Bisnis & Kerja Sampingan

Lippo Group dan Kinerja Bisnisnya selama Pandemi COVID-19

Ajaib.co.id – Sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia bahkan di Asia, Lippo Group tampaknya mampu mencatatkan kinerja yang cukup stabil selama enam bulan tahun ini meskipun beberapa lini bisnisnya juga cukup terdampak akibat penyebaran virus corona. 

Lippo Group sendiri memang sangat diuntungkan dengan bisnisnya yang terdiversifikasi hingga masih mampu mencatatkan kinerja yang apik meski dihadang oleh berbagai rintangan yang memberatkan selama awal tahun ini. 

Konglomerasi Lippo Group

Berawal dari bisnis perbankan, Lippo kini memiliki sejumlah sektor usaha bisnis yang terdiversifikasi dengan baik di antaranya di sektor properti, retail, hotel, rumah sakit, pendidikan, media, telekomunikasi, hingga layanan finansial dan investasi global. 

Lippo didirikan oleh Mochtar Riady pada tahun 1958 dengan bisnis awalnya yakni Bank Lippo. Sayangnya, Bank Lippo harus dilepas setelah aksi korporasi berupa merger dengan Bank Niaga yang kini berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. 

Namun, grup Lippo hingga saat ini masih memiliki bisnis perbankan yang sudah bertahan hingga 20 tahun yakni Bank National Nobu atau Nobu Bank yang berfokus pada pengembangan usaha kecil dan menengah. 

Nah, Lippo Group setidaknya memiliki beberapa perseroan berkapitalisasi besar di bawah jaringannya yang merupakan perusahaan yang tercatat di papan bursa. Dari sana, kita akan melihat bagaimana performa bisnis Lippo Group secara keseluruhan berdasarkan sektornya berikut ini. 

Perbankan 

  • PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU)

Emiten perbankan Lippo Group yakni Bank Nobu termasuk salah satu perusahaan yang beruntung masih bisa mencatatkan pertumbuhan laba kendati pendapatannya menurun selama pandemi. 

Bank Nobu mencetak pertumbuhan laba bersih 68,54 persen menjadi Rp32,75 miliar sedangkan perseroan mengalami penurunan pendapatan 3,17 persen menjadi Rp394,78 miliar. Keuntungan tersebut diperoleh dari penjualan efek dan mata uang asing. 

Properti 

  • PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
  • PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)

Perusahaan properti Lippo Karawaci berhasil memperkecil rugi pada tahun lalu sebesar 14,38 persen kini menjadi Rp 1,25 triliun. Memang, salah satu alasan perusahaan merugi adalah beban keuangan dan rugi dari entitas asosiasi dan ventura. 

Di sisi lain, Lippo Karawaci juga mencetak penurunan tipis pendapatan 2,4 persen menjadi Rp5,28 triliun pada periode awal pandemi. 

Berdasarkan sumber CNBC Indonesia, CEO Lippo Karawaci sekaligus generasi ketiga dari Mochtar Riady mengatakan meskipun pandemi global baru-baru ini mempengaruhi pendapatan recurring dari rumah sakit, mal dan hotel secara signifikan, Lippo Group terus menunjukkan kemajuan pada bisnis real estate development yang tumbuh sebesar 33,9 persen pada semester pertama tahun 2020. 

Berbeda dengan sister company-nya tersebut, Lippo Cikarang berhasil meraih pendapatan sebesar Rp1,08 triliun, meningkat 58,5 persen secara tahunan meskipun pasar properti tengah lesu pada periode pandemi awal tahun ini. Pertumbuhan pendapatan ini seyogyanya berasal dari penjualan rumah tinggal dan apartemen sebesar Rp721 miliar.

Hal ini membuat laba bersih Lippo Cikarang juga naik 85,9 persen menjadi Rp410 miliar yang disebabkan oleh keuntungan mata uang atas investasi karena rupiah terdepresiasi secara substansial pada semester pertama tahun ini.

Rumah Sakit

  • PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)

Rumah sakit Siloam pada semester pertama tahun ini nyatanya membukukan rugi sebesar Rp130,04 miliar, dikarenakan pendapatannya yang menurun dan tidak diimbangi dengan efisiensi. 

Adapun, emiten berkode saham SILO tersebut mencatatkan penurunan pendapatan 5,95 persen menjadi Rp3,17 triliun. 

Retail

  • PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
  • PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA)

Emiten retail di bawah payung Lippo Group agaknya memang cukup terdampak pandemi COVID-19. Betapa tidak, Matahari Department Store, retail yang memiliki spesifikasi penjualan pakaian dan aksesoris melaporkan kerugian sebesar Rp357,87 miliar selama periode enam bulan pertama tahun ini. 

Hal ini kurang lebih disebabkan karena Matahari mencatatkan penurunan pendapatan bersih 62,12 persen secara tahunan menjadi Rp2,25 triliun. Padahal, Matahari sendiri sudah mulai gencar melakukan pemasaran melalui layanan daring, Matahari.com. 

Jaringan retail supermarket Lippo Group, Matahari Putra Prima (MPPA) yang terkenal dengan brand supermarket Hypermart juga masih saja mencatatkan kerugian yang membengkak menjadi Rp219,25 miliar setelah penjualannya menurun 20,88 persen menjadi Rp3,67 triliun. Padahal, Lippo Group dengan fokus pada lini bisnis supermarket sendiri dibiarkan untuk beroperasi selama masa PSBB beberapa bulan silam. 

Asuransi

  • PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI)

Perusahaan asuransi milik Lippo Group yakni Lippo General Insurance berhasil mencatatkan pertumbuhan signifikan laba tahun berjalan yakni sebesar 214 persen secara tahunan menjadi Rp78,44 miliar. Hal ini juga diakibatkan oleh kenaikan pendapatan 5,39 persen menjadi Rp604,82 miliar. 

Teknologi

  • PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)

Perusahaan investasi multi sektor Lippo Group, Multipolar berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan 5,63 persen menjadi Rp1,16 triliun. Dari situ, perseroan mencetak kenaikan laba periode berjalan Rp74,2 miliar, naik 60,26 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya. 

Prospek Saham

Berdasarkan pemberitaan Kontan, analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony, saham emiten retail Matahari Department Store atau LPPF memang terpantau turun signifikan karena banyak gerai Matahari yang tutup akibat bersaing dengan toko online

Menurut Chris, saham-saham Lippo Group cukup menjanjikan mengingat perseroan sudah mulai masuk ke bisnis teknologi digital lewat platform pembayaran OVO. Group Lippo juga berinovasi dengan mengembangkan platform belanja online Matahari.com.

Di sisi lain, bisnis properti seperti Lippo Karawaci dan PT Lippo Cikarang juga terpantau baru saja meraup dana segar dari rights issue dengan jumlah Rp14,1 triliun.

Adapun, Chris merekomendasikan saham emiten retail Lippo Group adalah Matahari Putra Prima atau MPPA, sebagai emiten jaringan supermarket Hypermart dengan target harga jangka panjang Rp280 dan Matahari Department Store atau LPPF Rp4.000.

Nah, jika kamu pun sedang mempertimbangkan untuk membeli saham Lippo Group, kamu juga sudah bisa membeli saham emiten-emiten di atas melalui aplikasi Ajaib yang dapat kamu unggah melalui Google Play dan Apple App Store.

Sumber: Emiten Lippo Group mayoritas menghijau, ini rekomendasi saham analis dan Lewat Crossing, Keluarga Riady Borong 1 Miliar Saham LPKR, dengan perubahan seperlunya.

Artikel Terkait