Investasi, Investor Saham Pemula

Pengertian, Contoh, dan Penggunaan Capex

Ajaib.co.id – Sebagai investor pasar modal mau tidak mau ikut belajar memahami bagaimana sebuah bisnis bekerja. Dalam berbisnis tentu ada modal yang dikeluarkan oleh perusahaan. Salah satu pengeluaran yang dicatat adalah Capital Expenditure (Capex).

Memahami apa itu capital expenditure akan memberikan pandangan kepada kita tentang seberapa pesat ekspansi yang dilakukan emiten. Jual-beli aset tetap berupa capex akan menginformasikan kepada kita seberapa sehat keuangan emiten yang sahamnya kita koleksi.

Pengertian Capex

Capital expenditure (Capex) atau belanja modal adalah pengeluaran yang dialokasikan perusahaan untuk membeli, merawat, mengganti atau memperbaiki aset tetap berwujud maupun non wujud yang digunakan untuk operasional bisnis yang masa pakainya lebih dari satu tahun.

Aset yang dianggap sebagai capital expenditure adalah yang menunjang keberlangsungan operasional untuk meningkatkan pendapatan dan profit. Anggaran capex biasanya berasal dari keuntungan operasional namun beberapa perusahaan membeli aset tetap dengan dana yang diperoleh dari pinjaman.

Dengan kata lain capital expenditure adalah belanja aset tetap untuk meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencetak laba. Karena aset hasil belanja modal akan menjadi pendukung operasional bisnis, maka capex dicatat dalam arus kas investasi.

Contoh Capex

Sederhananya capital expenditure adalah uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan jangka panjang. Capex bisa berupa aset berwujud dan aset tak berwujud. Aset berwujud misalnya kendaraan, gedung dan bangunan, tanah, peralatan mesin, furnitur, komputer, dll. Dan aset tak berwujud misalnya hak paten, merek dagang, hak cipta, kekayaan intelektual dan lisensi. Kedua macam capex tersebut termasuk aset dapat bisa dijual ketika dibutuhkan oleh perusahaan.

Perlu kamu ketahui bahwa capital expenditure tidak termasuk pengeluaran sehari-hari seperti bahan bakar, sewa gedung, upah karyawan dan lain-lain.

Misalnya ada sebuah bisnis jasa fotokopi melakukan penambahan pembelian mesin fotokopi maka pembelian tersebut dicatat sebagai capex. Namun biaya yang keluar untuk kertas, tinta dan upah pekerja bukanlah capex.

Jika ternyata bisnis tersebut memutuskan untuk melakukan sewa mesin fotokopi, sewa tidak dikategorikan sebagai capex. Intinya belanja modal dikeluarkan untuk menambah total aset yang perusahaan miliki. Dalam sewa tidak ada kepemilikan di dalamnya namun hanya ada hak guna. Maka biaya yang keluar untuk sewa bukanlah capex.

Mesin fotokopi yang dibeli nantinya akan dicatat sebagai aset tetap dalam balance sheet. Sedangkan kertas dan tinta fotokopi akan dicatat sebagai pengeluaran dalam laporan laba dan rugi. Pajak yang dikenakan pada kedua macam pengeluaran itu pun berbeda.

Perusahaan di industri yang berbeda membutuhkan capital expenditure yang berbeda juga. Perusahaan-perusahaan seperti perkapalan, minyak dan gas, akan membutuhkan capex yang lebih besar daripada industri barang konsumen seperti perusahaan makanan dan rokok. 

Penggunaan Capex

Penggunaan belanja modal/capex menurut Saphiro (2005) adalah sebagai berikut.

Untuk Mengganti Peralatan Usang

Capital expenditure dapat dianggarkan untuk mengganti aset lama yang masa pakainya sudah habis alias usang. Misalnya perusahaan A yang bergerak di bidang IT memutuskan untuk membeli komputer untuk mengganti yang lama yang sudah rusak.

Untuk Ekspansi yang Didukung Pertumbuhan Penjualan Produk yang Sudah Ada

Belanja modal juga dikeluarkan untuk memproduksi lebih banyak lagi untuk memenuhi permintaan pasar yang tak terladeni. Ekspansi jumlah pasokan produk yang sudah ada tentu membutuhkan lebih banyak mesin.

Untuk Ekspansi Produk Baru

Capital expenditure juga dapat dikeluarkan untuk membeli mesin peralatan tertentu karena adanya kebutuhan baru setelah perusahaan memutuskan untuk memasarkan produk baru. Misalnya perusahaan beras memutuskan untuk berbisnis minyak sawit juga. Dalam membangun pabrik sawit, maka seluruh biaya yang diperlukan untuk membangun pabrik tersebut dinilai sebagai capex.

Untuk Memenuhi Ketentuan Hukum yang Berlaku

Capital expenditure jenis ini dikeluarkan untuk menyesuaikan dengan hukum yang berlaku. Misalnya ketika ada regulasi tentang kepatuhan ramah lingkungan maka perusahaan tekstil mesti memasang filter dan mengolah limbah sebelum membuangnya ke sungai.

Serba-serbi Capex dalam Laporan Keuangan

Biaya yang dikeluarkan untuk capital expenditure atau belanja modal akan dicatat dalam arus kas investasi. Capex yang sudah dibeli akan masuk aset tetap dan bisa kamu temukan di bagian neraca.

Capex akan mengandung depresiasi atau amortisasi. Keduanya adalah hal yang sama, mengandung arti menyusut secara nilai. Depresiasi adalah istilah penyusutan untuk aset berwujud sedangkan amortisasi adalah istilah penyusutan untuk aset tak berwujud.

Misalnya di tahun 2019 perusahaan ABCD yang bergerak di bidang shipping memiliki 300 kapal angkut. Kapal-kapal ini ternyata diperkirakan memiliki masa pakai selama 10 tahun. Oleh karena itu di tahun 2020 secara akuntansi kapal-kapal ini nilainya menyusut 10 persennya. Nyatanya perusahaan tidak benar-benar mengalami kerugian.

Setelah mendapat laporan akan penyusutan maka perusahaan akan menganggarkan dana sejumlah nilai yang susut untuk dibelanjakan sebagai capex ketika masa pakainya habis. Kamu tidak perlu khawatir bahwa kamu perlu hitung itu semua karena kamu cukup membacanya saja di laporan keuangan yang tersaji untuk samu unduh.

Keputusan belanja modal akan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Penjualan aset tetap yang digunakan untuk operasional, misalnya penjualan mesin pintal ada perusahaan tekstil bisa berarti masalah. Jika aset tetap yang berperan sebagai aset usaha dijual maka kemungkinan besar keuangan perusahaan sedang sangat sulit sehingga aset tetapnya harus dilikuidasi.

Sebaliknya ketika emiten melakukan pembelanjaan modal besar-besaran itu bisa menjadi sinyal bagi kita bahwa bisnis yang sedang dijalani emiten sedang berkembang pesat.

Kamu bisa temukan informasi capex di bagian arus kas investasi. Arus kas investasi berisi semua kas yang keluar-masuk berhubungan dengan investasi misalnya hasil investasi joint venture atau belanja modal. Jika arus kas investasi bernilai negatif maka itu adalah hal yang bagus karena emiten melakukan belanja modal alias keluar dana untuk capex.

Artikel Terkait