Sektor industri barang konsumsi memiliki sejumlah emiten yang kerap jad favorit di pasar saham. Salah satunya yakni saham Unilever (UNVR) yang selalu masuk dalam daftar saham Blue Chip di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang dengan induk perusahaan di Belanda ini sudah bergabung dengan pasar saham dengan mengadakan public offering sejak 1982 lalu.
Modal saham perusahaan ini sebanyak 7,6 miliar lembar saham dengan 15% pemegang saham berasal dari publik alias sebanyak 1,1 miliar lembar. Nilai nominal saham Unilever sempat dirasa terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh investor ritel hingga 2019 lalu. Pasalnya, harga saham UNVR per lembar pernah mencapai Rp42.000.
Namun hal ini kini tak lagi berlaku dengan adanya kebijakan stock split dengan rasio 1:5 yang ditetapkan oleh jajaran direksi Unilever. Penetapan nominal saham baru ini mulai diberlakukan sejak 2 Januari 2020 lalu. Ketetapan itu menghasilkan harga baru yang lebih ramah di kantong apalagi bagi investor pemula.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso dalam berbagai pemberitaan mengatakan jika perubahan ini akan membuat perdagangan saham UNVR bisa dilakukan dengan dana kurang dari Rp1 juta untuk setiap satu lot di pasar reguler. Contohnya, pada awal tahun harga saham UNVR memiliki harga berkisar Rp8.550 kemudian pada awal Februari menjadi Rp8.2250.
Pasca saham stock split, sebenarnya emiten ini mengalami pelemahan. Dikutip dari Kontan, harga saham UNVR pada perdagangan hari terakhir Februari 2020 pada sesi I mencapai harga Rp 7.075 per lembar. Hanya saja, kinerjanya sebagai produsen barang yang banyak dipakai masyarakat menjadi salah satu peluang akan kenaikan kinerjanyanya.
Terbukti, dengan kuatnya isu akan penerapan cukai pada minuman manis oleh pemerintah, saham PT Unilever Indonesia Tbk UNVR dinilai tetap akan potensial dan kuat bertahan. Pasalnya, produk Unilever kini kebanyakan menyasar konsumen dari kelas menengah ke atas.
Dengan penerapan cukai berkisar Rp1.500 per liter tentunya perusahaan akan menaikkan harga jual produk dan cukai dibebankan ke konsumen. Basis konsumen Unilever dinilai cukup kuat untuk terdampak kenaikan itu sehingga tak ada efek penjualan yang signifikan meskipun perusahaan ini diperkirakan akan menaikkan harga berkisar 2% sampai 9%.
Para pakar menyasarkan untuk membeli saham unilever dengan harga Rp 10.150 per saham. Sedangkan laba bersih perusahaan ini diperkirakan bisa naik hingga 7% dari capaian tahun lalu. Adapun, sejumlah produk minuman berpemanis produk Unilever antara lain Lipton dan Buavita.
Saham Unilever, Manis Untuk Dimiliki Investor Pemula
Harga saham Unilever cenderung naik setiap tahun dan termasuk harga saham tertinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Memang ada banyak sekali perusahaan yang bisa dijadikan pilihan untuk menanam saham. Saat ini setidaknya ada lebih dari 600 perusahaan yang melantai di BEI.
Patut diingat instrumen saham harus direncanakan sebagai rencana investasi jangka panjang. Mengingat kenaikan nilai saham sejalan dengan kenaikan inflasi. Selama ini, saham Unilever yang berkode UNVR termasuk memiliki reputasi dan kinerja sangat baik di pasar modal.
Hal ini merupakan salah satu daya tarik investor untuk berinvestasi. Sehingga harga saham Unilever senantiasa meningkat dan konsisten sebagai salah satu harga saham tertinggi di tanah air.
Tingkat Kepercayaan Tinggi Masyarakat Terhadap Produk Unilever
Terus meningkatnya perusahaan Unilever tidak terlepas dari tingginya kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk yang dikeluarkan Unilever. Unilever bergerak di bidang industri barang konsumsi (consumer goods) berupa kosmetik dan kebutuhan rumah tangga.
Banyak produknya merupakan brand unggulan dan terkenal. Produk-produk Unilever juga kerap kali memimpin segmen pasar masing-masing. Beberapa merek dagang produk Unilever adalah, Kecap Bango, Sariwangi, Pond’s, Vaseline, Lifebuoy, Sunlight, Dove, Axe, Pepsodent, Royco, Blue Band, Sunsilk, Pantene, Lux, Zwitsal, dsb.
Merek-merek tersebut tentunya sudah tidak asing lagi. Maka tidak mengherankan jika ada anggapan, tidak ada rumah tangga yang tidak mengkonsumsi produk Unilver. Itulah sebabnya banyak investor yang tidak ragu memilih saham UNVR sebagai instrumen investasi jangka panjang.
Imbal Balik yang Besar dan Konsisten
Ada alasan lain kenapa saham Unilever masih menjadi rebutan. Yakni karena UNVR memberikan imbal balik besar serta konsisten.
Saat pertama kali melantai pada 11 Januari 1982, penawaran perdana harga saham Unilever berada di level Rp3.175 per lembar saham. Sekarang, setelah 37 tahun kemudian, saham UNVR hari ini (30/8/2019) ditutup pada level Rp48.850 per lembar saham. Aset perusahaan pun terus bertumbuh seiring semakin besarnya perusahaan Unilever.
Harga Saham Unilever Selalu Stabil
Unilever tercatat sebagai salah satu perusahaan swasta terbesar di Indonesia, dengan kepercayaan tinggi masyarakat terhadap produk-produknya. Selama 37 tahun melantai, Unilever juga berhasil mendapatkan dan menjaga kepercayaan pasar selama ini. Walaupun belum pernah kembali menyentuh level harga tertinggi pada 29 Desember 2017, yakni di angka Rp55.900 per lembar saham, hingga saat ini saham UNVR selalu stabil.
Sebelum memutuskan berinvestasi, pastikan kamu mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai kinerja saham Unilever selama ini. Setidaknya kamu bisa mengamati grafik harga saham Unilever dari tahun ke tahun selama 10 tahun. Selama satu dasawarsa itu UNVR konsisten mengalami kenaikan harga saham setiap tahunnya.
Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang.