dalam pasar saham akhir-akhir ini. Semoga dengan nilai positif ini bisa memberikan angin segar untuk perekonomian Indonesia nantinya.

6.    Jumlah tenaga kerja outsourcing jadi lebih meningkat

Perusahaan yang melakukan efisiensi jadi lebih mengandalkan tenaga outsourcing. Mereka bisa menekan biaya jadi lebih murah untuk tenaga outsourcing, dan tidak ada kewajiban untuk mendaftarkan asuransi juga. Perusahaan juga biasanya hanya menggunakan tenaga outsourcing untuk beberapa waktu.

Untuk pekerja outsourcing mungkin akan merasa berbeda dari pekerja kontrak pada umumnya karena mereka tidak mendapatkan keistimewaan yang dimiliki pekerja kontrak. Namun, dengan adanya lebih banyak lowongan outsourcing hal ini bisa dimanfaatkan untuk kekosongan pekerjaan yang dialami mereka yang habis terkena PHK.

Hanya saja kamu perlu selektif juga dalam memilih pekerjaan yang menggunakan sistem outsourcing agar kamu merasa imbalannya pas alias tidak merugikan dirimu. Semuanya masih bisa didiskusikan.

Semoga kalian yang kehilangan pekerjaan karena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) bisa terus bertahan dan berjuang. Perjuangan kalian pasti tidak akan berakhir sia-sia. Semoga kemudian hari kalian bisa kembali bekerja seperti biasa dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga perekonomian Indonesia bisa kembali pulih.

Artikel Terkait