Analisis Saham

Prospek Emiten Batu Bara Berkode Saham KKGI di Tahun 2021

saham-kkgi

Ajaib.co.id – PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang high pressure laminated. Perusahaan berkode saham KKGI ini didirikan pada tahun 1981 yang kini memiliki kegiatan bisnis meliputi industri high pressure laminate, melamine laminated particle boards, dan pertambangan batu bara.

Lokasi eksplorasi pertambangan batu bara KKGI yang dibantu oleh anak perusahaan ini berlokasi di beberapa wilayah meliputi Bayur, Gunung Pinang, Handil Bakti, Simpang Pasir, Sambutan, Tani Bakti, Loajanan, Tanjung Barokah, Tegal Anyar, dan Tani Aman.

Selain itu, perseroan juga mulai serius dengan bidang pembangkit listrik dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Indonesia melalui akuisisi PT Khatulistiwa Hidro Energi di tahun 2015 dan mendirikan PT Bumi Hidro Energi di tahun 2016.

Saat ini, mayoritas saham KKGI dipegang oleh UBS AG Singapore S/A Energy Collier Private Limited dengan jumlah 28,09 persen kepemilikan dan PT Sejahtera Jaya Cita dengan jumlah 27,20 persen kepemilikan. Saham KKGI sendiri mulai diperdagangkan secara publik melalui bursa saham pada tahun 1991 dengan harga penawaran sebesar Rp5.700 per lembar saham.

Di mana, pergerakan harga saham KKGI saat ini sedang mengalami penurunan di angka Rp264 per lembar saham pada penutupan perdagangan Kamis, 26 Agustus 2021. Lalu, apakah saham KKGI layak untuk dikoleksi?

Bagaimana dengan kondisi fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan ke depannya? Mari kita bedah kinerja saham KKGI.

Kinerja Keuangan KKGI di Kuartal Pertama Tahun 2021 Membaik dengan Catatkan Laba Bersih

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di kuartal pertama tahun 2021, KKGI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar 1,97 juta USD. Kinerja ini tentu membaik jika dibandingkan periode sama di tahun 2020, perseroan menderita kerugian bersih mencapai 3,62 juta USD.

Di sisi lain, pendapatan KKGI di periode ini justru mengalami penurunan sebesar 24,7 persen dibandingkan periode sama di tahun 2020 dari 26,9 juta USD menjadi 19,93 juta USD.

Secara perinci, penjualan terdiri dari pasar lokal sebesar 1,98 juta USD meliputi segmen batu bara mencapai 1,35 juta USD, listrik mencapai 537.138 USD, dan segmen lainnya mencapai 93.328 USD.

Lalu, pasar pasar ekspor berupa batu bara masih mendominasi mencapai 17,95 juta USD. Pendapatan yang turun diikuti oleh sejumlah beban yang juga mengalami penurunan di sepanjang kuartal pertama tahun 2021.

Mulai dari beban pokok penjualan menurun 31,4 persen menjadi 15,64 juta USD, beban penjualan turun 29,62 persen menjadi 297.425 juta USD, beban umum dan administrasi menyusut 9,34 persen menjadi 1,34 juta USD, serta beban operasi lain yang menyusut hingga 90.978 USD.

Bisnis KKGI dalam 5 Tahun Terakhir Tampak Positif

Kinerja keuangan saham KKGI dalam 5 tahun terakhir terpantau positif, walaupun dari sisi pendapatan dan raihan laba belum tumbuh secara konsisten. Hal ini terutama pada catatan kerugian yang dialami KKGI di tahun 2020.

Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam USD):

Berdasarkan data tersebut, bisnis KKGI secara penjualan memang mengalami naik dan turun setiap tahunnya. Begitu juga raihan laba yang ikut naik dan turun seiring realisasi pendapatan perseroan dalam 5 tahun terakhir. Di tahun 2018, laba perseroan menurun secara tajam karena pendapatan yang juga turun.

Selain itu, kelebihan ketersediaan batu bara oleh negara lain membuat harga batu bara menjadi sangat kompetitif dan negara China yang mulai mengerem konsumsi batu bara sehingga mempengaruhi kinerja keuangan KKGI di tahun tersebut. Lalu, di tahun 2019 kinerja keuangan mulai meningkat baik dari sisi pendapatan dan laba.

Akan tetapi, di tahun 2020 perseroan justru mencatatkan penurunan pendapatan dan menderita kerugian. Penurunan pendapatan sendiri disebabkan oleh pelemahan dari permintaan batu bara yang berdampak pada penurunan harga jual batu bara dan volume penjualan batu bara khususnya di kuartal kedua dan ketiga.

Hal ini juga mengakibatkan peningkatan beban penurunan nilai dan rugi selisih kurs yang berdampak pada kerugian di tahun 2020. Selain itu, jika dilihat berdasarkan rasio keuangan perseroan hingga kuartal ketiga tahun 2020, bisnis saham KKGI memang dalam kondisi yang tidak sehat.

Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2020 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:

Bagaimana dengan Prospek Bisnis KKGI ke Depannya?

Terlepas dari kinerja keuangan PT Resource Alam Indonesia di tahun 2020 yang menderita rugi, perseroan memiliki prospek yang cukup baik di tahun ini. Di mana, emiten berkode saham KKGI ini semakin gencar melakukan ekspansi demi meningkatkan kinerja perusahaan di tahun ini.

Salah satu strategi yang bakal dilakukan adalah dengan mengakuisisi perusahaan tambang, baik pertambangan komoditas nikel hingga batu bara.

Pihak KKGI menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan dengan catatan tambang yang bakal diakuisisi memiliki cadangan ekonomis untuk ditambang. Perseroan sendiri sebelumnya telah mengakuisisi dua perusahaan nikel yaitu PT Bira Mineral Nusantara dan PT Buton Mineral Indonesia.

Kedua perusahaan tersebut adalah perusahaan jasa kontraktor yang memiliki kontrak penambangan nikel dengan sejumlah perusahaan pemegang izin konsesi di wilayah Sulawesi.

Selain itu, perusahaan yang diakuisisi ini juga masih melakukan eksplorasi dengan harapan secepatnya sudah dapat menghasilkan melalui jasa penambangan nikel. Sementara untuk segmen batu bara, perseroan tengah menargetkan volume produksi yang mencapai 3,6 juta ton di tahun 2021 atau naik 25,87 persen dari target produk tahun 2020 sebesar 2,86 juta ton.

Untuk melancarkan rencana bisnis, saham KKGI menyiapkan anggaran belanja modal atau capex maksimal mencapai 2,5 juta USD yang diambil dari dana kas internal perseroan.

Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait