Analisis Saham, Saham

Resmi Diakuisisi Lippo Group, Ke Mana Saham NOBU Bergerak?

Ajaib.co.id – Bank National Nobu Tbk dengan kode saham NOBU adalah perusahaan yang bergerak di sektor perbankan dan berdiri pada 13 Februari 1990. NOBU merupakan anak usaha dari PT Kharisma Buana Nusantara, di mana pemegang sahamnya mayoritasnya adalah Mochtar Riady.

Bank NOBU resmi IPO pada 8 Mei 2013 dan menjual saham sebesar 2,1 miliar lembar saham di harga Rp375/lembar per saham. Perusahaan berhasil memperoleh Rp808 miliar dari proses IPO tersebut. Kepemilikan saham NOBU dipegang oleh sejumlah individu/instansi, di antaramya PT Kharisma Buana Nusantara (22,53%) selaku pengendali, PT Prima Cakrawala Sentosa (19,54%), PT Matahari Department Store (LPPF) (16,40%), OCBC Securities PTE LTD (12,21%), Nomura Securities CO LTD (10%), publik (11,68%), dan PT Lippo General Insurance (11,68%).

Dengan masuknya Group Lippo melalui perusahaan ritel LPPF, NOBU akan disulap menjadi salah satu bank digital dan memiliki peran krusial dalam transaksi jaringan bisnis Lippo, salah satunya di sektor ritel. Namun, sebelum memahami prospek NOBU ke depannya, mari kita bedah sahamnya di bawah ini.

Kinerja Turun Tipis, Laba Bersih Naik

Di tengah pandemi, saham NOBU mampu mencetak kinerja positif selama 9 bulan tahun 2020. Perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 48%, dari tahun sebelumnya sebesar Rp33,5 miliar naik ke Rp49,4 miliar. Sementara itu, pendapatan bunga bersih NOBU turun tipis 2% ke Rp317 miliar secara tahunan dibandingkan tahun lalu di angka Rp325 miliar.

Namun, kredit yang disalurkan di tahun ini menurun dibandingkan tahun 2019, dari Rp7,1 triliun ke Rp6,8 triliun. Di sisi lain, NOBU juga mencatatkan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK). DPK perusahaan tercatat turun menjadi Rp8,7 triliun dari Rp8,8 triliun, didominasi deposito, giro, dan terakhir tabungan.

Kinerja Stabil

Saham NOBU mampu mencatatkan kinerja yang stabil pada 3 tahun terakhir, hanya saja di tahun 2019 terjadi penurunan kinerja yang tipis, tetapi kinerja kembali membaik di tahun 2020.  Berikut ikhtisar keuangan di dari tahun 2017 hingga 2020.

Komponen Laba 2020 2019 2018
Pendapatan Bunga Bersih 325 317 326
Laba Bersih 49,4 33,5 36,2
DPK 8,700 8,800 8,690
CKPN 14 -0,457 -24

Saham NOBU menutup tahun 2018 dengan kinerja yang positif. Laba bersih perusahaan naik 63,7% dibandingkan pencapaian tahun lalu. Kinerja yang cukup bagus ini didorong kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 30% dan penyaluran kredit yang juga naik 44% secara year on year.

Sementara di tahun 2019, kinerja saham NOBU sempat turun di beberapa pos. Laba bersihnya turun tipis ke Rp33,5 miliar karena menurunnya pendapatan bunga bersih dan melesatnya CKPN hingga 98% dibandingkan tahun lalu, diikuti pendapatan operasional juga ikut turun 18%.

Kinerja saham NOBU kembali membaik di tahun 2020, meski ekosistem bisnis sedang sulit di tengah pandemi. Perusahaan mencatatkan kenaikan laba bersih yang signifikan karena ditopang pertumbuhan pendapatan operasional selain bunga (fee based income) yang diperoleh dari layanan bank, pemasaran produk asuransi dan pengelolaan portofolio treasury.

Lalu, bagaimana dengan rasio keuangan umum saham NOBU?

Rasio September 2020 September 2019
ROA 0,69 0,49
ROE 4,90 3,33
NIM 3,64 3,97
LDR 76,95 71,03
BOPO 90,76 93,45%
NPL 1,68 0,62
NPL Net 1,68 0,13

Pada rasio return, ROA dan ROE saham NOBU tercatat naik ke 4,90% dan 0,69% dibandingkan pencapaian tahun lalu Naiknya ROA dan ROE membuktikan bahwa saham NOBU dapat meningkatkan keuntungan dari total aset dan ekuitasnya. Namun, NIM perusahaan secara tahunan turun tipis ke level 3,64%. Hal ini dipicu tren suku bunga yang menurun.

LDR perusahaan juga menunjukkan tren kenaikan dibandingkan tahun lalu di 71,03% ke 76,95% yang mana masih berada di tingkat yang sehat dibandingkan jumlah LDR yang ideal di 80% – 90%. Ini membuktikan Bank NOBU memiliki dana yang lebih dari kredit yang diberikan ke nasabah.

Selanjutnya kita beralih ke rasio BOPO, yang merupakan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional. BOPO perusahaan tercatat menurun ke 90,76% mengindikasikan perusahaan dapat menekan beban operasional sepanjang 9M 2020. Namun, angka BOPO di level 90% sudah tergolong tinggi, sebab perusahaan hanya memiliki 10% keuntungan dari total pendapatan operasional.

Pada rasio NPL gross dan NPL net naik sedikit dibandingkan angka tahun lalu. Meskipun naik, perusahaan masih memiliki angka NPL yang jauh lebih rendah di bawah standar perbankan, yang membuktikan perusahaan mampu mempertahankan kredit berkualitas nasabah.

Meskipun mampu menghasilkan keuntungan selama 3 tahun berturut-turut, saham NOBU belum pernah membagikan dividen ke investor. Salah satu alasan perusahaan memutuskan untuk tidak membagikan dividen untuk mengalihkannya ke laba ditahan sebagai strategi memperkuat modal perusahaan.

Prospek Bisnis Saham NOBU

Perusahaan ritel fashion Grup Lippo, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) resmi membeli 728 juta lembar saham NOBU atau setara dengan 16,4%. Total nilai transaksi atas keseluruhan pembelian saham tersebut berjumlah Rp549,64 miliar menurun prospektus yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pembelian saham NOBU dilakukan melalui 3 tahap, tahap pertama membeli di harga Rp755/saham sebanyak 265 juta saham atau senilai Rp302 miliar, tahap kedua di harga Rp755/saham sebanyak 199 juta saham atau setara dengan Rp196,30 miliar, dan tahap terakhir beli di harga 755/saham sebanyak 198,30 juta saham senilai Rp51,34 miliar.

Dengan bergabungnya saham ke Lippo Group, bank Nobu akan akan diubah menjadi bank digital. John Riady selaku CEO Lippo Karawaci mengungkapkan cost of fund bank digital rendah, yaitu di bawah 4% sehingga tidak memerlukan cabang yang banyak

Selain menjadi branchless banking, ambisi merubah saham NOBU menjadi bank digital selaras dengan tujuan saham LPPF yang akan menjadi perusahaan ritel omnichannel, yang mana penyediaan produk dan layanan keuangan menambah daya tarik matahari sebagai one stop shopping solution. Dengan membangun ekosistem digital dan branchless banking, saham NOBU akan berperan penting terhadap peningkatan penjualan ritel.

Akses saham NOBU ke 153 ke gerai LPPF di seluruh Indonesia dapat membantu memberikan beragam permohonan pinjaman ke pemasok Matahari dan jaringan Lippo group lainnya. Selain itu, perusahaan juga diharapkan dapat menyimpan kelebihan dana di saham NOBU, bukan di bank lain. Kemitraan dengan LPPF membawa peluang potensial untuk mengembangkan bisnis dengan memperoleh eksklusivitas dan kepastian jangka panjang, serta mendorong pertumbuhan yang signifikan dalam penyaluran kredit di masa depan.

Dengan kondisi fundamental yang sehat didukung bisnis Lippo Group, saham NOBU berpeluang menjadi pemain kunci bank digital, mengingat Lippo Group sukses menumbuhkan bisnis OVO yang saat ini berkompetisi langsung dengan GO-PAY.

Namun, jika melihat saham NOBU saat ini dengan PER 52,13x dan PBV nya di 2,32x, harga di level Rp775 sudah tergolong mahal. Investor bisa melakukan strategi wait and see hingga saham NOBU terkoreksi atau menunggu sampai perusahaan merilis laporan keuangan terbaru setelah diakuisisi Lippo Group.

Nobu Bank Melakukan Right Issue di Q4 2021

PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan dana yang disasar sekitar Rp198,06 miliar. Dana tersebut didapatkan setelah Bank NOBU menerbitkan sebanyak-banyaknya 164.367.122 unit saham baru dengan nominal Rp100 per saham atau setara 3,57% dari seluruh saham dengan harga pelaksanaan Rp1.205 per sahamnya.

Di mana, nantinya perolehan dari rights issue akan digunakan untuk dua hal yaitu pembelian aset GPMK berupa gedung A Universitas Harapan dan ruang dalam Gedung Gajah Mada Tower Lt G 1 dan 2.

Di mana, pembelian aset PT Grahaputra Mandirikharisma (GPMK) berupa seluruh Gedung A Universitas Pelita Harapan yang berlokasi di Jl. MH Thamrin No. 1 Lippo Karawaci, Tangerang, Banten senilai Rp132 miliar. Hal ini dilakukan untuk mendukung langkah transformasi digital yang menjadi bagian dari pembangunan integrated digital ecosystem. Perseroan melihat perlunya lokasi kerja yang terintegrasi dan memadai bagi seluruh aktivitas pengembangan digital dan pengembangan berbagai produk dan layanan bisnis ke tahap pertumbuhan yang lebih tinggi.

Kemudian, sebagian ruang dalam Gedung Gajah Mada Tower Lantai G, 1 dan 2, Jl. Gajah Mada No. 25- 26, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat senilai Rp 61 miliar. Pada sisi pemasaran, perseroan akan melakukan pengembangan integrated sales management yang mencakup inbound seperti telesales center dan outbound seperti canvasing sales team dan telesales. Di mana kedua tim sales management ini dinilai akan lebih optimal jika dapat diintegrasikan dalam satu lokasi.

Nah, sisa dari kedua hal tersebut nantinya akan digunakan bank NOBU untuk penyaluran kredit kepada nasabah. Apakah kamu tertarik untuk membeli saham bank NOBU? Jangan lupa cek terlebih dulu laporan keuangannya ya!

Sambil menunggu laporan keuangan terbaru, kamu bisa cek emiten saham lainnya di Ajaib, mulai dari perbankan, retail, fashion, agrocultural, kesehatan, dan sebagainya. Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi saham dengan mudah mulai dari Rp100 ribuan. Yuk mulai investasi di Ajaib sekarang!

Artikel Terkait