Analisis Saham, Saham

Bedah Saham ANTM: Bagaimana Prospeknya di Tahun 2025

Bedah Saham ANTM: Bagaimana Prospeknya di Tahun 2024

Ajaib.co.idPT Aneka Tambang Tbk (saham ANTM) bergerak di bidang perusahaan pertambangan dan logam terdistribusi dan terdiversifikasi. Perusahaan bergerak di bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian dan pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batu bara, hingga logam mulia lain.

Segmen usaha perusahaan dengan kode ANTM ini berfokus pada segmen nikel, emas dan kilang, serta segmen usaha lainnya. Komoditas yang berada di segmen nikel meliputi feronikel dan bijih nikel, sedangkan yang berada di segmen emas dan kilangnya adalah emas, perak, platinum dan paladium. Segmen operasi lainnya terdiri dari bauksit dan batu bara.

ANTM merupakan emiten anggota indeks LQ45 dan IDX30, tidak heran jika peminatnya banyak. Per 16 Februari 2021, kapitalisasi pasar ANTM sudah mencapai 33,52 triliun dan di harga Rp1,390/lembar, turun Rp10/lembar dari harga IPO nya pada 27 November 1997, yaitu di angka Rp1,400.

Sama seperti $TINS dan $PTBA, kepemilikan mayoritas ANTM dipegang oleh PT Indonesia Asahan Aluminium dengan persentase 65%, diikuti publik di angka 35%. Meskipun beberapa bulan terakhir manggung, mari kita bedah saham ANTM bersama-sama untuk mengetahui apakah saham ini benar-benar semenarik itu atau hanya efek dari sentimen belaka.

Kinerja Keuangan 

Komponen20202021202220232024
Total Pendapatan27,37 triliun38,44 triliun45,93 triliun41,04 triliun43,20 triliun
Laba Kotor4,77 triliun7,68 triliun8,23 triliun5,85 triliun4,21 triliun
Pendapatan Operasi2,08 triliun4,02 triliun4,90 triliun2,15 triliun1,81 triliun
Laba Bersih1,14 triliun1,86 triliun3,82 triliun3,07 triliun2,20 triliun
Total Aset31,72 triliun32,91 triliun33,63 triliun42,85 triliun40,98 triliun
Total Kewajiban12,69 triliun12,07 triliun9,92 triliun11,68 triliun10,60 triliun
Total Ekuitas19,03 triliun20,83 triliun23,71 triliun31,16 triliun30,37 triliun

Dilansir dari Bisnis.com, ANTM mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun sampai September 2024. Torehan itu turun 22,72% dari posisi laba periode yang sama tahun lalu di level Rp2,8 triliun. Berdasarkan laporan keuangan 9 bulanan 2024, penurunan laba Antam terjadi saat pendapatan perseroan justru meningkat 39,81% ke level Rp43,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Produk emas yang berkontribusi 83% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, meningkat 85% dari capaian 9 bulanan 2024 sebesar Rp19,29 triliun. Sampai September 2024, ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz).

Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg. Berdasarkan laporan keuangan 9 bulanan 2024, penurunan laba Antam terjadi saat pendapatan perseroan justru meningkat 39,81% ke level Rp43,2 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Produk emas yang berkontribusi 83% terhadap total penjualan ANTM dengan nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, meningkat 85% dari capaian 9 bulanan 2024 sebesar Rp19,29 triliun.

Sampai September 2024, ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz). Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg. Sementara itu, segmen nikel menyumbang pendapatan sebesar Rp6,1 triliun sepanjang Januari-September 2024.

Nilai itu setara dengan 14% dari total pendapatan ANTM. Pada saat yang sama, volume produksi dan penjualan feronikel Antam sebanyak 15.244 ton dan 11.691 ton. Hanya saja, pendapatan itu mesti tergerus oleh beban pokok penjualan yang naik lebih tinggi, yaitu sebesar 57,64% year-on-year (YoY) ke level Rp39,09 triliun per kuartal III/2024.

Konsekuensinya setelah dikurangi beban itu, laba kotor yang tersisa buat ANTM hanya sebesar Rp4,1 triliun atau susut 40,59% dari posisi laba kotor periode 9 bulanan 2023 di level Rp6,09 triliun. Adapun, beban pokok yang melonjak tajam itu sebagian besar akibat naiknya biaya produksi perseroan sebesar 63% ke level Rp40,8 triliun pada periode 9 bulanan tahun ini. Sebagian besar biaya produksi itu berasal dari kegiatan pembelian logam mulia dengan nilai mencapai Rp33,65 triliun.

Lalu bagaimana saham BBTN jika dilihat dari rasio keuangannya?

RasioQ3 2021Q3 2022Q3 2023Q3 2024
Return on Equity (RoE)2,56%4,54%3,59%2,07%
Return on Assets (RoA)1,54%3,05%2,83%1,41%
Gross Profit Margin (GPM)19,40%17,77%19,73%9,5%
Operating Profit Margin (OPM)8,87%8,14%10,83%4,31%
Net Profit Margin (NPM)6,46%7,8%9,22%5,1%
Current Ratio (CR)125,02%168,00%171,08%207,95%
Debt to Equity Ratio (DER)64%50%44%36%

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

TahunDividenImbal Hasil
2024128,077,74%
202379,50163,96%
202238,736661,55%
202116,739940,72%
20202,820,46%
201912,741,61%
20181,990,21%
20149,670,68%
201347,08843,02%
201290,995,42%
201170,712,76%
201025,3831,05%
200957,462,22%

Sejak IPO di tahun 1995, ANTM selalu membagikan dividennya dan terus berlanjut hingga tahun 2013 dengan dividen tunai Rp9,67. Setelah itu, ANTM berhenti membagikan dividen hingga 2016, dan baru kembali membagikan dividen rutin hingga tahun 2021.

Terlihat bahwa ANTM membagikan dividen yang terus meningkat, terutama di masa pandemi yaitu 2020-2024. Setidaknya saham ANTM membuktikan ke investor bahwa mereka layak dipertimbangkan untuk dikoleksi dengan memberikan dividen secara rutin setidaknya 3 tahun terakhir.

Selain itu, dilansir dari Bisnis.com, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) kemungkinan mengoreksi besaran dividend payout ratio (DPR) atau rasio dividen ke rentang 35% sampai 40% untuk tahun buku 2024. Rentang persentase pembagian dividen itu bakal mengakhiri rasio tinggi yang selalu dibagikan perusahaan tambang pelat merah itu kepada pemegang saham beberapa tahun terakhir.

Seperti diketahui, ANTM membagi dividen senilai Rp3,07 triliun atau sebesar Rp128 per saham untuk tahun buku 2023. Dividen ini setara dengan 100% dari laba bersih ANTM di tahun itu.

Prospek dan Rekomendasi Saham ANTM

Dilansir dari Kontan, Kinerja PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diproyeksi positif di 2025. Solidnya harga emas dan pemulihan bisnis nikel diharapkan mendukung kinerja emiten tambang ini.

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Rizal Nur Rafly memandang, prospek kinerja ANTM masih positif di tahun 2025. Kontribusi kuat dari penjualan emas dan juga potensi pemulihan pendapatan segmen nikel diharapkan mendukung kinerja ANTM.

Rafly memaparkan bahwa emas telah berkontibusi signifikan pada kinerja ANTM di tahun lalu. Berdasarkan data Januari-September 2024, penjualan emas ANTM mencapai 918 ribu ons yang bertumbuh 47% yoy dengan harga jual rata-rata naik 26% yoy menjadi Rp 1,25 juta per gram.

Penjualan ANTM didorong oleh kenaikan harga emas global yang diperkirakan akan bertahan di level tinggi akibat potensi penurunan suku bunga global. Selain itu, harga emas terungkit berkat adanya pembelian masif oleh bank sentral global.

Sementara itu, kinerja segmen nikel masih menghadapi tantangan terkait izin rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) yang mempengaruhi produksi dan penjualan. Di sisi lain, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah telah mencapai tahap injeksi pertama akan memperkuat kontribusi di segmen bauksit dan alumina.

Analis KB Valbury Sekuritas Laurencia Hiemas mengamati kinerja ANTM yang unggul berkat pertumbuhan segmen emas yang kuat. Emiten pelat merah ini mencatat pendapatan kumulatif Januari-September 2024 sebesar Rp 43,1 triliun yang melonjak 39,8% yoy.

Kinerja positif ANTM didorong oleh segmen produk emas yang berkontibusi 83% terhadap pendapatan dengan volume penjualan mencapai 918 ribu ons yang meningkat sekitar 47% yoy. Penjualan emas ANTM meningkat seiring naiknya permintaan domestik dan strategi pemasaran yang sukses.

Sementara itu, segmen nikel terus menghadapi tantangan akibat masalah perizinan sejak awal tahun 2024. Produksi bijih nikel dan Feronikel ANTM menurun di sepanjang tahun karena keterlambatan izin RKAB yang berdampak pada keterlambatan pengiriman dan penjualan rendah.

Produksi feronikel ANTM turun 3,4%yoy menjadi 15,2 ribu ton, sementara produksi bijih nikel mengalami penurunan signifikan sebesar 31,6%yoy menjadi 7,3 juta ton. Dari sisi volume penjualan, feronikel turun 17,3%yoy menjadi 11,7 ribu ton, serta penjualan bijih nikel juga turun tajam sebesar 39,3%yoy menjadi 5,7 juta ton.

Meskipun menghadapi tantangan, Laurencia berujar, laba bersih ANTM tercatat sebesar Rp 2,2 triliun yang lebih rendah 22,7%yoy per September 2024. Penurunan laba bersih ANTM terutama disebabkan oleh kerugian kurs mata uang asing, namun hasil tersebut melampaui ekspektasi.

Laurencia memandang, ANTM telah memperkuat posisinya di berbagai segmen bisnis. Di segmen bisnis emas, ANTM telah meneken perjanjian offtake baru dengan Freeport hingga 30 ton per tahun membebaskan tarif impor, mengoptimalkan modal kerja, mengurangi risiko, dan memastikan pasokan yang stabil.

Selain itu, ANTM selaku produsen emas terbesar di Indonesia telah memperluas jaringan emas ritelnya untuk memenuhi permintaan logam mulia yang meningkat di tengah ketidakpastian pasar.

Di segmen nikel, izin pertambangan ANTM meningkat menjadi 12 juta ton, dengan target 15 juta ton untuk tahun 2025. ANTM juga mendapatkan kontrak prabayar senilai US$45 juta untuk memasok 3 juta ton bijih nikel ke PT Jiu Long Metal Industry.

Pada segmen bisnis Alumina, kilang SGA Mempawah berada di jalur yang tepat untuk menyelesaikan komisioning pada kuartal I-2025, dengan operasi komersial ditetapkan akan dimulai pada semester pertama 2025. Prospek positif ANTM di tahun 2025, didorong oleh harga emas yang kuat dan permintaan yang stabil.

Lebih jauh lagi, dia menambahkan, pemulihan diharapkan di segmen nikel ANTM terutama dengan peningkatan volume penambangan bijih nikel yang didukung oleh RKAB tiga tahun yang disetujui, diantisipasi akan meningkatkan kinerja.

Laurencia menegaskan kembali rekomendasi Buy untuk ANTM dengan target harga Rp 2.100 per saham. Risiko utama perlu diantisipasi yakni potensi melemahnya permintaan di pasar nikel.

Sementara itu, Rafly merekomendasikan Hold untuk ANTM dengan target harga Rp1.700 per saham. Tantangan utama bagi ANTM di tahun 2025 meliputi volatilitas harga komoditas, izin RKAB, dan persaingan di pasar global.

Mulai Investasi di Ajaib Sekuritas Sekarang!

Sebagai aplikasi Pilihan #1 Investor Indonesia, Ajaib hadir untuk memberikan pengalaman trading yang lebih cepat dan aman. Yuk mulai berinvestasi di saham, reksa dana, hingga obligasi di platform Ajaib. Proses pendaftarannya mudah dan 100% online. Untuk investor crypto, Anda juga dapat mendownload aplikasi trading Ajaib Kripto di Play Store dan App Store.


Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait