Saham

Sering Jadi Pilihan Investor, Ini Daftar Saham Nikel Terbaru di BEI

saham-nikel

Apakah kamu salah satu investor yang menjadikan saham tambang, seperti nikel sebagai portofolio utama investasimu? Kamu tidak sendiri, karena saham nikel memang terus menarik perhatian para investor dengan daya tariknya yang unik di pasar keuangan.

Daya tarik investasi pada saham perusahaan nikel tidak hanya terletak pada pertumbuhan produksi yang stabil, tetapi juga pada langkah-langkah strategis perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah produk tambang. Investasi dalam fasilitas pemurnian dan pemrosesan nikel di dalam negeri menunjukkan visi jangka panjang perusahaan-perusahaan ini, memosisikan mereka sebagai pemain kunci dalam rantai pasok global.

Dalam konteks pasar yang dinamis, saham perusahaan nikel di Indonesia memberikan peluang bagi para investor untuk terlibat dalam sektor pertambangan yang sedang berkembang, sambil mengantisipasi manfaat dari pertumbuhan berkelanjutan dalam industri nikel yang diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan permintaan global yang terus meningkat.

Daftar Saham Nikel yang Terdaftar di BEI 2024

1. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah perusahaan yang beroperasi di sektor pertambangan sumber daya alam, manufaktur, perdagangan, transportasi, dan layanan terkait. Perusahaan ini resmi memulai kegiatan operasional komersialnya pada tanggal 5 Juli 1968.

Dalam hal kinerjanya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatat pertumbuhan kinerja yang signifikan hingga kuartal III-2023. Sebagai bagian dari holding PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), perusahaan ini mencapai laba bersih sebesar Rp2,85 triliun dalam periode yang berlangsung.

Pertumbuhan laba ANTM ini mencapai angka 8% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang sebelumnya mencatatkan laba sebesar Rp2,63 triliun.

2. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)

Perusahaan pertambangan nikel, PT Vale Indonesia Tbk (INCO), sebelumnya dikenal sebagai PT International Nickel Indonesia, didirikan pada bulan Juli 1968 dan telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan nikel.

Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mengalami peningkatan signifikan, terlihat dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perusahaan hingga kuartal III-2023. Pada periode tersebut, INCO mencatatkan pendapatan sebesar US$ 937,89 juta, mengalami peningkatan sebesar 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 873,77 juta.

3. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT)

Perusahaan perdagangan sumber daya pertambangan, PT Central Omega Resources Tbk (DKFT), aktif di bidang kegiatan pertambangan melalui anak perusahaannya. Perusahaan ini memulai operasional komersialnya pada tahun 1995.

Hingga bulan September 2023, DKFT mencatatkan laba sebesar Rp 244,7 miliar, menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 yang mencapai Rp 294,923 miliar.

4. Ifishdeco Tbk (IFSH)

PT Ifishdeco Tbk (IFSH) adalah sebuah perusahaan pertambangan nikel terintegrasi yang berkantor pusat di Wisma Nugra Santana, Jakarta, dan memiliki cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara. Produksi dan penjualan pertambangan dimulai oleh perusahaan ini pada tahun 2011.

Anak perusahaan, PT Bintang Smelter Indonesia, terlibat dalam kegiatan pengolahan, pengangkutan, perdagangan, dan penjualan nikel pig iron (NPI) dan paduan feronikel (FeNi).

Pada kuartal III/2023, PT Ifishdeco Tbk (IFSH) mencatat laba periode tersebut sebesar Rp102,95 miliar, mencerminkan pertumbuhan sebesar 38,78% secara year-on-year.

5. PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI)

PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) didirikan pada 1981 sebagai PT Kurnia Kapuas Glue Industries, produsen perekat kayu, dan melakukan IPO pada Juli 1991. Pada 2003, perusahaan mendiversifikasi bisnis ke industri pertambangan batu bara dan mengubah namanya. Pada 2006, KKGI memiliki tiga lokasi penambangan: Simpang Pasir, Gunung Pinang, dan Bayur.

Pada kuartal pertama 2023, KKGI mencatatkan kinerja luar biasa dengan pendapatan usaha sebesar US$ 85,50 juta, setara dengan Rp 1,25 triliun dengan kurs Rp 14.702,5 per dolar Amerika Serikat. Angka ini meningkat 104,4% dibandingkan dengan pendapatan kuartal I-2022 yang mencapai US$ 41,83 juta.

6. PT Timah Tbk (TINS)

PT Timah Tbk (TINS) adalah badan usaha milik negara yang fokus pada pertambangan timah, didirikan pada Agustus 1976, dan melakukan IPO pada 1995. Perusahaan beroperasi di Pangkalpinang, Bangka Belitung, dan memiliki wilayah operasi di Bangka Belitung, Riau, Kalimantan Selatan, dan Cilegon-Banten.

Namun, pada paruh pertama semester 1/2023, TINS mengalami penurunan signifikan dalam kinerjanya. Laba bersih perusahaan merosot sebesar 98,5%, mencapai Rp16,26 miliar, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,08 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 38%, turun menjadi Rp4,56 triliun dari Rp7,47 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

7. PT PAM Mineral Tbk (NICL)

Perusahaan pertambangan nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL), beroperasi di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, dan merupakan bagian dari grup bisnis PAM. NICL juga memiliki anak perusahaan, yaitu PT Indrabakti Mustika.

Meskipun penjualan mengalami penurunan, PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatat kinerja yang baik dengan mencapai laba bersih sebesar Rp61,64 miliar selama kuartal III/2023.

Menurut laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih NICL meningkat 8,43% secara year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp56,85 miliar.

8. PT Harum Energy Tbk (HRUM)

PT Harum Energy Tbk (HRUM) berfokus pada operasi dan investasi dalam industri pertambangan, perdagangan, dan jasa batu bara melalui anak perusahaannya. Mulai beroperasi komersial pada 2007, perusahaan ini merupakan induk utama dari Grup, yaitu PT Karunia Bara Perkasa.

Namun, kinerja keuangan HRUM mengalami tekanan selama sembilan bulan pertama 2023, tercermin dari penurunan laba bersih dan pendapatan. Laba bersih HRUM pada akhir September 2023 mencapai US$ 107,3 juta, mengalami penurunan sebesar 54,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 237,4 juta.

9. PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE)

PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE), yang berdiri pada tahun 2008, fokus pada pertambangan nikel melalui eksplorasi proyek nikel laterit di Desa Lameruru, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Lokasi tambangnya yang strategis dekat dengan pantai memudahkan akses dari Kota Kendari.

Informasi terkini mengindikasikan bahwa perusahaan ini baru saja diakuisisi oleh LX International Corp setelah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Januari 2024 dengan mengumpulkan dana sebesar Rp 532,78 miliar.

Artikel Terkait