Analisis Saham

Review Fundamental dan Teknikal Saham RSGK

Sumber: RS Grha Kedoya

Ajaib.co.idRumah sakit merupakan salah satu infrastruktur esensial pada suatu wilayah. Adanya rumah sakit, mengindikasikan bahwa pelayanan kesehatan wilayah tersebut dapat terjamin dengan sangat baik.

Hal ini dikarenakan rumah sakit sebagai infrastruktur kesehatan memiliki cakupan fasilitas kesehatan yang lebih luas dibandingkan klinik atau Puskesmas.

Rumah sakit memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap, oleh karena itu, tidak ayal rumah sakit menjadi rujukan akhir bagi pasien yang memiliki kondisi yang tidak dapat diobati oleh klinik.

Perusahaan yang akan penulis bahas kali ini merupakan perusahaan yang mengelola dua Rumah Sakit yang berada di wilayah JABODETABEK, yaitu PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK).

Profil Singkat Emiten

Perseroan yang memiliki nama PT Kedoya Adyaraya Tbk ini memiliki kode emiten RSGK. Perseroan sendiri sudah berdiri sejak tahun 1990. Perseroan mendirikan Rumah Sakit pertamanya yaitu Rumah Sakit Grha Kedoya pada tahun 2009, kemudian perseroan juga mengakuisisi Rumah Sakit MM2100 pada tahun 2018.

Kedua rumah sakit ini memiliki fasilitas berupa Unit Gawat Darurat atau UGD, Rawat Inap, Kateterisasi, endoskopi, hemodialisa, Central Sterile Supply Department (CSSD), hiperbarik, kamar bedah, dan poliklinik spesialis 

Saat sebelum melaksanakan proses penawaran umum saham perdana, komposisi kepemilikan saham perseroan terdiri atas PT Medikatama Sejahtera (50,00%), PT Bestama Medikacenter Investama (27,50%), dan PT United Gramedo (22,50%)

Detail Rencana IPO RSGK

Perseroan melakukan penawaran saham perdana melalui mekanisme e-IPO. Perseroan menawarkan 185.940.000 saham atas nama dengan nominal Rp200 setiap lembar saham, atau sama dengan 20,00% dari total modal yang ditempatkan setelah proses penawaran umum perdana saham kepada masyarakat dengan harga penawarannya sebesar Rp1.500.

Prakiraan struktur pemegang saham RSGK pasca-IPO akan menjadi PT Medikatama Sejahtera (40,00%), PT Bestama Medikacenter Investama (22,00%), PT United Gramedo (18,00%), dan Masyarakat (20,00%)

Penjamin pelaksana emisi efek RSGK adalah PT Buana Capital Sekuritas.

Jadwal Penawaran Saham

Jadwal penawaran saham berdasarkan prospektus adalah sebagai berikut:

  • Tanggal Efektif: 31 Agustus 2021
  • Masa Penawaran Umum: 2 September – 6 September 2021
  • Tanggal Penjatahan: 6 September 2021
  • Tanggal Distribusi Saham: 7 September 2021
  • Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 8 September 2021

Rencana Penggunaan Dana IPO

Berdasarkan prospektus perseroan, Sekitar 14% akan digunakan untuk pengembangan RS Grha Kedoya dengan detail, 49% digunakan untuk penambahan fasilitas berupa bangunan BPJS yang akan dilaksanakan pada tahun 2023, 13% untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi terkini yang akan dilakukan pada tahun 2020, serta sisa dari 49% tadi akan digunakan untuk modal kerja.

Selanjutnya, 45% dari dana IPO akan digunakan untuk pinjaman kepada PT Sinar Medika Sejahtera dengan detail sekitar 81% akan digunakan untuk pembayaran utang SMS kepada PT Bank Permata Tbk pada tahun 2021.

Kemudian 3% akan digunakan untuk pengembangan sistem Teknologi Informasi pada RS Grha MM2100, 11% digunakan untuk modal kerja, dan sisanya digunakan untuk pinjaman sebagai modal kerja PT Sinar Medika Farma. Lalu sisa Dana IPO akan dijadikan pinjaman kepada PT Sinar Medika Sutera.

Kinerja Laporan Keuangan RSGK

Prospektus RSGK menunjukkan kinerja positif pada tahun kinerja 2019, 2020, dan Kuartal II-2021. Perseroan sempat membukukan penurunan laba neto hingga 33,54% pada tahun 2020 dibandingkan dengan kinerja tahun 2019 secara Year on Year (YoY),

Namun, laba neto meningkat hingga 700% pada Kuartal I-2021, hal ini disebabkan oleh peningkatan laba operasional, peningkatan pendapatan keuangan akibat penempatan deposito dan investasi, serta penurunan beban keuangan.

Rasio-rasio Keuangan RSGK

Berikut ini merupakan ringkasan rasio keuangan RSGK selama tiga tahun terakhir dan Kuartal I-2021:

Data di atas menunjukkan bahwa RSGK secara fundamental menunjukan pertumbuhan yang cukup baik. Dari rasio profitabilitas, perputaran aktivitas, dan likuiditas terlihat terdapat penurunan pertumbuhan.

Namun dari rasio solvabilitas, terlihat juga penurunan pada Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset ratio (DAR) hal ini menunjukan RSGK mampu dengan sangat baik menurunkan beban utangnya.

Kebijakan Dividen RSGK

Prospektus RSGK menuturkan bahwa pemegang saham yang tercatat dalam rekening efek berhak atas pembagian dividen, namun skemanya tidak dipaparkan dalam prospektus secara lebih lanjut.

Prospek Bisnis RSGK

Pandemi COVID-19 mengingatkan warga dunia akan satu hal, yaitu pentingnya kehadiran sebuah fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas memadai. Menurut data yang dirilis oleh PWC pada tahun 2015, Indonesia merupakan Negara asal wisatawan medis dengan jumlah terbesar di dunia, yaitu sekitar 600,000 orang per tahun.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian masyarakat Indonesia sadar akan pentingnya kesehatan, namun belum menemukan fasilitas kesehatan yang memenuhi kebutuhan mereka pada dalam negeri.

Oleh karena itu, penggunaan dana IPO untuk kepentingan peningkatan fasilitas kesehatan dari perseroan diharapkan dapat menjaring lebih banyak lagi konsumen yang membutuhkan perawatan terbaik yang dapat diberikan oleh pihak pelayanan kesehatan.

Selain itu, berdasarkan laporan dari prospektus, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia (Usia 15 – 64 tahun) ada sebanyak 71% dari total populasi Indonesia, dan pertumbuhan populasi kelas menengah yang tinggi, di mana saat ini 1 dari 5 orang Indonesia masuk kedalam kategori kelas menengah.

Segmen ini dinilai memiliki kesadaran kesehatan yang tinggi, dan menginginkan fasilitas yang terbaik untuk kesehatannya. Kehadiran perseroan dan rencana pengembangan perseroan diharapkan mampu menjaring segmen tersebut.

Perseroan juga merencanakan melakukan ekspansi usaha melalui anak usaha yaitu SMAS, dengan berencana membangun satu rumah sakit khusus ibu dan anak di kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang. Rumah sakit ini menargetkan pasar kelas menengah ke atas dan menyerap pangsa wisatawan medis.

Tidak hanya itu, satu hari pasca IPO, emiten PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), yang merupakan anak usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) berencana akan mengakuisisi 66% saham dari RSGK. Hal ini menjadi katalis positif, karena SAME, pemilik dari OMNI Hospital Group ini terbilang mumpuni dalam bidangnya.

Beragam penghargaan telah mereka raih, seperti Global Healthcare Asia Awards 2019 dalam kategori Diagnostic Provider of The Year. Ini menandakan, jika akuisisi terjadi, kita dapat berekspektasi bahwa akan terjadi pertumbuhan kinerja dari manajemen RSGK.  

Kesimpulan

Berdasarkan laporan dari prospektus dan isu terkini, masa depan RSGK cukup potensial, manajemen sebelumnya mampu meningkatkan kinerja seperti pertumbuhan laba bersih hingga 700% pada Kuartal I-2021.

Selain itu, isu mengenai akuisisi oleh SAME akan berdampak positif terhadap manajemen RSGK. Secara analisis teknikal, belum banyak yang dapat diamati karena status perseroan yang baru melaksanakan IPO.

Per 28 Oktober 2021, RSGK ditutup pada harga Rp1.715, berdasarkan garis MA-5 maka support berada pada Rp1.700, dan resisten pada harga Rp1.800, namun dalam jangka pendek terbilang cukup potensial bagi RSGK untuk dapat menyentuh Rp1.800 terlihat dari indikator RSI Stochastic bahwa saham sudah masuk kedalam zona Overbought atau jenuh beli, sehingga lebih berisiko untuk beli di harga atas.

Investor dapat mencermati dan memulai membeli saham RSGK ketika harga saham telah menyentuh garis MA-5 nya atau di harga Rp1.700 agar risk penurunan nya lebih rendah.

DisclaimerInvestasi saham mengandung risiko dan seluruhnya menjadi tanggung jawab pribadi. Ajaib membuat informasi di atas melalui riset internal perusahaan, tidak dipengaruhi pihak manapun, dan bukan merupakan rekomendasi, ajakan, usulan ataupun paksaan untuk melakukan transaksi jual/beli Efek. Harga saham berfluktuasi secara real-time. Harap berinvestasi sesuai keputusan pribadi.

Artikel Terkait