Ajaib.co.id – PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk (AIMS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan batu bara. Perusahaan dengan kode saham AIMS ini didirikan pada tahun 1997 dan memulai bisnis secara komersial di tahun 1998. Kegiatan bisnis dalam perdagangan batu bara sendiri dimulai oleh perseroan pada tahun 2005.
AIMS sendiri merupakan perusahaan hasil merger atau gabungan antara PT Akbar Indo Makmur dengan PT Stimec. Saat ini mayoritas saham AIMS dipegang oleh PT Aims Indo Investama dengan jumlah 77,27 persen kepemilikan saham. Saham AIMS sendiri pertama kali diperdagangkan secara publik melalui Bursa Efek Indonesia pada tahun 2001 dengan harga penawaran sebesar Rp250 per lembar saham.
Di mana, pergerakan harga saham AIMS saat ini sedang mengalami penurunan di angka Rp348 per lembar saham pada penutupan perdagangan Selasa, 31 Agustus 2021. Hal ini bisa menjadi gambaran untuk kondisi bisnis AIMS saat ini. Lalu, apakah saham AIMS masih layak untuk dikoleksi dengan kondisi harga yang sedang turun?
Oleh karena itu, perhatikan juga fundamental perusahaan saat ini dan rencana bisnis seperti apa yang akan dilakukan oleh emiten perdagangan batu bara ini melalui bedah kinerja saham AIMS berikut.
AIMS Catatkan Pendapatan yang Melesat 1.101,17 Persen di Semester Pertama Tahun 2021
Di sepanjang enam bulan pertama tahun 2021, emiten batu bara berkode saham AIMS torehkan pendapatan yang melesat 1.101,17 persen menjadi Rp18,43 miliar dari realisasi periode sama di tahun 2020 sebesar Rp1,53 miliar. Pendapatan perseroan di periode tersebut berasal dari hasil tambang yang dijual ke pihak ketiga yaitu PT Bumi Petangis senilai Rp18,43 miliar.
Kenaikan pendapatan tersebut juga diiringi oleh kenaikan sejumlah beban seperti beban pokok pendapatan yang naik 1.101,5 persen menjadi Rp 17,53 miliar dan beban usaha yang naik menjadi Rp396,63 juta. Dengan begitu, perseroan berhasil meraih laba di semester pertama tahun 2021 sebesar Rp507,86 juta, berbalik dari periode sama di tahun 2020 yang merugi mencapai Rp267,89 juta.
Kinerja Keuangan AIMS dalam 5 Tahun Terakhir Justru Tercatat Negatif
Dapat dikatakan bahwa kinerja bisnis AIMS di 2021 mulai membaik karena berdasarkan catatan keuangan dalam 5 tahun terakhir, bisnis perseroan justru tampak negatif. Di mana, perseroan sempat tidak mencatatkan pendapatan sama sekali selama 2 tahun berturut-turut dan kerugian yang diderita sejak tahun 2015.
Adapun data ikhtisar keuangan yang diambil berdasarkan informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut (dalam miliar rupiah):
Laporan Laba Rugi | 2020 | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 |
Pendapatan bersih | 4.718 | – | – | 2.617 | 464 |
Laba kotor | 231 | – | – | 140 | 54 |
Rugi tahun berjalan | -863 | -697 | -637 | 1.613 | -3.478 |
Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui pendapatan AIMS sempat tidak tercatat selama dua tahun berturut-turut di 2018 dan 2019. Sementara dari sisi laba juga belum bisa dicatatkan oleh perseroan. Di mana, kerugian terjadi sejak tahun 2016 yang disebabkan oleh penurunan pendapatan karena tambang batu bara tidak beroperasi.
Lalu, di tahun 2017, kerugian berhasil ditekan oleh AIMS karena pendapatan yang meningkat. Kerugian sendiri masih tercatat seiring dengan sejumlah beban yang ikut meningkat sehingga harus membalik raihan laba menjadi rugi. Sementara untuk tahun 2018 dan 2019, kerugian terjadi karena perseroan sama sekali tidak mencatatkan pendapatan di dua tahun tersebut.
Untungnya, perseroan kembali mencatatkan pendapatan di tahun 2020 dengan peningkatan cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, walaupun AIMS sendiri masih menderita kerugian di tahun tersebut. Walaupun begitu, setidaknya saham AIMS bisa kembali diperdagangkan setelah dua tahun disuspensi oleh BEI dan masuk ke daftar delisting karena laporan keuangan yang tidak mencatatkan pendapatan.
Jika dilihat berdasarkan rasio keuangannya, bisnis AIMS memang sedang dalam kondisi yang tidak sehat. Adapun data yang diambil berdasarkan ikhtisar keuangan untuk tahun buku 2020 melalui informasi finansial perseroan dapat dilihat seperti berikut:
Rasio | 2020 |
ROA | -0,9% |
ROE | -1,9% |
NPM | -18,3% |
CR | 86,8% |
DER | 6,3% |
Melihat Prospek Bisnis AIMS yang Mulai Catatkan Laba di Tahun Ini, Apakah Sahamnya Layak Dikoleksi?
Memasuki tahun 2021, PT Akbar Indo Makmur Stimec dengan kode saham AIMS ini memang sudah menargetkan raihan laba dari sebelumnya yang terus mencatatkan kerugian.
Apalagi setelah saham AIMS kembali diperdagangkan di bursa saham setelah mengalami suspensi selama dua tahun dan kembali mencatatkan pendapatan di tahun 2020, setelah sebelumnya di tahun 2018 dan 2019 AIMS tidak mampu membukukan pendapatan sama sekali.
Untuk tahun 2021, perseroan memproyeksikan pendapatan mencapai Rp36,7 miliar dengan laba senilai Rp630 juta. Realisasi dan raihan tersebut juga diperkirakan semakin melesat di tahun 2022 mendatang dengan masing-masing pendapatan mencapai Rp55,05 miliar dan laba Rp6,19 miliar.
Target di tahun 2021 tersebut tampaknya akan dicapai karena di kuartal pertama sendiri perseroan sudah berhasil membukukan pendapatan hingga Rp18,43 miliar, berkat kontrak kerja dengan PT Bumi Petangis.
Sementara itu, perseroan juga berencana menyelesaikan pengurusan dari izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus atau IUP-OPK pada pengangkutan dan penjualan batu bara serta Eksportir Terdaftar demi melancarkan kinerja di tahun 2021. Apalagi dengan adanya ET, maka perseroan dapat memasok pasar luar, mengingat AIMS sendiri sudah memiliki kontak dengan beberapa negara seperti India, Vietnam, dan Arab Saudi.
Selain itu, rencana ekspansi pelabuhan juga akan dilakukan oleh AIMS melalui kerja sama pelabuhan dan pengelolaan aset tambang bersama PT Nuansa Sakti Kencana. Di mana, NSK adalah perusahaan pemegang izin dari pelabuhan terminal khusus dan terminal umum di Kalimantan Timur.
Fasilitas yang ada di perusahaan ini meliputi conveyor yang terpasang dengan kapasitas 1.200 ton per jam dan peralatan penghancur dan penyaringan dengan kapasitas 800 ton per jam.
Dengan begitu, emiten batu bara berkode saham ini merencanakan anggaran belanja modal atau capex tahun ini sebesar Rp100 miliar. Oleh karena itu, prospek bisnis AIMS tampak menjanjikan seiring dengan kinerja bisnisnya yang terus meningkat.
Disclaimer: Investasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.