Saham

IMAS saham yang Gigih Memperjuangkan Kembali Masa Emasnya

imas saham

Ajaib.co.id – Nilai IMAS saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk sedang merosot di Bursa Efek Indonesia. Lalu bagaimana mereka memperjuangkan hal ini? Simak ulasan redaksi Ajaib berikut ini untuk mengetahui jawabannya.

Bagi kamu yang menyukai Suzuki, Audi, Hino, Kia Motors, Nissan, Renault, Volkswagen dan Volvo, pasti punya alasan masing-masing yang telah membuat kamu setia memuja kendaraan kamu. Pastinya kamu juga tahu bahwa kendaraan-kendaraan keren itu bisa berjodoh denganmu berkat jasa salah satu distributor legendaris yang sudah malang-melintang puluhan tahun sejak era Orde Baru dulu yaitu: PT Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Korporasi kawakan besutan Om Liem ini telah menempuh berbagai strategi bisnis sepanjang usianya, demi memaksimalkan pertumbuhan perusahaan, dan currency IMAS saham terbitan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk ini, bagi para investornya setianya.

IMAS Saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk

Sebelumnya bernama Indomulti Inti Industri Tbk, emiten penerbit saham IMAS yang berubah nama menjadi Indomobil Sukses Internasional Tbk didirikan tanggal 20 Maret 1987 dengan nama PT Cindramata Karya Persada, dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1990 dengan berkantor di Wisma Indomobil Lt. 6, Jl. MT. Haryono Kav. 8, Jakarta.

Gallant Venture Ltd. Sebagai induk usaha (71,49%) dan PT Tritunggal Intipermata (18,17%) adalah investor pemegang saham yang memiliki > 5% IMAS saham Indomobil Sukses Internasional Tbk. Anggaran Dasar Perusahaan menetapkan bahwa ruang lingkup kinerja IMAS adalah melakukan penyertaan saham dalam korporasi atau kegiatan yang terkait dengan industri otomotif, seperti: pemegang lisensi brand, distributor penjualan kendaraan, layanan purna jual, jasa pembiayaan kendaraan bermotor, distributor suku cadang dengan merek “lndoParts”, perakitan kendaraan bermotor, produsen komponen otomotif, jasa persewaan kendaraan, serta usaha pendukung lainnya.

Jenis produk yang dipasarkan meliputi: kendaraan bermotor roda 2, kendaraan bermotor roda 4, bus, truk, dan alat berat dengan brand-brand legendaris dunia: Audi, Datsun, Foton, Hino, lnfiniti, Kalmar, Manitou, Nissan, Renault, Renault Trucks, Saonon, SDLG, Suzuki, Volkswagen, Volvo, Volvo Construction Equipment, Volvo Trucks dan Zoomlion. Salah satu anak usahanya juga ada yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten penerbit saham IMJS, yaitu Indomobil Multi Jasa Tbk.

IMAS dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Nopember 1993, dan melakukan Initial Public Offering saham IMAS kepada masyarakat sebanyak 6.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham pada tahun 1993,  dengan harga penawaran Rp3.800,- per saham.

Situasi IMAS Saham di Tengah Ujian

Setelah puluhan tahun berhasil menjadi salah satu saham lapis ke-1, IMAS saham terbitan PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. ini mengalami pelemahan nilai ekstrim pada penutupan sesi I perdagangan di BEI pada akhir Februari 2020, yaitu merosot hingga ke level Rp670, dari harga pembukaan pagi harinya di level Rp680 per saham. Nilai ini menunjukkan berlanjutnya tren penurunan yang tercermin dari data harga pembukaan di level Rp1.280 dan ditutup pada level 1.205 pada 20 Desember 2019, kemudian sebelumnya masih mampu bertahan di Rp1610 per lembar pada akhir September 2019. Cukup memprihatinkan jika dibandingkan dengan masa keemasannya di 2012 lalu yang bertengger tinggi di level Rp3000-4000an per lembar saham. Kenapa ya?

Analisa Pelemahan Performa IMAS

William Hartanto, Analis Panin Sekuritas menilai bahwa, anjloknya saham-saham ini kemungkinan besar adalah akibat penyebaran (distribusi) secara besar-besaran, faktor pelemahan fundamental emiten, nilai wajar (fair value) yang terlanjur terlampau tinggi, aksi korporasi perusahaan yang dianggap tidak populer, proyeksi kinerja perusahaan di masa depan yang tidak menarik, kebijakan Pemerintah, fluktuasi kurs Rupiah terhadap valuta asing, kondisi makroekonomi, rumor dan sentimen pasar, manipulasi pasar dan faktor kepanikan.

Yang mana ya kira-kira?

Makna Aksi Korporasi Nyleneh bagi IMAS

Pada tanggal 3 Februari 2020 lalu, PT Tritunggal Intipratama (TIP) sebagai investor pemegang saham mayoritas (18,17%) menyampaikan keterbukaan informasi, bahwa telah melakukan transaksi jual sebanyak 142.989.000 saham IMAS, dengan harga penjualan Rp995 per saham, sehingga persentase kepemilikannya tinggal 13%. Aksi jual itu dinyatakan bertujuan divestasi, demi mendapatkan dana cair. Untuk beli apa dana cairnya ya?

Nylenéhnya, keesokan harinya yaitu tanggal 4 Februari 2020, PT Tritunggal Intipratama (TIP) kembali menggelontorkan dana cairnya tersebut dalam jumlah yang persis sama untuk membeli kembali sejumlah persis kepemilikan IMAS saham sebanyak 142.989.000 lembar dengan harga Rp995 per lembar! Kali ini aksi transaksi beli tersebut dinyatakan dalam keterbukaan informasi perseroan Bursa Efek Indonesia, sebagai bertujuan investasi, sehingga akhirnya persentase kepemilikannya kembali lagi persis seperti sebelumnya, yaitu 18,17%!

Galau, berubah pikiran, atau create buzz sih? Yang pasti, niatnya pasti baik, yaitu demi mendongkrak kembali keperkasaan IMAS, agar kembali mengucurkan cuan bagi para investornya.

Kisah Batubara IMAS dan PT Tritunggal Intipratama

Ternyata sebagai anak perusahaan dan pemegang mayoritas saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT Tritunggal Inti Permata yang didirikan pada 14 Desember 1994 dan beroperasi di sektor Kendaraan Bermotor, Suku Cadang Kendaraan Bermotor dan Perlengkapan Pedagang industry ini mencoba mambawa IMAS masuk bisnis konraktor pertambangan batubara sejak Juni-Juli 2019 lalu. Bersama anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk yang lain, yaitu PT Wahana Inti Selaras, PT Tritunggal Inti Permata mengambil alih 97,5% saham PT Prima Sarana Gemilang, yang merupakan perusahaan kontraktor batubara, dengan menandatangi perjanjian jual beli sebanyak 292.500 lembar saham seharga Rp295 miliar.

Melalui kinerja anak-anak perusahaannya, selama ini IMAS memiliki cabang bisnis alat berat yang kontribusinya signifikan yaitu senilaiRp 2,55 triliun (=54,26% dari seluruh penjualan kuartal I 2020 Rp4,70 triliun). Di sisi lain PT Sarana Gemilang merupakan perusahaan kontraktor pertambangan batubara yang menjadi klien/konsumen potensial produk-produk divisi alat berat.

Tampaknya aksi korporasi merangkul PT Sarana Gemilang menjadi entitas anak usaha penerbit IMAS bertujuan mengamankan pangsa pasar alat berat (sektor penambangan batu bara) yang signifikan bagi cabang bisnis alat berat PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. Dengan demikian diharapakan nilai IMAS bisa kembali membaik.

Namun, strategi ini sebetulnya juga sangat berisiko, karena batubara merupakan komoditas yang harganya fluktuatif, tergantung pasokan dan kebutuhan batubara global. Wah, jangan-jangan kontrak pasokan baru baranya terserang wabah Covid 19 ya?

Terlepas dari apa penyebab kemerosotan IMAS yang sebenarnya, kalau kamu sebagai investor Milenial ditawari pilihan, mending investasi saham otomotif yang tajir karena menguasai tambang batubara, atau saham otomotif yang punya visi jauh ke depan untuk mulai beralih ke penggunaan energi terbarukan seperti listrik dan biodiesel demi mengurangi dampak climate change? Hayo? Apakah proyeksi kinerja perusahaan di masa depan juga akan mempengaruhi keperkasaan IMAS?

Ungkapkan saja jawaban kamu dengan langsung berinvestasi di saham-saham pilihan yang sesuai dengan keyakinanmu. Jangan lupa untuk meminimalkan risikonya dengan mengembangkan portofolio keren lain, seperti reksa dana di Ajaib. Yakni, APERD berintegritas yang memberikan fleksibilitas dengan minimum investasi cuma Rp10.000, aplikasi mudah, menu pilihan paket investasi variatif, dan menyandang status kelulusan dari program pembinaan inkubator startup terkemuka Y Combinator di Silicon Valley, serta pengawasan penuh Otoritas Jasa Keuangan. Ajaib tetap jadi pilihan cerdas untuk kalangan milenial!

Bacaan menarik lainnya:

Fahmi, I., & Hadi, Y. L. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung: Alfabeta.


Ajaib merupakan aplikasi investasi reksa dana online yang telah mendapat izin dari OJK, dan didukung oleh SoftBank. Investasi reksa dana bisa memiliki tingkat pengembalian hingga berkali-kali lipat dibanding dengan tabungan bank, dan merupakan instrumen investasi yang tepat bagi pemula. Bebas setor-tarik kapan saja, Ajaib memungkinkan penggunanya untuk berinvestasi sesuai dengan tujuan finansial mereka. Download Ajaib sekarang

Artikel Terkait