Analisis Saham

Bedah Saham INDF & Kinerjanya di Tahun 2023, Layak Dibeli?

Ajaib.co.id – Siapa yang tidak kenal dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan kode saham INDF? Perusahaan ini terkenal dengan produk indomienya yang susah sukses hingga luar negeri. Nah, bagi kamu yang ingin memulai investasi di perusahaan ini, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Profil Singkat PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor consumer good. Berdiri pada 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Seiring perkembangan bisnis, melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan menawarkan saham ke publik pada 1994.

Sejalan dengan itu, nama perusahaan berubah menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan mendapatkan kode saham INDF. Kini perusahaan menjalankan empat fokus bisnis utama yakni distribusi, agribisnis, bogasari, dan produk konsumen bermerek.

Bahkan lini bisnis produk konsumen bermerek ini dijalani oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Baik INDF maupun ICBP merupakan perusahaan blue chip dan cukup bonafit.

Merujuk data RTI, sebanyak 50,07% saham INDF dimiliki oleh First Pasific Investment Limited dan sebanyak 49,93% saham lainnya dikantongi oleh publik. Saat ini INDF memiliki kapitalisasi pasar (market cap) sebesar 53,34 triliun dengan harga penutupan Rp 6.075 per tanggal 19 Februari. Harga saham itu turun sebesar 2,06% dari harga penawaran Rp 6.200 per saham.

Mari kita analisis lebih dalam isi INDF untuk dapat menilai seberapa menarik saham perusahaan ini.

Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir

Dari laporan keuangan INDF per 2022, menunjukkan kinerja keuangan yang cukup baik. Laba bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk, juga mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 63,37% secara tahunan sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2023, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk INDF tercatat sebesar Rp3,85 triliun. Nilai ini lebih tinggi dari perolehan laba bersih pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp2,36 triliun.

Kenaikan laba bersih perseroan terjadi sejalan dengan pertumbuhan penjualan yang tercatat sebesar 11,28%. Hingga akhir Maret 2023, INDF membukukan penjualan senilai Rp30,54 trliun, lebih tinggi dari sebelumnya Rp27,45 triliun.

Jika dilihat dari segmen usahanya, kontributor terbesar penjualan perusahaan berasal dari produk konsumen bermerek sebesar Rp18,54 triliun atau 55,60% dari total pendapatan kotor INDF. Kemudian, penjualan bogasari mencapai Rp8,81 triliun, agribisnis sebesar Rp4,02 triliun, dan distribusi sebesar Rp1,97 triliun. Di sisi lain, INDF juga mencatatkan nilai eliminasi sebesar Rp2,80 triliun.

Seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan pun ikut meningkat sebesar 14,40% menjadi Rp21,06 triliun dari Rp18,41 triliun. Namun, karena jumlah beban pokok penjualan masih terkendali, laba bruto perseroan masih meningkat meskipun tipis sebesar 4,92% menjadi Rp9,49 triliun dari Rp9,04 triliun.

Di sisi lain, beban penjualan dan distribusi INDF juga meningkat 6,03% menjadi Rp2,97 triliun dari sebelumnya tercatat Rp2,80 triliun. Adapun beban umum dan administrasi juga naik tipis 3,23% menjadi Rp1,22 triliun dari semula Rp1,18 triliun. Alhasil, laba usaha perseroan turun 4,51% menjadi Rp4,97 triliun dari Rp5,20 triliun.

Namun, sepanjang Q1 2023 ini, perseroan mencatatkan lonjakan penghasilan keuangan hingga 2.213,09% menjadi Rp2,27 triliun dari sebelumnya Rp98,14 miliar. Jika dilihat dari laporan keuangannya, lonjakan tersebut terjadi akibat perseroan mendapatkan laba bersih atas selisih nilai tukar mata uang asing dari aktivitas pendanaan sebesar Rp2,06 triliun dari sebelumnya tidak ada. Selain itu, penghasilan bunga meningkat menjadi Rp213,78 miliar dari sebelumnya Rp98,14 miliar.

Sementara itu, jumlah beban keuangan perseroan justru menyusut 25,56% menjadi Rp779,47 miliar dari sebelumnya tercatat Rp1,05 triliun. Hingga akhir Maret 2023, INDF juga mencatatkan bagian atas laba neto entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp50,32 miliar. Kondisi ini kontras dari periode yang sama tahun lalu di mana perseroan mencatatkan rugi pada pos tersebut senilai Rp22,93 miliar.

Dari sisi total aset, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini INDF membukukan kenaikan tipis 1,77% menjadi Rp183,63 triliun dari Rp180,43 triliun hingga akhir tahun 2022. Jumlah ini terdiri dari total set lancar sebesar Rp58,24 triliun dan total aset tidak lancar sebesar Rp125,39 triliun.

Kenaikan total aset perseroan terjadi seiring dengan peningkatan ekuitas sebesar 4,34% menjadi Rp97,68 triliun dari semula tercatat Rp93,62 triliun.

Sementara itu, total liabilitas menyusut 0,99% menjadi Rp85,95 triliun dari sebelumnya Rp86,81 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari total liabilitas jangka pendek senilai Rp31,46 triliun dan total liabilitas jangka panjang senilai Rp54,48 triliun.

Selain itu, kinerja laba INDF pun dapat tetap dijaga. Berikut ini laporan kinerja laba INDF (dalam jutaan rupiah):

Komponen LabaQ1 20232022202120202019
Penjualan Bersih110.830.27299.345.61881.731.46976.592.955
Beban Pokok Penjualan21.068.64877.102.47466.864.45754.979.42553.876.594
Laba Kotor33.727.79832.481.16126.752.04422.716.361
Laba Bersih6.359.0947.662.2546.455.6324.908.172
Aset183.631.344180.433.300179.271.840163.136.51696.198.559
Liabilitas85.946.34686.810.26292.285.331120.762.21858.420.611
Equitas97.684.99893.623.03886.986.50942.374.29837.777.948

INDF masih mampu membukukan laba di atas Rp6 triliun di tahun 2022. Selanjutnya mari kita bahas dulu rasio-rasio keuangan umum INDF. Berikut ini datanya:

Rasio202220202019
GPM30.7%32.03%29.38%
NPM5.74%8.04%7.25%
ROA3.52%2.92%2.92%
ROE11.8%6.28%6.28%

Dari rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi bisnis INDF masih dalam kondisi sehat. GPM dan NPM mengalami peningkatan yang memiliki arti perusahaan masih mampu meningkatkan laba seiring dengan meningkatnya penjualan.

Namun, ROA dan ROE mengalami penurunan karena terjadi penambahan aset dan ekuitas secara signifikan sedangkan penjualan tidak terlalu meningkat sepanjang 2020 ini. Pada tahun lalu, INDF lewat anak usahanya yakni Ocean 21 Holding Pte Ltd mendirikan tiga perusahaan pelayaran di Singapura.

Riwayat Kinerja

Kinerja unggul Indofood Sukses Makmur sudah relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/ CAGR) sejumlah komponen kinerja INDF periode 2015 hingga 2019:

KomponenCAGR 2019-2022CAGR 2015-2019
Penjualan Bersih9.57%3.60%
Laba Kotor30.7%5.60%
Laba Bersih9.02%9.70%
Aset3.52%0.90%

Tingkat pertumbuhan dalam lima tahun terakhir mencerminkan solidnya bisnis INDF ditambah kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi cukup membuktikan kuatnya strategi bisnis perusahaan ini.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

INDF termasuk emiten yang tiap tahun membagi dividennya. Hal tersebut memang benar. Pada 2023 ini, INDF juga memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp2,25 triliun. Dividen tersebut setara dengan Rp257 per saham.

Hal itu sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Indofood Sukses Makmur yang digelar pada Jumat, 23 Juni 2023.  Berikut adalah besaran pembayaran dividen INDF beberapa tahun terakhir:

Tanggal Ex-DividenDividenJenisImbal Hasil
2023257Tahunan3,50%
2022278Tahunan4,03%
2021278Tahunan4,29%
2020278Tahunan4,13%
2019171Final3,35%
201865Interim5,05%
2018237Tahunan3,41%
2017235Tahunan2,76%
2016168Tahunan2,30%
2015220Tahunan3,12%
2014142Tahunan2,01%
2013185Tahunan2,55%

INDF konsisten membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya tiap tahun. Pembayaran dividen rutin menjadi nilai tambah bagi suatu emiten, sebab tidak banyak emiten yang mampu secara konsisten terus membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini menjadikan saham INDF cocok untuk investor jangka panjang yang ingin menikmati pendapatan rutin dari dividen tiap tahun, tanpa perlu menjual kepemilikan sahamnya.

Prospek Bisnis INDF

Dilansir dari Investor.id, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) disebut sudah sangat atraktif untuk dikoleksi, seiring ekspektasi lonjakan tren pertumbuhan bisnis anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Bogasari Flour Mills.

Hal ini mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham INDF. Analis BRI Danareksa Sekuritas Natalia Sutanto juga mengatakan bahwa ada sejumlah faktor yang menjadikan valuasi saham INDF atraktif untuk dikoleksi. Pertama, kinerja keuangan INDF kuartal I-2023 tumbuh solid dengan kenaikan penjualan mencapai 11,3%. Pertumbuhan didukung segmen distribusi, penjualan tepung terigu, dan penjualan mie instant.

Menurut Natalia, Bahkan Indofood CBP dan segmen distribusi menunjukkan lonjakan margin keuntungan. Sedangkan Bogasari mencatatkan penurunan margin, seiring dengan penurunan harga bahan baku.

Selain didukung penguatan kinerja operasional, Natalia juga mengatakan bahwa lonjakan laba bersih perseroan kuartal I-2023 ditopang atas keuntungan nilai kurs sebanyak Rp 2 triliun. Hal ini berimbas terhadap lonjakan laba bersih perseroan sebanyak 63% menjadi Rp 3,85 triliun.

Faktor lainnya adalah segmen ICBP dan Bogasari diharapkan menjadi pendorong peningkatan pertumbuhan pendapatan perseroan tahun ini. Sedangkan segmen agribisnis diprediksi menghadapi tantangan penurunan harga jual produk. Dengan berbagai faktor tersebut diharapkan laba bersih perseroan bisa melesat 57% menjadi Rp 10 triliun tahun ini.

Selain itu, perseroan juga akan mendapatkan sentimen positif dari ekspektasi datangnya El Nino yang bisa memicu penurunan volume produksi, sehingga harga jual CPO merangkak naik. Meski demikian, kenaikan harga CPO bisa berpengaruh terhadap peningkatan biaya bahan baku ICBP.

BRI Danareksa Sekuritas menargetkan kenaikan laba bersih perseroan menjadi Rp 10 triliun tahun ini, dibandingkan raihan tahun lalu Rp 6,35 triliun. Pendapatan diprediksi meningkat dari Rp 110,83 triliun menjadi Rp 117,28 triliun.

Nah, bagi kamu yang tertarik memulai investasi saham INDF, kamu bisa coba memulai investasi saham di Ajaib! Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan mudah, kapan dan di mana saja dengan modal Rp100 ribu. Selain itu, kamu juga tidak perlu khawatir masalah keamanan dana, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu, Ajaib juga menghadirkan berbagai fitur menarik yang cocok digunakan untuk investor pemula maupun profesional. Semua fitur ini akan memberikan pengalaman investasi yang lebih baik, cepat, dan handal. Semua fitur ini dapat kamu simak di website Ajaib dan semua akun media sosial Ajaib Sekuritas.

Yuk, langsung coba fitur menarik dari Ajaib sekarang juga! Jangan lupa untuk membagikan pengalaman trading kamu bersama Ajaib di Social media dan tag @ajaib_investasi untuk mendapatkan hadiah.

Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai investasi kamu di Ajaib sekarang!

Artikel Terkait