Analisis Saham

Mencermati Kegurihan Saham INDF di Tengah Pandemi

Ajaib.co.id – Siapa yang tidak kenal dengan PT Indofood Sukses Makmur Tbk dengan kode saham INDF? Perusahaan ini terkenal dengan produk indomienya yang susah sukses hingga luar negeri. Nah, bagi kamu yang ingin memulai investasi di perusahaan ini, yuk simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Profil Singkat PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di sektor consumer good. Berdiri pada 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Seiring perkembangan bisnis, melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) perusahaan menawarkan saham ke publik pada 1994.

Sejalan dengan itu, nama perusahaan berubah menjadi PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan mendapatkan kode saham INDF. Kini perusahaan menjalankan empat fokus bisnis utama yakni distribusi, agribisnis, bogasari, dan produk konsumen bermerek.

Bahkan lini bisnis produk konsumen bermerek ini dijalani oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Baik INDF maupun ICBP merupakan perusahaan blue chip dan cukup bonafit.

Merujuk data RTI, sebanyak 50,07% saham INDF dimiliki oleh First Pasific Investment Limited dan sebanyak 49,93% saham lainnya dikantongi oleh publik. Saat ini INDF memiliki kapitalisasi pasar (market cap) sebesar 53,34 triliun dengan harga penutupan Rp 6.075 per tanggal 19 Februari. Harga saham itu turun sebesar 2,06% dari harga penawaran Rp 6.200 per saham.

Mari kita analisis lebih dalam isi INDF untuk dapat menilai seberapa menarik saham perusahaan ini.

Kinerja Keuangan dari Laporan Keuangan Terakhir

Dari laporan keuangan INDF per September 2020, menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Perusahaan seperti tidak terlalu terdampak oleh pandemi.

Perusahaan bahkan membukukan pertumbuhan aset yang maksimal hingga 66,42% YoY hingga kuartal ketiga 2020. Penjualan bersih perusahaan tumbuh tipis 1,61% YoY menjadi Rp 58,77 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2020.

Berdasarkan segmen, mayoritas lini bisnis INDF masih mencatatkan kinerja yang solid. Hanya segmen Bogasari yang mengalami penurunan 3,53% YoY.

Masih menjadi penopang, lini produk konsumen bermerek masih bertumbuh 3,85% YoY. Pada lini distribusi tumbuh 9,08 YoY dan segmen agribisnis tumbuh 2,95% YoY. Perusahaan mampu mengurangi beban pokok penjualan hingga 2,2% YoY.

Selain itu, kinerja laba INDF pun dapat tetap dijaga. Berikut ini laporan kinerja laba INDF (dalam miliar rupiah):

Komponen Laba Sept 2020 Sept 2019
Penjualan Bersih 58.775 57.845
Beban Pokok Penjualan 39.946 40.846
Laba Kotor 18.829 16.998
Laba Bersih 4.729 4.195
Aset 161.531 97.061

INDF masih mampu membukukan laba di atas Rp4,72 triliun, bahkan kali ini tumbuh hingga 12,73% YoY. Selanjutnya mari kita bahas dulu rasio-rasio keuangan umum INDF. Berikut ini datanya:

Rasio Sept 2020 Sept 2019
GPM 32.03% 29.38%
NPM 8.04% 7.25%
ROA 2.92% 2.92%
ROE 6.28% 6.28%

Dari rasio-rasio tersebut menunjukkan bahwa kondisi bisnis INDF masih dalam kondisi sehat. GPM dan NPM mengalami peningkatan yang memiliki arti perusahaan masih mampu meningkatkan laba seiring dengan meningkatnya penjualan.

Namun, ROA dan ROE mengalami penurunan karena terjadi penambahan aset dan ekuitas secara signifikan sedangkan penjualan tidak terlalu meningkat sepanjang 2020 ini. Pada tahun lalu, INDF lewat anak usahanya yakni Ocean 21 Holding Pte Ltd mendirikan tiga perusahaan pelayaran di Singapura.

Riwayat Kinerja

Kinerja unggul Indofood Sukses Makmur sudah relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir. Berikut ini rata-rata pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/ CAGR) sejumlah komponen kinerja INDF periode 2015 hingga 2019:

Komponen CAGR 2015-2019
Penjualan Bersih 3.60%
Laba Kotor 5.60%
Laba Bersih 9.70%
Aset 0.90%

Tingkat pertumbuhan dalam lima tahun terakhir mencerminkan solidnya bisnis INDF ditambah kemampuan perusahaan dalam bertahan selama pandemi cukup membuktikan kuatnya strategi bisnis perusahaan ini.

Track Record Pembagian Dividen untuk Pemegang Saham

INDF termasuk emiten yang tiap tahun membagi dividennya. Hal tersebut memang benar. Berikut adalah besaran pembayaran dividen INDF beberapa tahun terakhir:

Tahun Dividen per Saham Jumlah yang Dibayarkan (triliun)
2018 237 2.08
2019 171 1.5
2020 278 2.44

INDF konsisten membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya tiap tahun. Pembayaran dividen rutin menjadi nilai tambah bagi suatu emiten, sebab tidak banyak emiten yang mampu secara konsisten terus membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya. Hal ini menjadikan saham INDF cocok untuk investor jangka panjang yang ingin menikmati pendapatan rutin dari dividen tiap tahun, tanpa perlu menjual kepemilikan sahamnya.

Prospek Bisnis INDF

PT Indofood Sukses Makmur Tbk yang bergerak pada sektor konsumsi masih akan menghadapi tantangan lemahnya daya beli masyarakat saat pandemi. Bank Indonesia telah merilis Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) melemah pada Januari 2021 turun menjadi 84,9 dibanding bulan Desember 2020 yang sebesar 96,5.

Hal ini menunjukkan ekspektasi konsumen menurun terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan yang mencakup ekspansi kegiatan usaha, ketersediaan lapangan kerja, dan penghasilan. Kendati demikian, INDF telah melakukan banyak aksi korporasi di 2020 lalu.

Misalnya, Indofood Sukses Makmur melalui entitas anak usahanya yakni Ocean 21 Holding Pte Ltd mendirikan tiga usaha berdasarkan hukum negara Singapura. Nama tiga perusahaan tersebut ialah Ocean Gold Pte Ltd, Ocean Jade Pte Ltd, dan Ocean Perkasa Pte Ltd. Semuanya bergerak dalam bidang usaha pelayaran.

Selain itu, ICBP sebagai anak usaha INDF juga telah mengantongi izin untuk mengakuisisi Pinehill Limited. Perusahaan itu merupakan distributor produk andalan ICBP di Timur Tengah dan Afrika.

Bila ekspansi ini membuahkan hasil, maka kinerja INDF akan terus meningkat di masa mendatang. Belum lagi, sebagai produsen barang konsumsi, produk INDF masih akan terus diburu oleh masyarakat dalam kondisi apapun.

Saham INDF Terus Menurun, Saatnya Beli?

Harga saham INDF milik PT Indofood Sukses Makmur Tbk mengalami tren melemah sejak September 2021. Namun, Indofood diprediksi memiliki prospek kinerja yang bagus untuk jangka panjang. Apakah sudah saatnya membeli saham INDF? 

Harga saham INDF pada perdagangan Senin 20 September 2021 ditutup Rp6.150, dan pada perdagangan Jumat, 21 Januari 2022, saham ini ditutup di level Rp6.475.

Padahal, sejauh ini kinerja Indofood cukup baik. Sepanjang semester I-2021, INDF berhasil catatkan pertumbuhan laba bersih 20,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,43 triliun. Sementara itu, pendapatan INDF juga tumbuh 20,1% yoy menjadi Rp 47,29 triliun.

Tren pertumbuhan penjualan mie instan dan kenaikan harga crude palm oil (CPO) menyokong pertumbuhan kinerja PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Beberapa analis pun memprediksi pertumbuhan kinerja saham INDF akan berlanjut hingga akhir tahun 2021.

Michael Wilson Setjoadi, analis RHB Sekuritas Indonesia mengatakan, bisnis yang berkontribusi besar menyokong pertumbuhan kinerja INDF adalah konsolidasi PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) setelah mengakuisisi Pinehill. Penjualan mi instan juga tidak menurun di tengah ekonomi yang tertekan karena pandemi.

Selain itu, pertumbuhankinerja INDF juga disokong oleh bisnis agribisnis. Michael mencatat margin EBITDA dari bisnis agribisnis tetap tumbuh meski volume penjualan menurun tetapi masih di sokong dari tren kenaikan harga CPO. Di mana, harga CPO kontrak Desember 2021 di Malaysia Derivatives Exchange naik 46% secara year to date (ytd).

Sementara itu, tren kenaikan harga komoditas juga mengangkat harga gandum yang menjadi bahan baku Bogasari. Putu Chantika Putri D. Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia mencatat, segmen Bogasari telah membukukan kinerja negatif secara tahunan di tengah rata-rata harga jual yang naik. Meski begitu, margin EBIT tetap tumbuh 190 basis poin menjadi 5,6%. Putu Chantika juga telah memperkirakan bisnis tepung masih akan menghadapi persaingan yang ketat.

Sementara, secara keseluruhan COGS INDF naik 10,7% yoy ke Rp 15,3 triliun karena tingginya harga bahan baku dan biaya pengemasan.

Meski begitu, Michael menilai, keunggulan kinerja penjualan mi instan dan kenaikan harga CPO sudah cukup baik untuk mendukung pertumbuhan kinerja INDF ke depan. Kedua analis ini, baik Michael dan Putu juga optimis, kinerja INDF di sepanjang tahun 2021 akan lanjut menguat. Sentimen positif yang mendukung masih sama berasal dari pertumbuhan penjualan mi instan dan segmen agribisnis.

Oleh karena itu, Putu tetap mempertahankan rekomendasi untuk beli saham INDF dengan target harga di Rp8.000. Ia, memproyeksikan pertumbuhan pendapatan INDF di akhir tahun 2021 lalu bisa sebesar 12,8% ke Rp 92,15 triliun. Sementara, laba bersih diproyeksikan tumbuh 7,6% menjadi Rp 6,92 triliun. Bukan hanya Putu, Michael juga merekomendasikan untuk beli saham INDF dan memasang target harga sebesar Rp 8.700 per saham.

Harga Saham

PER dan PBV INDF saat ini masih tergolong sangat wajar. Berdasarkan data RTI, PER dan PBV INDF per Jumat (19 Februari 2020) ada di level 10,66 kali dan 1,34 kali. Secara umum, level PER dan PBV ini memang tergolong sangat wajar.

Sebagai pembanding, saham UNVR PER dan PBV-nya ada di level 37,01 kali dan 53,70 kali. Sementara itu, PER dan PBV saham ICBP ada di level 18,98 kali dan 3,72 kali. Nah, pada 20 September 2021, harga saham INDF sebesar Rp6.150 per lembar saham.

Meskipun demikian, jika menilik kinerja keuangannya secara umum serta prospek bisnisnya yang masih menjanjikan sehingga saham INDF layak dipertimbangkan untuk dibeli.

Nah, bagi kamu yang tertarik memulai investasi saham INDF, kamu bisa coba memulai investasi saham di Ajaib! Di Ajaib, kamu bisa memulai investasi dengan mudah, kapan dan di mana saja dengan modal Rp100 ribu. Selain itu, kamu juga tidak perlu khawatir masalah keamanan dana, karena Ajaib telah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga, seluruh dana yang disimpan di dalamnya aman dan terjamin. Jadi tunggu apalagi? Yuk mulai investasi kamu di Ajaib sekarang!

Artikel Terkait