Analisis Saham

Prospek Saham CARS, Dealer Toyota yang Berharga Gocap

saham-cars

Ajaib.co.id – Gugatan PKPU atas PT Ahabe Niaga Selaras (AHS) di PN Semarang menjadi buah bibir investor, meskipun perusahaan itu sendiri tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pasalnya, AHS merupakan pengendali saham PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk (CARS) dan juga termasuk salah satu pemegang merek jamu ternama Nyonya Meneer.

Nyonya Meneer telah menyatakan bangkrut pada tahun 2017. Bagaimana dengan saham CARS? Apakah kasus yang menjerat pengendalinya bakal “menular” pada CARS? Mari kita tinjau bersama.

Profil Emiten CARS

PT Industri dan Perdagangan Bintraco Dharma Tbk adalah holding company yang terutama bergerak dalam bidang perdagangan otomotif, dealer resmi, dan layanan pembiayaan otomotif melalui anak perusahaan, dan konsultan manajemen. Perusahaan tercatat memiliki tujuh anak usaha langsung dan 14 anak usaha tidak langsung.

Berikut ini ketujuh anak usaha langsung di bawah Bintraco Dharma:

1.    PT Gema Adipradana Indah bergerak dalam bidang perdagangan.

2.    PT Andalan Finance Indonesia bergerak dalam bidang jasa pembiayaan otomotif.

3.    PT New Ratna Motor, operator penjualan mobil baru (dealer) Toyota “Nasmoco” yang cukup dominan di kawasan Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta.

4.    PT Bahtera Multi Niaga bergerak dalam bidang perdagangan dan retailer.

5.    PT Semarang Diamond Citra bergerak dalam bidang penyewaan bangunan.

6.    PT Meka Adipratama, distributor spare part dan penyedia jasa perbaikan kendaraan bermotor.

7.    PT Carsworld Digital Indonesia, perusahaan pengembang aplikasi penyedia kebutuhan otomotif all-in-one.

Bintraco Dharma melaksanakan penawaran perdana pada tanggal 10 April 2017 dengan kode saham CARS. Harga penawaran perdana sebesar Rp1.750 per lembar.

Harga saham CARS sempat jatuh setelah IPO, tetapi kemudian reli hingga menyentuh rekor tertinggi Rp286 pada Januari 2019. Lengser dari rekor tertinggi, CARS mundur bertahap dan terperosok ke level gocap saat memasuki masa pandemi virus Covid-19.

Harga saham CARS saat ini (8/12/2021) masih tidur pada Rp50 per lembar. Market cap CARS sebesar Rp750,00 miliar.

Komposisi pemegang saham CARS cukup unik. PT Ahabe Niaga Selaras yang menjadi pengendali perusahaan ternyata hanya memiliki 4,69% saham CARS, alias jauh di bawah ketentuan bursa untuk pemegang saham pengendali resmi.

Pemegang saham lainnya antara lain PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (17,85%), PT Merapi Agung (11,97%), BNYM S/A Weiser Asset Management Ltd (9,33%). Sisanya, lebih dari 50% saham CARS berada di tangan masyarakat.

Bagaimana Konsekuensi Gugatan PKPU AHS bagi Saham CARS?

Menyusul gugatan PKPU atas PT Ahabe Niaga Selaras, otoritas BEI menyematkan notasi khusus C pada saham CARS. Notasi C menandakan adanya kejadian perkara hukum terhadap perusahaan tercatat, anak perusahaan tercatat, dan/atau anggota direksi dan anggota dewan komisaris yang berdampak material. Namun, pihak manajemen CARS sendiri menampik asumsi tersebut.

Keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) bertanggal 18 Oktober 2021 mengungkapkan bahwa Manajemen CARS sudah menerima informasi tentang permohonan PKPU atas ANS. Manajemen membahasnya lebih lanjut dalam paparan publik virtual pada 25 Agustus 2021.

Investor Relations CARS, Yosef, mengklaim ANS sudah lebih dari sekali mendapat gugatan PKPU. Ia pun menegaskan bahwa CARS tidaklah mewakili ANS, sekalipun perusahaan tersebut memiliki saham CARS.

ANS menjadi pemegang saham pengendali melalui posisi jabatan di Manajemen CARS. Karenanya, tidak ada pengaruh signifikan gugatan PKPU tersebut secara langsung terhadap kelangsungan operasional dan kinerja CARS.

Bagaimana Kinerja Laporan Keuangan CARS Terakhir?

Laporan keuangan CARS per kuartal III/2021 menunjukkan jumlah rugi bersih yang semakin membengkak. Perusahaan juga memiliki beban utang yang sangat besar.

Berikut rangkuman kinerja laba dan komponen laporan keuangan utama lainnya sejak 2017 (dalam miliar rupiah):

 III/2021IV/2020IV/2019IV/2018IV/2017
Total Aset4.663,555.687,177.771,399.149,128.216,93
Total Liabilitas4.130,864.759,585.967,507.257,806.519,05
Total Ekuitas285,50665,991.534,591.626,801.458,80
Penjualan dan Pendapatan Usaha3.587,444.153,287.459,218.267,727.202,32
Beban Pokok-3.474,79-4.412,60-6.735,35-7.038,40-6.101,73
Laba Bruto112,65-259,32723,871.229,321.100,58
Laba/Rugi yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk-384,07-991,79-83,52237,61201,82

Tabel di atas mengungkap fakta bahwa kinerja keuangan Bintraco Dharma sudah memburuk sejak tahun 2019. Beban pokok penjualan tiap tahun sangat besar, sehingga menggerogoti hasil penjualan dan pendapatan usaha.

Perusahaan berupaya menekan liabilitas, tetapi ekuitas justru ikut merosot. Total aset CARS tercatat merosot beruntun selama tiga tahun terakhir (2018-2020).   

Rasio-rasio keuangan CARS saat ini cukup suram. ROE dan ROA masing-masing -179,36% dan -10,99%. Marjin laba (NPM) sebesar -10,71%.

Singkatnya, profitabilitas perusahaan sangat buruk. Di sisi lain, rasio utang (DER) tergolong super tinggi pada 1446,87%.

Bagaimana Prospek Saham CARS ke Depan?

Berdasarkan uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa saham CARS terbelit oleh banyak sekali masalah. Lebih dari sekadar gugatan hukum yang menimpa pengendalinya. Perusahaan ini punya profitabilitas yang buruk, karena terus beroperasi dengan beban pokok yang mahal dan beban utang yang besar.

Sektor otomotif memang cukup terdampak oleh pandemi Covid-19. Bisnis bengkel dan penjualan motor cenderung lesu karena pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan antarwilayah. Namun, kejanggalan kinerja CARS telah berlangsung selama bertahun-tahun tanpa adanya tanda-tanda perbaikan hingga saat ini.

Prospek saham CARS ke depan akan sukar membaik selama operasional perusahaan masih “begini-begini saja”. Walaupun pendapatan dan laba kelak mungkin meningkat seiring dengan pemulihan iklim bisnis pasca-pandemi, perusahaan akan tetap rentan dalam menghadapi krisis sewaktu-waktu.

Patut untuk diperhatikan pula bahwa pengendali perusahaan Bintraco Dharma (PT Ahabe Niaga Selaras) bukanlah pemegang saham terbesarnya. Lebih dari 50% saham CARS justru tersebar di tangan ritel, dan lebih dari 17% dimiliki oleh perusahaan sekuritas ternama.

Hal ini membuat saham CARS rawan jadi ajang “goreng-menggoreng” bandar di kemudian hari.

Apabila kamu tertarik untuk berinvestasi pada saham otomotif, ada banyak perusahaan lain yang lebih menarik dan berpeluang untuk turn around pasca-pandemi.

Beberapa saham otomotif yang prospektif antara lain PT Astra International Tbk (ASII), PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).

Artikel Terkait